Pilih Kategori Artikel

Siapa yang Seharusnya Menanggung Biaya Lamaran? Kamu, atau si Dia?
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 25 -27 April 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Momen lamaran menjadi salah satu tahap penting sebelum memasuki gerbang pernikahan. Bagi banyak pasangan, momen ini bukan hanya sekedar acara seremonial saja, tapi juga bukti keseriusan untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Tapi di balik suasana bahagia itu, sering muncul pertanyaan yang cukup penting: siapa yang harus membayar biaya lamaran? Apakah semuanya menjadi tanggung jawab laki-laki karena dia yang melamar, atau bisa dibagi berdua?

Pertanyaan ini makin sering dibahas, apalagi sekarang banyak pasangan yang menjalin hubungan lebih setara, termasuk soal keuangan. Ada yang merasa biaya lamaran sebaiknya ditanggung bersama karena ini bagian dari persiapan berdua. Tapi, ada juga tradisi atau aturan keluarga yang punya pandangan berbeda soal siapa yang harus menanggung biaya tersebut. Jadi, bagaimana cara terbaik untuk membahas dan menyelesaikan hal ini bersama pasangan? Simak pembahasannya, ya!

Tradisi Lamaran di Indonesia

wm_article_img
Fotografi: Imagenic

Lamaran adalah salah satu langkah penting sebelum pernikahan, yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara dua keluarga yang akan dipersatukan lewat pernikahan. Dalam acara lamaran, pihak laki-laki secara resmi menyampaikan niat baik untuk melamar wanita yang dicintainya, sekaligus menunjukkan rasa hormat kepada keluarga sang wanita. Lamaran juga menjadi momen silaturahmi serta awal diskusi tentang rencana pernikahan, seperti soal mahar, waktu pernikahan, dan adat yang akan diikuti.

Biasanya, lamaran diawali dengan persiapan dari pihak laki-laki, seperti menyiapkan hantaran atau seserahan berisi barang-barang seperti makanan, kain, perhiasan, dan lainnya. Setelah siap, keluarga laki-laki datang ke rumah keluarga perempuan dengan membawa seserahan dan menyampaikan maksud lamaran lewat perwakilan keluarga. Kalau lamaran diterima, biasanya ada tukar hantaran dan pembicaraan lanjutan tentang pernikahan. Semua proses dilakukan dengan sopan santun dan penuh rasa hormat, sesuai budaya di Indonesia.

Tradisi lamaran di Indonesia sangat beragam, tergantung daerah dan budayanya. Di Jawa, ada prosesi serah-serahan atau paningset, biasanya disertai pantun atau tembang serta sirih sebagai tanda permohonan restu. Di Minangkabau, lamaran disebut maresek atau maminang, uniknya pihak perempuan yang melamar pria karena adat matrilineal. Di Sunda, ada nendeun omong atau narosan, yaitu menanyakan niat lamaran secara resmi dengan seserahan yang memiliki jumlah dan arti tertentu. Di Bugis, lamaran dikenal sebagai mappetuada, yaitu pertemuan keluarga yang membahas lamaran secara resmi dengan menjunjung tinggi martabat kedua pihak.

Tradisi lamaran sarat dengan nilai budaya yang masih dijaga sampai sekarang. Salah satunya adalah musyawarah, di mana kedua keluarga berbicara dan mengambil keputusan bersama demi kebaikan semua pihak. Selain itu, acara ini juga menekankan pentingnya kesopanan, baik dalam ucapan maupun tindakan. Lamaran juga jadi kesempatan untuk membangun hubungan yang baik antara dua keluarga yang nantinya akan menjadi besan.

Siapa yang Seharusnya Menanggung Biaya Lamaran?

wm_article_img
Fotografi: Nocture

Dalam budaya Indonesia, pembiayaan acara lamaran bisa bervariasi tergantung pada adat, kesepakatan antar keluarga, dan kondisi finansial kedua belah pihak. Tapi secara umum, ada beberapa pola yang sering dijadikan acuan dalam menentukan siapa yang menanggung biaya lamaran. Berikut penjelasan:

1. Ditanggung Pihak Laki-Laki

Dalam kebiasaan masyarakat Indonesia, biasanya pihak laki-laki yang bertanggung jawab membayar sebagian besar biaya acara lamaran. Ini karena lamaran dianggap sebagai permintaan resmi dari keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan untuk melamar calon pengantin wanita. Maka dari itu, sudah umum kalau pihak laki-laki yang menyiapkan dan membiayai berbagai kebutuhan penting, seperti cincin lamaran, hantaran atau seserahan (jika diberikan saat lamaran), serta perlengkapan lain yang diperlukan supaya acara berjalan lancar.

