Bagi kamu yang memilih konsep pernikahan tradisional dimana kamu dan pasanganmu akan memakai baju akad nikah adat Jawa, berikut adalah sedikit informasi tentang baju akad nikah adat Jawa.
Perlu diperhatikan, informasi busana di bawah ini bukanlah bahasan yang dimana dulu diperuntukkan bagi kaum darah biru atau bangsawan, melainkan Kejawen Penuh. Namun, tentunya, di jaman sekarang ini, sudah tidak ada batasan antara yang kaum ningrat atau rakyat jelata. Selain itu, adat Jawa yang dipilih adalah Solo, bukan Jogja, dan keduanya memiliki perbedaan.
Baju Akad Nikah Adat Jawa pada Pengantin Pria
Mengenal atribut yang dikenakan oleh pengantin pria pada pakaian akad nikah Jawa ini bisa dimulai dari bagian kepala hingga kaki. Blankon, penutup kepala yang satu ini memiliki nilai filosofi bahwa segala pemikiran atau ide-ide yang dicetuskan haruslah tidak menyimpang dari nilai-nilai agama yang sudah ditanamkan selama ini. Ada pun untuk pakaiannya menggunakan Beskap, sebuah jas yang letak kancingnya berada di samping dan bukannya lurus dari atas ke bawah pada jas-jas pada umumnya.
Dikatakan bahwa beskap ini dulunya di desain oleh orang Belanda, diambil dari kata beschaafd yang memiliki arti berkebudayaan. Jarik atau brebed adalah kain batik yang dipergunakan adalah jenis yang hanya perbolehkan untuk acara-acara tertentu. Angkin atau stagen—kain panjang untuk melilit bagian perut—dan ikat pinggang juga diperlukan untuk menahan keris yang dipergunakan agar tidak lepas. Ada pun makna di balik keris yang dihiasi dengan untaian atau rangkaian bunga melati adalah siap-siaga. Yang terakhir adalah sandal atau selop yang disebut juga sebagai canela.
Mengenai aksesoris yang dipergunakan oleh pengantin pria pada baju akad nikah adat Jawa ini tidaklah sebanyak pengantin wanita. Biasanya yang wajib adalah bros emas yang disematkan pada beskap dan kalung emas, tidak lupa bunga melati yang diselipkan di kedua telinga dan berbentuk rangkaian sebagai kalung.
Busana pada Pengantin Wanita
Mengenal atribut yang dikenakan oleh pengantin wanita pada baju akad nikah adat Jawa ini bisa dimulai dari bagian kepala dimana sanggul dipasang dengan penutup dari rangkaian bunga melati dan cunduk mentul (tusukan konde emas) sebanyak 9 buah dipakai mengelilingi bagian atas sanggul dan dua buah untuk bagian samping sanggul. Di tengah-tengah kepala, tidak begitu jauh dari kening, dipasang dengan cunduk jongkat (tusukan konde emas dengan bentuk pipih seperti sisir kecil).
Selain untuk menutupi sanggul, rangkai bunga melati dibuat seperti ekor, dari sanggul sisi kanan hingga ke bagian dada, ini disebut dengan kembang tiga dodo. Setelah itu, bagian tubuh menggunakan kebaya pendek panjangnya sampai pinggul, warnanya disamakan dengan beskap pengantin pria, dan memakai pilihan kain atau jarik yang senada dengan stagen atau angkin yang lebih panjang dan lebar. Pengantin wanita menggunakan canela atau sandal yang sama warnanya dengan pasangannya.
Mengenai aksesoris, yang dipergunakan oleh pengantin wanita pada pernikahan adat Jawa hampir sama dengan pengantin pria. Hanya saja, pengantin wanita tidak menggunakan bros emas dan kalung yang dipergunakan berbentuk menggantung. Aksesoris lainnya adalah gelang emas yang modelnya bisa disamakan dengan kalung yang dipergunakan.
Demikian sedikit informasi tentang baju akad nikah adat Jawa atau Kejawen Penuh. Orang bisa memilih untuk memakai busana yang mana sesuai dengan pernikahan konsep adat jawa yang diinginkan. Semoga bermanfaat!