Coba kamu buka Instagram dan ketik hashtag #PengantinJawaHijab. Apa yang kamu temukan? Ribuan foto wanita dengan tampilan yang luar biasa... dan luar biasa beragam. Ada yang tampil super agung dengan paes hitam legam di atas ciput, lengkap dengan cunduk mentul sembilan. Ada juga yang tampil lebih soft, tanpa paes sama sekali, tapi tetap anggun dengan hijab yang dibentuk menyerupai sanggul dan untaian melati tibo dodo.
Fenomena pengantin Jawa hijab bukan lagi hal baru atau "aneh". Ia telah menjadi sebuah identitas baru, sebuah pilihan gaya yang mapan dan punya banyak "aliran". Di artikel sebelumnya, kita udah ngintip "dapur" teknisnya: gimana para Pemaes dan MUA (Makeup Artist) ngakalin pakem biar paes bisa nempel di ciput dan cunduk mentul bisa nancep tanpa sanggul. Nah, di artikel kali ini, kita tidak akan bahas "cara bikin"-nya lagi. Kita akan fokus di "etalase"-nya.
Artikel ini adalah panduan gaya, sebuah lookbook inspirasi buat kamu. Kita bakal bedah bareng spektrum gaya pengantin Jawa hijab yang ada saat ini. Karena faktanya, "Jawa Hijab" itu bukan cuma satu tampilan, tapi sebuah spektrum yang membentang dari yang paling sakral hingga yang paling personal.
Ini adalah panduan buat kamu yang lagi galau di tengah persimpangan: "Aku pengen banget kelihatan Jawa, tapi aku juga pengen tetep syar'i. Aku pengen menghormati leluhur, tapi aku juga pengen jadi diriku sendiri. Jadi, aku harus pilih gaya yang mana?"
Jiwa di Balik Pilihan: Kenapa Tren Ini Begitu Kuat?
Sebelum kita bedah gayanya, kita perlu paham dulu "kenapa"-nya. Kenapa sih tren ini meledak banget? Ini bukan lagi sekadar soal "ngakalin" aturan agama. Ini jauh lebih dalem dari itu. Pilihan untuk menjadi pengantin Jawa berhijab adalah sebuah statement identitas yang kuat dari wanita Indonesia modern.
Ini adalah pilihan, bukan kompromi. Dulu, wanita dipaksa memilih: mau tampil adat (berarti buka rambut) atau tampil syar'i (berarti ninggalin paes dan sanggul). Sekarang, wanita modern menolak untuk disuruh memilih. Dia bilang, "Kenapa aku harus milih? Aku bisa jadi keduanya."
Pernyataan identitas berlapis. Memilih look ini adalah cara seorang wanita berkata: "Identitas saya itu berlapis. Saya seorang Muslimah yang taat, saya seorang wanita Jawa yang bangga sama akarnya, dan saya seorang pribadi modern yang hidup di abad ke-21. Dan ketiga identitas itu bisa hidup rukun dan indah di dalam satu diri saya."
Estetika baru yang memukau. Jujur aja, perpaduan ini juga melahirkan sebuah estetika baru yang luar biasa cantik. Kontras antara kebaya beludru hitam yang pekat, paes hitam yang sakral, kilau emas dari aksesori, berpadu dengan kelembutan hijab yang membingkai wajah... look-nya jadi "bold", misterius, agung, tapi di saat yang sama tetep santun dan adem dilihat. Oke, sekarang kita udah paham jiwanya. Mari kita bedah "wajah"-nya.
Spektrum Gaya: Menemukan "Wajah" Jawa Hijab Milikmu
Pengantin Jawa hijab itu tidak cuma satu gaya. Setidaknya, ada tiga "aliran" utama yang bisa kamu pilih, dari yang paling sakral sampe yang paling simpel.
GAYA 1: Si Patuh Pakem (The "Purist" Hijab Look)
Inilah gaya yang paling "niat" dan paling sakral. Ini adalah gaya buat kamu yang bilang, "Aku mau hijab, tapi aku mau full pakem Solo atau Jogja. tidak mau ada yang dikurang-kurangin!"