Selain itu, jika acara lamaran tidak diadakan di rumah keluarga perempuan, misalnya di tempat lain, maka pihak laki-laki juga biasanya menanggung biaya dekorasi, makanan untuk tamu, dan dokumentasi sederhana seperti foto dan video. Tak hanya itu, biaya perjalanan, transportasi, dan penginapan untuk keluarga laki-laki, terutama jika acaranya di luar kota, juga menjadi tanggung jawab mereka.

2. Ditanggung Pihak Perempuan

Jika acara lamaran diadakan di rumah keluarga perempuan, otomatis pihak perempuan menjadi tuan rumah. Dalam hal ini, biasanya keluarga perempuan akan menanggung biaya untuk menyiapkan tempat, menjaga kebersihan, dan menyediakan makanan untuk keluarga sendiri serta tamu-tamu dari pihak perempuan. Mereka juga biasanya mengurus hal-hal teknis, seperti menyambut tamu, mengatur tempat duduk, dan menyediakan MC sederhana atau juru bicara untuk menerima rombongan dari pihak laki-laki.

Tapi, dari pihak laki-laki biasanya tetap membawa makanan tambahan atau hidangan khas sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih atas sambutan keluarga perempuan. Pembagian tanggung jawab seperti ini menunjukkan kerjasama yang saling menghargai antara kedua keluarga agar acara bisa berjalan lancar dan sesuai harapan bersama.

3. Pembagian Bersama

wm_article_img
Fotografi: by My Sight

Seiring perubahan zaman dan pola pikir yang lebih terbuka, banyak pasangan dan keluarga yang memilih untuk membagi biaya lamaran secara adil berdasarkan kesepakatan bersama. Cara ini sering dipilih oleh pasangan yang tinggal di kota atau keluarga yang ingin menumbuhkan rasa kebersamaan sejak awal proses menuju pernikahan. Dalam sistem ini, pihak laki-laki tetap memberikan cincin dan seserahan sebagai tanda komitmen, tapi biaya lain seperti dekorasi, makanan untuk semua tamu, dan dokumentasi bisa dibagi rata antara kedua keluarga.

Bahkan, dalam beberapa kasus, pasangan yang sudah mandiri secara keuangan ikut membantu membiayai acara lamaran mereka. Cara ini dianggap mencerminkan semangat saling bekerja sama dalam membangun masa depan bersama, sekaligus menunjukkan bahwa pernikahan adalah hasil usaha kedua belah pihak.

4. Pengaruh Adat dan Budaya dalam Penentuan Perihal Biaya

Adat dan budaya di suatu daerah juga bisa sangat mempengaruhi cara pembagian biaya lamaran. Misalnya, di daerah seperti Minangkabau yang menganut sistem matrilineal, justru pihak perempuan yang lebih aktif dalam proses lamaran dan bisa ikut menanggung biaya, bahkan kadang menjadi pihak yang memulai atau mengatur acara tersebut. Sementara itu, dalam adat Jawa, lamaran biasanya sangat formal dan penuh dengan aturan, simbol, dan perlengkapan adat yang cukup banyak, sehingga pembagian biaya perlu dibicarakan dengan jelas antara kedua keluarga agar tidak terjadi salah paham.

Karena itu, penting untuk saling memahami dan menghormati adat masing-masing keluarga agar acara lamaran bisa berjalan lancar, tidak hanya secara teknis, tapi juga terasa bermakna secara budaya dan emosional.

Tips Membicarakan Pembagian Biaya Lamaran

wm_article_img
Fotografi: by My Sight

Membicarakan biaya lamaran bisa menjadi momen yang cukup sensitif, tapi sangat penting untuk dilakukan agar kedua belah pihak, baik keluarga maupun pasangan, punya pemahaman dan ekspektasi yang sama. Berikut beberapa tips membicarakan biaya lamaran dengan cara yang tenang dan saling menghargai antar kedua belah pihak keluarga:

1. Awali dengan Niat Baik

Langkah pertama adalah menyampaikan maksud dengan jujur tapi penuh kelembutan. Ungkapkan bahwa tujuan pembicaraan ini bukan untuk menuntut atau membebani, melainkan agar semua pihak merasa nyaman dan bisa merencanakan acara dengan baik. Menjelaskan bahwa kamu ingin menyusun rencana yang realistis dan sesuai dengan kemampuan bersama akan membantu mencairkan suasana.

2. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat

Pemilihan waktu dan tempat juga berperan penting dalam kelancaran pembicaraan. Pastikan kamu memilih momen yang santai dan tidak terburu-buru, seperti di akhir pekan atau saat semua pihak sedang tidak sibuk. Suasana yang rileks akan membuat pembahasan terasa lebih ringan dan tidak menimbulkan tekanan. Jika diskusi melibatkan keluarga, pastikan semua pihak yang berkepentingan hadir supaya tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.

