Pernikahan pasti mempunyai salah satu ciri khas tersendiri. Bunga menjadi salah satu dari ciri khas tersebut, entah digunakan untuk dekorasi maupun keperluan lainya. Bahkan ada beberapa daerah yang menggunakan bunga sabagai salah satu cara mempercantik hiasan rambut dan juga busana. Namun yang biasanya tidak kalah krusian adalah buga untuk tangan. Dalam pernikahan Internasiona mungkin ini sering ditemui untuk prosesi lempar bunga. Ternyata buket bunga untuk pernikahan tradisional juga sebenarnya ada.
Menurut tradisi bunga tangan pengantin ini sudah berlangsing sejak abad ke-15 di Yunani dan Roma. Dahulu, buket tangan yang dibawa pengantin merupakan sebuah trik untuk mengurangi bau badan. Sementara dalam tradisi kuno lain, buket bunga pengantin konon berfungsikan untuk mengusir roh-roh jahat. Tentunya selama ini kamu tidak mengetahui jika tetap bisa kok memilih menggunakan bunga tangan jika menggelar pernikahan secara tradisional. Kami akan membahas inspirasi buket pernikahan untuk pernikahan tradisional.
- Buket pernikahan untuk pengantin Minahasa
Buket bunga untuk pernikahan tradisional ternyata sudah ada pada adat Minahasa. Pada adat ini Rangkaian bunga tangan yang dibawa pengantin wanita Minahasa haruslah berwarna putih. Pemilihan bunga warna putih ini merupakan lambang dari kesuciaan dan kemurnian cinta. Untuk jenis bunganya sendiri terdiri dari kerk lely putih, tambal loi atau anggrek golden shower dan daun penunjang. Namun ada juga pengantin yang memilih bunga mawar putih.
Yang unik dalam buket bunga ini, jumlah bunga yang akan dibawa harus berjumlah 9 tankai. Tepatnya adalah 9 buah yang mekar dan 9 buah yang kuncup. Anka 9 sendiri bukan hanya dipercaya oleh budaya China sebagai angka keberuntungan saja, tetapi orang Manado juga menyakini hal tersebut. Selain itu, bunga tangan pengantin Minahasa juha harus bunga asli. Hal ini dilakukan agar pengantin wanita tidak tersinggung dan menggangap cinta pasangannya juga palsu jika diberikan bunga palsu kepada pengantin wanita.
- Buket pernikahan pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
Baamar Galung Pancar Matahari merupakan salah satu busana pengantin asal suku Banjar, Kalimantan Selatan yang telah dicipatakan sekitar abad ke-17. Busana ini banyak mendapat mengaruh budaya Hindu dan Jawa menjelang masuknya Islam di Indonesia. Selain itu pengantin dari Banjar juga memiliki buket bunga pernikahan yang ditusuk dengan lidi dan biasanya isinya beragam.
Dalam istilah Banjar, rangkaian bunga tangan yang dibawa oleh pengantin wanita disebut dengan Palimbaian. Untuk pengantin Baamar Galung Pancar Matahri rangkaian bunga terbuat dari daun sirih sebagai alasnya, kemudian bagian atas diletakkan daun kelapa sepanjang kurang lebih 30 cm yang terdiri dari 11-15 lidi. Tak ketinggalan bunga mawar, melati, dan kenanga juga dirangkai dengan cara ditusuk pada lidi tersebut. Tentunya ini merupakat buket bunga untuk pernikahan tradisional yang sangat menarik.
- Buket Tangan pengantin Ba’bajukun Palung Pacinan
Satu lagi busana adat Banjar yang menggunakan rangkaian bunga sebagai salah satu pelengkap adalah Ba’bajukun Palung Pacinan. Busana ini merupakan hasil perpaduan dari budaya Arab dan China yang masuk kewilayah Banjar, Kalimantan Selatan.
Ciri bunga khas untuk baju ini adalah 13 bogam kecil yang dirangkai berbentuk oval. Di sekeliling rangkaian bunga juga diberi Mayang pinang. Salah satu hal yang menjadi menarik adalah jika umumnya buna tangan hanya dibawa oleh mempelai wanita, namun untuk adat Banyar baik pengantin wanita maupun pria akan membawa buket bunga untuk pernikahan tradisional ini di pelaminan.
- Buket Tangan pengantin Dayak Bawi Kuwu
Dayak merupakan salah satu suku asli yang mendiami pulau Kalimantan terutama wilayah Kalimantan Barat sejak zaman dahulu. Jika ditelisik dari asal-usuh sejarah dan tradisi, kebhinekaan di Kalimantan Barat juga tak terlepas dari pengaruh budaya Melayu yang sempat menguasi provinsi ini. Maka tak heran, bila dalam satu provinsi saja,
Anda akan menemui beragam ciri khas gaya busana pengantin; salah satunya pengantin Dayak Bawi Kuwu. Pada pengantin Dayak Bawi Kuwu, mempelai wanita akan membawa buket tangan pengantin yang terdiri atas giling pinang/ pinang berukir luat/ daun sirih, mayang pinang, wunrung natringit burung, dan janur berbentuk burung.
- Buket tangan pengantin Ma’nyan Ngamuan Gunung Perak
Ciri khas busana pengantin Dayak Ma’nyan Ngamuan Gunung Perak ada pada warna merah menyala yang dikenakan. Pengantin wanita akan mengenakan bunga tangan natringit/janur kelapa berbentuk burung 5 tangkai, daun sawang 9 tangkai, daun sirih/luat 3 tangkai, Mayang pinang 2-7 tangkai, buah pinang 3 buah, asparagus, anggrek, dan melati.
Itulah merupakan inspirasi buket bunga untuk pernikahan tradisional. Bunga menjadi salah satu perpaduan yang menarik dan menjadi hal wajib untuk pernikahan baik tradisional maupun internasional. Jangan sampai kamu dan pasangan salah memilih bunga ya!