Menjadi vendor pernikahan yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan dan juga mengkoordinir pelaksanaan pernikahan seseorang, tentu bukanlah hal yang mudah. Selain harus memiliki kredibilitas serta integritas yang mumpuni, perusahaan penata acara atau yang lazim dikenal sebagai Wedding Organizer pun akan jauh lebih baik bila telah berbadan hukum. 

Menilik pada kebutuhan masyarakat atas perusahaan penata acara yang berkualifikasi, maka Hastana pun kembali menelurkan terobosan terbarunya dengan membentuk DPW Jabodetabek sebagai wadah untuk para pelaku usaha sejenis agar dapat berkembang dan berinovasi menjadi perusahaan penata acara yang lebih berkredibilitas lagi. 

Dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-1 yang diselenggarakan di Nine Ballroom Thamrin, pada Senin, 06 Desember 2021 Bpk Gandhi P Selaku Ketua Umum Hastana pun turut menyampaikan aspirasinya, dimana beliau berharap bahwa dengan terbentuknya DPW Hastana JABODETABEK dapat menjadi langkah visioner bagi para pelaku usaha penata acara dalam memenuhi standar pelayanan yang terbaik bagi para calon pengantin dan juga dapat mematuhi peraturan-peraturan dari pemerintah untuk menjaga kondisi industri wedding, khususnya ditengah masa pandemik seperti saat ini. 

"Meski terbentuk sebagai DPW ke 5 setelah DPW Hastana Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Yogyakarta, namun DPW JABODETABEK sendiri terdiri dari para pelopor terbentuknya Hastana. Oleh karena itu, besar harapan saya agar DPW Hastana Jabodetabek dapat menjadi poros bagi industri wedding di Indonesia, khususnya bagi perusahaan penata acara di Indonesia" tutur Bpk Gandhi P dalam sesi sambutannya.

Dalam acara Muswil DPW Hastana Jabodetabek ke 1 kali ini, hadir pula Kepala Bidang Industri Pariwisata DKI Jakarta Bapak Dedi Sumardi yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Andhika Permata, serta perwakilan asosiasi lain seperti APJI (Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia), APPGINDO (Asosiasi Pengusaha Pernikahan dan Gaun Indonesia), ASGEPERINDO (Asosiasi Gedung & Tempat Resepsi Indonesia), ASPEDI (Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia), HIPDI (Himpunan pengusaha dokumentasi Indonesia, IPAMI (Ikatan Pengusaha Musik Pernikahan Indonesia), PPJI ( Persatuan Pengusaha Jasa Boga Indonesia), HIPAPI (Perkumpulan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia), Harpi Melati (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia) dan DPW Hastana Indonesia dari daerah lainnya.

Wah, semoga dengan terbentuknya DPW Hastana Jabodetabek kali ini, dapat menjadi pertanda baik dari perkembangan dan inovasi industri wedding sebagai salah satu sektor industri ekonomi kreatif di Indonesia ya!

(IIM)