3. Diskusikan Pembagian Tanggung Jawab dengan Terbuka

Salah satu inti dari pembicaraan biaya lamaran adalah membahas siapa yang akan menanggung biaya untuk berbagai kebutuhan. Hal ini bisa didasarkan pada tradisi, kebiasaan keluarga, atau kesepakatan bersama. Biasanya, pihak laki-laki mungkin akan bertanggung jawab atas mahar, seserahan, dan konsumsi untuk pihaknya, sementara pihak perempuan akan bisa mengurus tempat acara, dekorasi rumah, dan konsumsi untuk pihaknya. Tapi ingat, ya, pembagian ini sifatnya sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kemampuan serta kesepakatan kedua belah pihak.

4. Pertimbangkan Kemampuan Finansial

wm_article_img
Fotografi: Capture Your Moment

Penting untuk menekankan bahwa biaya lamaran sebaiknya tidak memberatkan siapa pun, baik pihak laki-laki maupun perempuan. Maka dari itu, usahakan untuk tidak memaksakan hal-hal yang di luar jangkauan finansial. Yang utama adalah esensi dari acara tersebut, yakni mempertemukan dua keluarga secara resmi dan penuh makna, bukan sekadar kemewahan. Disini diperlukan kerja sama yang baik antara kamu dan pasangan untuk menyusun rencana anggaran yang realistis dan bijak.

5. Buat Estimasi Anggaran

Membuat daftar estimasi biaya bisa membantu memperjelas kebutuhan dan memudahkan proses diskusi. Estimasi anggaran ini tidak hanya untuk memberikan gambaran mengenai kebutuhan finansial, tapi juga bisa membantu menghindari kesalahpahaman karena segala sesuatunya sudah dituliskan dengan jelas dan terbuka sejak awal. Kamu bisa membuatnya dalam format tabel sederhana, berisi item-item yang diperlukan untuk acara lamaran, estimasi biayanya, serta keterangan mengenai siapa yang akan bertanggung jawab terhadap pembiayaan tersebut.  

6. Gunakan Bahasa yang Sopan dan Saling Menghargai

Penting untuk menggunakan bahasa yang sopan, santun, dan menghargai perasaan lawan bicara. Usahakan untuk menyampaikan pendapat dengan tenang, tidak terburu-buru, dan penuh pertimbangan. Hindari menggunakan kalimat yang bersifat satu arah atau seolah-olah memaksakan kehendak. Kamu bisa menggunakan ungkapan-ungkapan yang mengajak untuk berdiskusi secara terbuka dan setara, sehingga kedua belah pihak merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

7. Siapkan Alternatif dan Pilihan Solusi

Jangan terpaku pada satu pilihan atau rencana saja dan cobalah untuk menyusun beberapa alternatif atau pilihan solusi yang bisa dijadikan pertimbangan bersama. Dengan memiliki opsi cadangan, kamu dan pasangan bisa lebih mudah menyesuaikan rencana acara dengan kondisi keuangan yang ada, tanpa merasa tertekan atau memaksakan diri. Fleksibilitas dalam mengambil keputusan dan kesiapan untuk beradaptasi seperti ini akan sangat membantu meringankan beban pikiran serta finansial, sehingga kamu dan pasangan bisa lebih fokus pada makna dan kebahagiaan dari momen lamaran itu sendiri. 

8. Jika Perlu, Libatkan Orang Tua

Dalam beberapa keluarga, orang tua memiliki pandangan, tradisi, atau ekspektasi tersendiri terkait acara lamaran. Jika memang perlu, ajak mereka berdiskusi. Tapi, idealnya kamu dan pasangan terlebih dahulu berdiskusi berdua supaya memiliki kesepakatan dasar sebelum melibatkan orang tua, sehingga komunikasi ke keluarga bisa lebih terarah. 

Urusan siapa yang menanggung biaya lamaran sebenarnya bukan hanya tentang materi atau uang, tapi lebih tentang komunikasi dan kesepakatan antara dua keluarga. Setiap orang punya cara dan tradisi masing-masing, dimana ada keluarga yang mengikuti adat, ada juga yang membicarakannya bersama agar semua merasa nyaman.

Yang terpenting, acara lamaran berlangsung dengan lancar, dan menjadi langkah awal menyatukan dua keluarga. Jika dibicarakan dengan baik, maka proses lamaran bisa jadi momen berkesan yang mempererat hubungan, bukan malah menambah beban atau menimbulkan salah paham. Sudah siap untuk menyusun acara lamaranmu dengan pasangan?


Cover | Fotografi: Imagenic

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 25 -27 April 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...