 
                Coba kamu perhatiin foto-foto pengantin adat Jawa yang bener-bener "pakem". Ada satu kata yang pasti bakal nyeletuk di kepala kamu: Manglingi.
Manglingi itu kata dalam bahasa Jawa yang artinya "bikin pangling". Si pengantin jadi kelihatan beda banget, sampe orang-orang (kadang ibunya sendiri!) nyaris tidak ngenalin. Tapi, bedanya itu bukan karena "berubah" jadi orang lain. Dia "berubah" jadi versi terbaik, paling agung, paling bercahaya dari dirinya sendiri. Seolah-olah ada aura baru yang keluar. Inilah jantung dari filosofi rias pengantin Jawa.
Di era makeup "no-makeup-makeup look" ala Korea atau bold contour ala Barat, riasan Jawa klasik berdiri di jalurnya sendiri. Tujuannya bukan buat mengubah fitur wajah biar jadi seperti orang lain. Tujuannya adalah menyempurnakan dan "membuka" aura sang pengantin, membuatnya "pantas" untuk jadi ‘Ratu Sehari’. Ini adalah proses yang lebih mirip ritual ketimbang sesi makeup biasa. Ada doa di setiap goresannya. Ada makna di setiap warnanya.
Artikel ini bakal ngajak kamu ngintip "tas kosmetik" seorang Pemaes (penata rias) adat. Kita tidak cuma ngebahas paes (lukisan dahi) yang udah sering kita obrolin, tapi kita bakal bedah makeup wajahnya. Dari alis yang bentuknya unik, mata yang dibikin "sendu", sampe bibir yang merah merona. Yuk, kita bedah bareng, kenapa riasan Jawa itu begitu magis dan everlasting.
Pemaes vs. MUA: Tangan Ajaib di Balik Riasan

Sebelum kita ngomongin makeup-nya, kita harus kenal dulu "pelukis"-nya. Dalam tradisi Jawa, yang merias pengantin itu bukan sembarang makeup artist (MUA). Sosoknya disebut Pemaes. Bedanya apa? Jauh banget.
- MUA (Makeup Artist) Modern: Fokus utamanya adalah teknik dan estetika. Gimana caranya bikin foundation mulus, eyeshadow nge-blend, dan contour yang tajam. Hasilnya harus cantik, flawless, dan fotogenik.
- Pemaes (Penata Rias Adat): Fokus utamanya adalah spiritual dan ritual. Seorang Pemaes sejati itu tidak cuma modal jago dandan. Dia harus "bersih" secara batin.
Tidak heran, Pemaes keraton rias pengantin Jawa yang sesungguhnya itu biasanya:
- Menjalankan Laku Prihatin: Mereka akan berpuasa (puasa mutih, puasa Senin-Kamis) beberapa hari sebelum merias. Tujuannya? Biar tangannya "dingin", hatinya tenang, dan doa-doa mereka terkabul. 
- Membaca Doa: Sepanjang proses merias, mulut atau hati mereka tidak berhenti merapal doa-doa baik untuk si pengantin. 
- Memegang Pakem: Mereka adalah penjaga gawang tradisi. Mereka paham filosofi di balik setiap lekukan paes dan setiap bentuk alis. 
Saat seorang Pemaes merias kamu, dia tidak cuma make over wajahmu. Dia lagi "nitipin" doa dan harapan kebahagiaan ke dalam dirimu lewat setiap goresan makeup.
Langkah Pertama: Ngerik (Ritual Membersihkan Kanvas)

Proses rias pengantin Jawa pakem tidak dimulai dengan primer atau moisturizer. Prosesnya dimulai dengan ritual Ngerik. Ngerik adalah proses mencukur atau membersihkan rambut-rambut halus (sinom) di area dahi, pelipis, dan tengkuk. Tapi, ini bukan sekadar "cukur" biar makeup nempel.
- Secara Teknis: Ya, ini ngebantu paes (lukisan dahi) bisa nempel sempurna di kulit yang bersih.
- Secara Filosofis: Ngerik adalah simbol pembersihan diri. Ini adalah ritual buat "membuang" semua hal buruk, sifat kekanak-kanakan, dan nasib sial dari masa lalu.
- Secara Spiritual: Ini adalah proses "membuka aura" wajah sang pengantin. Biar cahaya kecantikan batinnya bisa keluar dan memancar, bikin dia kelihatan manglingi.
Karakter Khas Rias Pengantin Jawa (The "Pakem" Look)

Setelah dahi bersih dan "terbuka", barulah proses makeup wajah dimulai. Riasan Jawa klasik punya karakter yang sangat spesifik, beda banget sama tren makeup zaman sekarang.
1. Kanvas Wajah: Tembok yang Sempurna
Makeup Jawa itu tidak kenal istilah "natural" atau "tipis-tipis".
- Foundation: Bedaknya harus tebal, rata, dan super mulus seperti porselen. Secara tradisional, warnanya dibuat sedikit lebih kuning atau lebih terang dari kulit asli. Kenapa? Biar kontrasnya dapet banget sama paes yang hitam legam.
- Finishing: Hasil akhirnya dead matte (tidak berkilap sama sekali). Ini penting biar wajahnya "tahan banting" selama berjam-jam prosesi dan tidak "pecah" pas difoto pake flash zaman dulu.
2. Alis: Si Nanggal Sepisan atau Menjangan