Ciri Khas:
- Paes Lengkap: Ini adalah inti dari gaya ini. Paes (Gajahan, Pengapit, Penitis, Godheg) khas Solo atau Jogja dilukis atau ditempel lengkap di atas ciput.
- Aksesori Penuh: Semua aksesori pakem dipakai. Cunduk Mentul (jumlah 7 atau 9 buat Solo, 3 atau 5 buat Jogja) ditancapkan di "sanggul palsu" di balik hijab.
- Melati Wajib: Tibo Dodo melati menjuntai di dada (kiri untuk Solo, kanan untuk Jogja), Centhung di atas telinga, dan Ronce Melati di belakang sanggul palsu.
- Hijab: Style hijabnya dibuat sangat clean dan nempel di wajah, biar paes di ciput jadi bintang utamanya.
Siapa yang suka gaya ini? Pengantin yang cinta mati sama pakem adat. Biasanya keluarganya juga masih "Jawa banget" dan ingin prosesi yang paling sakral dan manglingi (bikin pangling).
Yang perlu kamu tahu: Ini adalah look yang paling berat di kepala. Proses riasnya juga paling lama (bisa 3-4 jam sendiri). Tapi hasilnya... dijamin bikin semua orang terpana.
GAYA 2: Si Modern Minimalis (The "Inspired-By" Look)
Ini adalah gaya pengantin Jawa hijab yang paling nge-tren dan paling banyak dipilih pengantin milenial dan Gen-Z. Prinsipnya: "Aku mau vibe-nya Jawa, tapi aku tidak mau pake paes hitam. Aku pengen lebih ringan, chic, dan modern."
Ciri Khas:
- Tanpa paes hitam: Ini kuncinya. Dahi dibiarkan "bersih", hanya dibingkai oleh hijab dan makeup.
- Fokus Pindah ke Aksesori: Karena paes-nya hilang, "rasa Jawa"-nya didapet dari mana? Dari aksesori yang "dicomot" sebagian.
- Sanggul palsu diganti style hijab: tidak ada lagi bantalan sanggul yang kaku. Cunduk Mentul (biasanya jumlahnya dikurangi, misal 5 atau 3 aja biar ringan) ditusukkan langsung ke style hijab modern yang udah dibentuk bervolume.
- Melati tetap jadi andalan: Seringkali, Tibo Dodo melati tetep dipakai karena efeknya yang instan bikin kelihatan "Jawa" dan anggun.
Siapa yang suka gaya ini? Pengantin yang pengen tampil praktis, ringan, dan modern. Dia pengen ada "sentuhan Jawa" sebagai penghormatan, tapi tidak mau full adat.
Yang perlu kamu tahu: Karena dahinya "polos", di sinilah peran makeup wajah jadi sangat krusial. Makeup-nya harus flawless dan on point banget. Look ini juga ngasih kebebasan lebih buat MUA berkreasi dengan style hijab (misal draping asimetris).
GAYA 3: Si "Dodotan" Berhijab (The "Basahan" Hijab Look)
Ini adalah level tertinggi dari pengantin Jawa hijab. Basahan atau Dodotan adalah busana paling sakral, di mana pengantin (dulu) tidak pakai baju, cuma kemben kain dodot dan bahunya dibaluri lulur kuning (boreh).
Terus, gimana caranya dihijab? Ini dia tantangan terbesarnya.
Ciri Khas:
- Dodot Tetap Dipakai: Kain dodot yang super lebar itu tetep dililitkan ke badan sebagai busana utama.
- Solusi Baju Dalam: Kuncinya ada di inner atau manset. Pengantin akan pakai manset lengan panjang yang warnanya persis kayak warna kulit (nude). Ini wajib biar aurat lengan dan leher tertutup.
- Paes Wajib Ada: Karena ini busana Paes Ageng (Riasan Agung), maka paes lengkap (Gaya 1) wajib hukumnya dilukis di atas ciput.
