
Dalam pesta pernikahan, ada dua konsep yang sering digunakan yaitu modern dan tradisional. Sesuai namanya, untuk pernikahan modern semua hal yang digunakan mulai dari dekorasi hingga pernak-pernik yang dipakai bergaya kekinian. Hal tersebut juga berlaku pada perkawinan bercorak tradisional.
Khusus pernikahan tradisional, Indonesia sendiri mempunyai banyak suku dengan adat yang beragam. Maka tidak heran jika perkawinan tradisional di Indonesia banyak jenisnya. Tidak hanya terpaku pada adat Jawa, namun terdapat adat-adat lain yang sering digunakan.
Salah satu pernikahan tradisional yang juga populer di kalangan masyarakat adalah pernikahan adat Minangkabau. Seperti halnya pada masyarakat lain, pernikahan adat Minangkabau juga mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri, baik secara pakaian maupun aksesoris yang digunakan.
Salah satu yang paling mencolok adalah aksesoris kepala yang digunakan oleh pengantin perempuan. Aksesoris tersebut biasa disebut sebagai suntiang. Bagi sebagian orang terlebih di luar suku Minangkabau, mungkin suntiang tidak terlalu familiar. Tetapi bagi masyarakat setempat, suntiang mempunyai filosofi dan sejarah penting bagi mereka.
Suntiang tidak hanya sebatas aksesoris namun juga mengandung arti lebih. Oleh sebab itu, sudah selayaknya anak-anak muda Minangkabau untuk mencari tahu lebih lanjut terkait suntiang. Entah dalam hal definisi, sejarah hingga jenisnya. Jika kamu bingung mencari tahu terkait hal tersebut, bisa menyimak informasi di bawah ini!
1. Definisi

Suntiang merupakan aksesoris kepala yang sering dipakai oleh perempuan Minangkabau dengan ciri khas berupa ukurannya yang besar dan berwarna emas. Suntiang sendiri memiliki bentuk setengah lingkaran yang dipenuhi dengan ornamen berpola flora dan fauna seperti bunga mawar, pisang, burung merak, ikan dan kupu-kupu. Dengan berbagai ornamen tersebut tidak heran jika berat suntiang bisa mencapai 5 kg.
Suntiang sendiri sering digunakan oleh perempuan di hari pernikahan, baik pengantin maupun pendampingnya. Walaupun begitu, terdapat perbedaan yang mencolok antara suntiang pengantin dan suntiang pendamping. Perbedaan tersebut terletak pada ukuran yang dimiliki. Suntiang pengantin memiliki bentuk yang lebih besar serta lebih berat. Hal ini dilakukan sebagai penanda sosok pengantin yang menikah. Di sisi lain, aksesoris yang digunakan pendamping memiliki bentuk yang lebih kecil dan cenderung lebih ringan.
Meskipun begitu, belakangan suntiang mengalami banyak perubahan, terutama dari bahan baku. Jika sebelumnya bahan dasar suntiang terbuat dari emas, perak, dan tembaga, maka sekarang aksesoris ini banyak dibuat dari bahan alumunium. Lebih simpel dan praktis menjadi alasan utama mengapa suntiang mengalami perubahan. Selain itu, dengan digunakannya alumunium membuat suntiang lebih ringan dibanding saat memakai tembaga.
2. Sejarah Suntiang

Sebenarnya asal-usul suntiang, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun beberapa sumber mengatakan bahwa suntiang bersumber dari akulturasi kebudayaan Cina dan Minangkabau. Tetapi seiring waktu, kebudayaan Minangkabau lah yang lebih mendominasi. Dibuktikan dengan penggunaan berbagai ornamen yang mencerminkan unsur makhluk dari beberapa habibat kehidupan, seperti darat, udara dan laut. Ketiga hal tersebut sesuai dengan prinsip yang dianut oleh masyarakat Minangkabau dimana selalu memetik apapun pelajaran yang berasal dari alam.
3. Jenis Suntiang
Setelah mengetahui terkait definisi dan sejarahnya, selanjutnya yang akan dibahas adalah jenis-jenis suntiang. Seperti yang diketahui bersama bahwa ada beberapa jenis suntiang yang dikenal dalam masyarakat Minangkabau. Tentunya suntiang-suntiang tersebut memiliki bentuk serta ditujukan untuk orang yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, untuk menghindari menggunakan suntiang yang salah pada hari pernikahan, tidak ada salahnya untuk kamu mengenal lebih jauh terkait jenis-jenis suntiang yang sering digunakan antara lain :
a. Suntiang Gadang