Ini dia salah satu kunci "manglingi"-nya rias pengantin Jawa. Alis pengantin Jawa pakem itu bukan "alis serat" ala Thailand.
- Bentuk: Alisnya dibentuk melengkung tinggi, menyerupai tanduk rusa (menjangan) atau bulan sabit di tanggal satu (nanggal sepisan).
- Filosofi: Bentuk ini adalah simbol harapan. Rusa (menjangan) adalah hewan yang cerdik, lincah, dan anggun. Harapannya, si pengantin wanita bisa jadi istri yang cerdas, lincah beradaptasi, dan tetap anggun dalam menghadapi masalah.
- Proses: Alis asli seringkali "dikerik" atau ditutup total pake concealer tebal, lalu dilukis ulang dari nol buat ngebentuk lengkungan yang sempurna.
3. Mata: Sendu dan "Berbicara"
Riasan mata Jawa itu fokusnya bukan di warna-warni eyeshadow, tapi di bentuk.
- Bentuk: Dibuat biar mata kelihatan lebih "sendu" dan "damai", seperti mata rusa (nyambung sama alisnya).
- Teknik: Menggunakan eyeshadow warna gelap (hitam, cokelat tua) di ujung luar mata dan eyeliner hitam pekat buat ngebingkai. Hasilnya adalah classic smoky eye yang tidak pernah ketinggalan zaman.
- Bulu Mata: Wajib cetar! Bulu mata palsu yang tebal dan lentik itu penting buat "membuka" mata.
4. Pipi: Rona Merah Tanda Bahagia

Blush on pengantin Jawa itu tidak main shading atau contour hidung yang tajam.
- Warna: Pakemnya adalah merah cerah atau pink yang ngejreng. 
- Filosofi: Warna merah di pipi itu bukan buat nirusin wajah, tapi sebagai simbol rona bahagia. Ini adalah tanda bahwa si pengantin lagi tersipu malu dan hatinya dipenuhi kebahagiaan. 
5. Bibir: Merah Simbol Keberanian
Lupakan lipstik nude atau ombre untuk rias pengantin Jawa.
- Warna: Wajib merah merona. Bisa merah cabe, merah marun, atau merah sirih. 
- Bentuk: Bibir dibingkai dengan rapi (lip liner) dan diisi penuh. 
- Filosofi: Warna merah adalah simbol keberanian, kehidupan, dan kesuburan. Ini adalah doa biar si pengantin wanita berani memasuki kehidupan barunya, tidak cengeng, dan siap jadi ibu. 
6. Mahkota Riasan: Paes
Setelah semua makeup wajah selesai, barulah Pemaes "memahkotai" wajah itu dengan paes hitam di dahi (baik Paes Solo yang runcing atau Paes Jogja yang tumpul). Paes ini adalah "diagram doa" yang mengunci dan menyempurnakan seluruh riasan.
Evolusi Modern: Saat Pakem Bertemu Tren Kekinian

"Tapi, Kak, aku ingin makeup-nya lebih soft. Apa bisa?"
Tentu aja bisa! Di sinilah serunya rias pengantin Jawa zaman sekarang. Banyak MUA modern yang jago banget "nerjemahin" pakem ini jadi lebih kekinian, tanpa ngilangin jiwanya.
- Foundation: tidak lagi dead matte. Sekarang trennya ke satin finish atau glowing sehat. Warnanya pun dibuat persis seperti warna kulit, tidak lagi "putih topeng". 
- Alis: Ini yang paling banyak berubah. Banyak pengantin yang ngerasa tidak pede pake alis menjangan. Mereka minta alis serat (bulu-bulunya disisir ke atas) yang lebih natural. Hasilnya? Tetep cantik, tapi nuansa "Jawa"-nya sedikit berkurang. 
- Bibir: Ini juga. Banyak yang ganti bibir merah merona dengan warna-warna soft seperti nude-brown, peach, atau pink lembut, biar kelihatan lebih "muda" dan fresh. 
- Paes: Ada yang tetep pake paes hitam (Gaya 1), ada yang tidak pake paes sama sekali (Gaya 2), seperti yang kita bahas di artikel hijab sebelumnya. 
"Rasa" Jawa yang tidak Bisa Bohong

Pada akhirnya, rias pengantin Jawa itu adalah sebuah pilihan. Milih makeup Jawa pakem (Gaya 1, alis menjangan, bibir merah) berarti kamu siap buat "menyerah" seutuhnya sama tradisi. Kamu percaya sama Pemaes buat ngubah kamu jadi sosok Ratu yang agung dan manglingi.
Milih makeup Jawa modern (Gaya 2, alis serat, bibir nude) berarti kamu ingin nyari jalan tengah. Kamu ingin tetap nyaman jadi diri sendiri, tapi dengan "sentuhan" Jawa yang kental (misalnya, tetep pake cunduk mentul dan melati).
Tidak ada yang salah, tidak ada yang bener. Tapi satu hal yang pasti: rias pengantin Jawa itu bukan cuma soal makeup. Ini soal "rasa". Ada "rasa" sakral, "rasa" hormat sama leluhur, dan "rasa" doa yang tidak bakal kamu temui di makeup look lainnya. Dan "rasa" itulah yang bikin riasan ini abadi.
Siap jadi versi terbaik dari dirimu di hari istimewa? Temukan inspirasi rias pengantin adat dan temui ratusan vendor rias profesional di WeddingMarket. Mulai dari makeup artist klasik hingga modern, semuanya siap bantu wujudkan aura “manglingi” di hari pernikahanmu. Kunjungi weddingmarket.com dan temukan vendor terbaikmu sekarang!
Cover | Fotografi: Venema Pictures via Alyssa Daguise
 
                         
                     
                     
             
                     
                             
                        
                        