- Aksesori Super Lengkap: tidak cuma hiasan kepala, tapi juga kelat bahu (gelang di lengan atas) dan pending (gesper besar). Kelat bahu-nya dipakai di luar manset.
Siapa yang Suka Gaya Ini? Pengantin yang super niat, punya impian tampil kayak Ratu Keraton yang sesungguhnya. Ini adalah look yang paling agung, paling sakral, dan dijamin paling bikin manglingi.
Yang Perlu Kamu Tahu: Look ini sering jadi perdebatan, terutama soal penggunaan manset warna kulit yang "menipu mata". Tapi secara estetika, ini adalah cara paling jitu buat dapet look Basahan tapi tetep tertutup. Kamu harus super nyaman dan percaya diri buat pakai ini.
Harmonisasi Elemen Lain: Kebaya & Polesan Wajah
Ingat, pengantin Jawa hijab itu bukan cuma soal paes dan hijab di kepala. Dua elemen ini juga penting buat nentuin hasil akhirmu.
1. Pilihan Kebaya
- Tim Klasik: Kebaya beludru (hitam, biru tua, hijau tua) adalah pilihan default yang tidak pernah salah. Beludru itu punya "napas" Jawa yang paling kuat. Dipaduin sama paes hijab (Gaya 1), hasilnya bakal sakral banget.
- Tim Modern: Banyak pengantin (terutama yang milih Gaya 2) sekarang berani mix and match. Mereka pakai kebaya modern bahan brokat, tulle, atau full payet (dengan warna-warna kekinian kayak rose gold, sage green, champagne) tapi aksesori kepalanya tetep pakai cunduk mentul dan melati. Hasilnya? Look "Jawa Modern" yang lebih ringan.
2. Polesan Makeup Wajah
Gimana MUA nyeimbangin riasan wajah dengan paes di ciput?
- Kuncinya di "Kanvas": Base makeup harus super flawless. Kulit harus kelihatan sehat, mulus, dan "mahal".
- Mata: Karena paes-nya udah "rame", riasan mata biasanya dibuat lebih soft glam. Fokus di bulu mata palsu yang cetar tapi tetep natural, dan eyeliner tipis. tidak terlalu main eyeshadow warna-warni biar tidak "tabrakan".
- Bibir: Riasan Jawa klasik itu kuncinya di bibir merah merona. Tapi buat look hijab modern, warna-warna nude, peach, atau brownish red (merah bata) sering jadi pilihan biar kelihatan lebih lembut dan fresh.
Bukan Kompromi, tapi Identitas Baru
Lihat, kan? Pengantin Jawa Hijab itu bukan lagi sebuah kompromi yang "dipaksain". Ini udah jadi sebuah identitas baru yang utuh, yang punya banyak aliran gaya. Kamu tidak perlu lagi pusing milih antara jadi "Jawa" atau jadi "Muslimah". Kamu bisa jadi keduanya, dengan cara yang paling indah. Ini adalah bukti paling nyata kalo budaya itu tidak kaku. Budaya itu cair, dia bakal terus ngikutin napas zaman dan nemuin jalannya sendiri biar tetep relevan dan dicintai sama generasi baru.
Jadi, mau pilih gaya mana pun—apakah itu Si Patuh Pakem yang sakral, Si Modern Minimalis yang ringan, atau Si Dodotan yang agung—yang paling penting adalah kamu nyaman. Pilih gaya pengantin Jawa hijab yang paling jujur, yang pas kamu ngaca, kamu bisa senyum dan bilang, "Ini aku banget."
Nah, siap menemukan gaya pengantin impianmu? Semua inspirasimu bisa terasa makin nyata saat bertemu langsung dengan para vendor terbaik. Yuk, lengkapi perjalanan persiapan pernikahanmu dengan mengunjungi WeddingMarket Fair—tempat di mana ide, rekomendasi, dan solusi bertemu dalam satu pengalaman yang seru dan berkesan. Cek jadwal event terbaru dan amankan tiketmu sekarang di weddingmarketfair.com!
Cover | Foto via Dwi Hr MUA