Jenis pertama yang perlu kamu tahu adalah suntiang gadang. Suntiang satu ini merupakan tipe yang paling sering dijumpai di pesta pernikahan. Pasalnya suntiang gadang memang khusus ditujukan bagi pengantin wanita dan dipakai saat resepsi dilaksanakan.
Salah satu hal yang menjadi ciri khas dari suntiang gadang adalah jumlah tingkat kembang goyang yang tersemat di dalamnya. Biasanya yang disematkan berjumlah ganjil dengan jumlah paling tinggi adalah 11 tingkat, sedang yang terendah adalah 7 tingkat.
Masyarakat Minang sendiri mengenal beberapa tingkatan dalam penempatan kembang hingga membentuk suntiang, yaitu :
- Bungo sarunai: Bungo sarunai merupakan bunga deretan paling bawah yang menjadi dasar dari suntiang yang terdiri dari 3-5 lapisan.
- Kembang Gadang: Setelah bungo sarunai, ditempatkan deretan kembang gadang yang terdiri dari 3- 5 lapisan
- Kambang Goyang: Terakhir adalah kambang goyang yang merupakan deretan bunga yang terletak di bagian atas.
Selain ketiga ornamen tersebut, terdapat hiasan tambahan di dalam suntiang yaitu kote-kote. Sebuah hiasan yang biasanya ditempatkan di bagian kanan dan kiri kepala pengantin.
b. Suntiang Ketek

Berbeda dengan suntiang gadang yang khusus digunakan oleh pengantin wanita, suntiang ketek justru memiliki jangkauan yang lebih luas. Tidak hanya dipakai oleh para pengiring pengantin di pesta pernikahan, tapi juga digunakan di kesempatan berbeda seperti karnaval dan acara adat resmi lain. Selain lebih beragam dari segi jangkauan pemakainya, suntiang ketek juga memiliki bentuk dan hiasan yang lebih kecil dibanding suntiang gadang.
c. Suntiang Pisang Saikek
Suntiang pisang saikek merupakan jenis suntiang yang sering dipakai oleh masyarakat pesisir Selatan. Hal yang menjadi pembeda antara suntiang pisang dengan jenis yang lain adalah terletak pada ornamen yang digunakannya. Pada suntiang pisang cenderung menggunakan hiasan berukuran kecil.
d. Suntiang Pisang Saparak
Suntiang pisang saparak merupakan jenis suntiang yang berasal dari wilayah Solok, Sumatera Barat. Salah satu yang menjadi ciri khas dari aksesoris ini adalah penambahan hiasan berupa kain bermotif yang diletakkan di bagian depan. Sedang di bagian lain, ditambahkan ornamen berbentuk bunga serta ornamen lain berwarna emas.
e. Suntiang Kambang
Sesuai namanya, suntiang satu ini mempunyai bentuk seperti bunga. Secara umum, bentuk suntiang kambang sama seperti yang lain dengan bentuk setengah lingkaran. Hanya saja terdapat tambahan hiasan berupa bunga bergoyang di bagian depannya. Oleh karena hiasan tersebut, tidak heran jika suntiang kambang juga sering disebut dengan suntiang kembang goyang.
4. Makna

Seperti yang diketahui bersama bahwa setiap aksesoris adat yang digunakan oleh masyarakat mempunyai makna tertentu yang sangat berarti bagi mereka. Termasuk juga suntiang. Dalam masyarakat Minangkabau, suntiang mempunyai arti kedewasaan bagi perempuan.
Hal ini tidak lepas dari suntiang yang selalu dikaitkan dengan pengantin sehingga tidak heran jika benda tersebut selalu berkaitan erat dengan kedewasaan seorang perempuan. Selain itu, dalam proses penggunaan suntiang, para pengantin wanita juga harus melalui berbagai prosesi tradisi perkawinan yang tidak bisa diikuti oleh sembarang orang.
Selain itu, tolok ukur kedewasaan dalam masyarakat Minangkabau juga dilihat dari tanggung jawab yang ditanggung. Bagi perempuan Minang yang telah dewasa, mereka harus bertanggung jawab atas keluarga serta masyarakat sekitar. Beratnya tanggung jawab, diimplementasikan ke dalam bobot suntiang yang bisa mencapai 3-5 kg.
Itulah serba-serbi tentang suntiang yang perlu diketahui oleh banyak orang. Selain dibanggakan karena bentuknya yang unik, asal usul dan filosofi yang terkandung dalamnya tersebut juga patut dibanggakan. Pasalnya hal tersebut berkaitan dengan kebiasan dan tradisi yang diyakini oleh masyarakat hingga mengantarkan suntiang seperti sekarang.
Oleh sebab itu, setelah mengetahui berbagai pengetahuan terkait suntiang diharapkan para anak muda terkhusus yang berasal dari Sumatera Barat dapat lebih bangga terhadap adat dan keunikan yang dimiliki daerahnya dan tidak segan untuk mengaplikasikan adat tersebut ke dalam pesta pernikahan.
Pernikahan adat selalu punya daya tariknya sendiri. Kalau kamu ingin menemukan lebih banyak inspirasi adat lain untuk hari bahagiamu, jangan lupa kunjungi WeddingMarket dan temukan vendor terbaik sesuai impianmu.
Cover | Foto Rozzy Motret via Minang Wedding Inspiration