Untuk menjalani kehidupan berumah tangga tentunya bukan keputusan yang bisa diambil dalam sekejap mata. Sebelum melangkah lebih jauh menuju ke jenjang pernikahan, bukan hanya persiapan secara finansial yang penting untuk dipikirkan, melainkan juga secara psikologis kamu dan pasangan haruslah benar-benar yakin satu sama lainnya. Dengan kata lain, baik secara mental dan emosional juga harus dipersiapkan.
Mengapa demikian? Sebab, pernikahan membutuhkan kesungguhan serta kesiapan untuk menghadapi berbagai macam ujian dalam pasang surut pernikahan. Tidak selamanya pernikahan itu berjalan lancar tanpa hambatan, pastinya setelah menikah akan ada saja berbagai macam ujian yang datang. Untuk itu, sebelum menikah kamu dan pasangan harus bisa berkompromi dengan diri sendiri maupun memahami satu sama lain, salah satunya dalam memecahkan masalah.
Memang tak ada tolok ukur yang pasti untuk mengetahui seberapa siap kamu dan pasangan sebelum memutuskan untuk menikah dan menjalani hidup bersama. Setiap orang bisa berbeda-beda caranya. Namun, kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal berikut ini untuk mengetahui seberapa siapkah kamu dan pasangan untuk hidup bersama sebagai suami istri.
Mengenali diri sendiri
Menjalani kehidupan berumah tangga bukanlah perkara yang mudah, sebab hubungan setelah pernikahan akan sangat berbeda sekali dengan saat pacaran. Maka dari itu, hal yang terpenting untuk kamu memulai persiapan sebelum menikah adalah kenali diri sendiri terlebih dahulu, pahami kelemahan dan kelebihan yang kamu miliki. Agar kelak di kala menemui masalah dalam pernikahan, kamu tidak hanya menyalahkan diri sendiri.
Dengan memahami diri sendiri, maka kamu juga akan mengetahui apa yang menjadi landasan kamu menikahi pasanganmu. Hal ini juga akan berguna, ketika kamu dan pasangan menghadapi permasalahan pernikahan nantinya, kalian bisa mengingat kembali tujuan kalian menikah. Jadi, setelah memahami dan mencintai diri sendiri, kamu juga akan bisa mencintai dan memahami pasanganmu dengan lebih baik.
Persiapan secara Fisik
Setelah kamu mengenali dirimu dengan baik, secara mental dan emosional kamu sudah siap untuk menjalani kehidupan pernikahan. Kemudian persiapan pernikahan selanjutnya yang juga tak kalah penting adalah siap secara fisik. Dalam hal ini, pastikan kondisi fisik siap untuk menikah. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkBN), usia ideal menikah bagi perempuan adalah minimal 21 tahun dan 23 tahun bagi laki-laki. Secara biologis, pada usia tersebut organ tubuh pada perempuan maupun laki-laki dianggap sudah matang. Begitupun secara psikologis, pada usia tersebut baik laki-laki maupun perempuan dianggap sudah cukup dewasa dan stabil secara emosionalnya.
Selain secara usia sudah matang, calon pengantin juga dianjurkan untuk melakukan persiapan pernikahan lainnya yang berkaitan dengan fisik antara lain cek kesehatan. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyakit tertentu, sebagai tindakan preventif seandainya ada penyakit bawaan dari keluarga. Salah satu contoh penyakit bawaan yang bisa dicegah dari pemeriksaan pra nikah yakni penyakit thalasemia.
Persiapkan Finansial dengan Matang
Persiapan sebelum pernikahan yang juga harus kamu pikirkan bersama pasangan yakni terkait urusan finansial. Bukan hanya persiapan biaya pernikahan, tapi juga bagaimana kamu dan pasangan mengatur rencana keuangan setelah menikah. Calon pengantin perlu berdiskusi bagaimana mengelola keuangan dalam rumah tangga, mulai dari mengelola kebutuhan sehari-hari, dana darurat, hingga tabungan masa depan. Jika kamu dan pasangan memutuskan untuk memiliki anak, maka penting juga bagi kalian untuk memikirkan rencana keuangannya.
Persiapan Keterampilan Sehari-hari
Sebelum menikah kamu juga perlu mempersiapkan keterampilan diri dalam mengerjakan tugas sehari-hari. Dalam berumah tangga, bukan hanya satu orang saja yang harus melakukan suatu tugas, melainkan harus saling bekerja sama. Membangun kekompakan antara kamu dan pasangan sangat penting untuk menjaga hubungan agar tetap harmonis.
Salah satunya dalam mengerjakan tugas rumahan, meskipun umumnya istri yang bertanggung jawab atas urusan rumah, tak ada salahnya juga jika suami juga ikut membantu. Akan lebih baik jika saling berbagi tugas bersama. Maka dari itu, apabila kamu belum terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, bisa mulai berlatih sebelum menikah.
Persiapan Menghadapi Konflik
Adanya konflik dalam pernikahan, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, pasti ada kalanya pasangan mengalami perbedaan pendapat yang bisa berujung pada konflik. Untuk itu, calon pengantin juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hal ini sebelum menikah. Sebaiknya, kamu dan pasangan saling berdiskusi dan membuat kesepakatan terkait bagaimana caranya menyelesaikan konflik di kemudian hari.
Persiapan sebelum menikah untuk menghadapi konflik ini sangat penting, sebab apabila sudah menjadi suami istri kamu tidak bisa lari dari masalah dalam pernikahanmu. Mau tidak mau harus dihadapi bersama. Untuk itu bicarakanlah sebelum pernikahan, mengenai batasan yang perlu dipatuhi atau hal-hal apa saja yang perlu dilakukan apabila kemungkinan konflik terjadi di rumah tanggamu kelak.
Sebelum benar-benar memilih pasangan untuk menikah, kamu juga menilai dari caranya mengatasi masalah ini. Bagaimana caranya menghadapi situasi sulit, apakah cukup sabar atau emosional. Dengan demikian, harapannya kamu tidak akan salah pilih pasangan. Berikut beberapa hal yang bisa kamu perhatikan dari pasanganmu sebelum menikah dengannya.
Lihat caranya meminta maaf
Dalam membina suatu hubungan, apalagi untuk pernikahan yang langgeng adakalanya salah satu dari pasangan harus berinisiatif untuk meminta maaf terlebih dahulu. Apalagi jika dia yang membuat kesalahan tersebut. Jika keduanya sama-sama keras, dan tidak mau mengakui kesalahan, maka kedepannya akan sulit untuk mengatasi permasalahan dalam rumah tangga. Untuk itulah, meminta maaf ini penting dalam suatu hubungan.
Lihat caranya mendengarkan
Komunikasi yang sehat dalam suatu hubungan sangatlah penting. Untuk itu, kamu juga perlu menilai bagaimana cara pasanganmu mendengarkan. Apakah dia bisa diajak berdiskusi, cukup sabar atau tidak dalam menanggapi keluhan-keluhan yang kamu lontarkan. Begitupun sebaliknya, kamu juga harus belajar mendengarkan pasanganmu dengan sabar. Untuk hubungan yang bahagia, komunikasi yang baik harus dilakukan dua arah, untuk itu belajarlah saling mendengarkan satu sama lain.
Itulah, beberapa hal yang perlu dipersiapkan dulu sebelum menikah. Pernikahan bukan sesuatu yang bisa dianggap main-main, untuk itu jangan terburu-buru. Persiapan sebelum menikah haruslah cukup kuat untuk menjadi pondasi dalam membina rumah tangga. Saling berkomunikasi dan terbuka satu sama lain bisa menghasilkan sudut pandang baru yang mungkin belum pernah ditemukan selama masa pacaran. Semoga bermanfaat ya, dears!
Foto Ilustrasi: Calia Photography