
Ada banyak model rias wajah yang bisa kamu gunakan, dari
yang tradisional hingga yang modern. Kamu yang berasal dari suku Jawa tentu
sudah tidak asing dengan penggunaan siger. Siger pengantin jawa belakangan
mulai banyak digunakan, sebab memberikan kesan tradisional yang cantik dan
anggun.
Penggunaan siger juga bukan tanpa alasan, ada makna
dibaliknya yang membuat siger banyak dipakai oleh mempelai wanita masa kini.
Kalau kamu tertarik untuk mengenakan siger di acara pernikahan tradisional Jawa
yang akan dilangsungkan, berikut informasi menarik yang sayang untuk kamu
lewatkan.
Sejarah dari Siger Pengantin Jawa

Siger merupakan mahkota yang dikenakan oleh mempelai
wanita selama proses pernikahan berlangsung. Bahannya beragam, biasanya terbuat
dari logam dengan pilihan warna emas atau perak. Pengantin yang menggunakan
siger memang terlihat cantik, sebab bentuk siger memang menyerupai mahkota
namun dalam konsep yang lebih tradisional.
Jika ditilik dari sejarahnya, model tata rias adat Jawa
memang cukup beragam, ada model rias khas Solo dan Yogyakarta. Apabila
menggunakan kedua riasan tersebut, sebenarnya siger pengantin Jawa tidak
dianjurkan untuk dipakai, sebab mempelai wanita dari suku Jawa menggunakan
aksesoris yang berbeda.
Dibagian atas kepala mereka, akan disematkan cunduk menthol
dan rangkaian bunga melati sebagai penutup sanggul rambut. Namun karena perkembangan
zaman, kini akulturasi mulai dilakukan dan penggunaan siger menjadi lebih
transparan. Ia bisa digunakan dalam adat pernikahan Sunda ataupun Jawa,
terutama suku Jawa yang tinggal di perbatasan antara wilayah suku Jawa dan
Sunda.
Apabila kamu tertarik menggunakan siger untuk pernikahan
adat Jawa, maka kamu bisa menggunakan tata rias Jawa tradisional agar
pernikahan tersebut semakin khidmat. Namun kamu tidak diberi batasan untuk
menggunakan riasan Jawa saja, sudah banyak public figure ataupun masyarakat
yang mencampurkan model rias untuk tampilan yang lebih menarik.
Makna Siger dalam Pernikahan

Siger pengantin Jawa tidak hanya digunakan hanya untuk
hiasan semata, siger secara umum memiliki makna sebagai simbol khas dari
pernikahan adat. Ia juga menjadi lambang feminimitas yang dimiliki oleh
perempuan, mengangkat kehormatan wanita dalam rumah tangga, dan sebagai tanda
bahwa perempuan adalah ratu rumah tangga.
Setiap daerah memiliki makna siger yang berbeda, misalnya
untuk daerah Lampung, penggunaan siger khas daerah tersebut dimaksudkan untuk
menjadi tanda bahwa perempuan harus bekerja keras namun tetap lembah lembut.
Berbeda dengan siger pengantin Sunda, penggunaan siger pengantin Jawa memiliki arti
harapan yang baik untuk pasangan pengantin. Ia juga menjadi simbol kehormatan
untuk perempuan, kebijaksanaan dan tanggung jawab untuk mengatur rumah tangga.
Pilihan Aksesoris untuk Pengantin Jawa
Selain menggunakan siger, kamu bisa menggunakan aksesoris
lain sebagai pilihan aksesoris pernikahan. Kamu juga bisa menyandingkan siger
yang kamu pakai dengan aksesoris khas Jawa berikut ini. Sehingga pernikahan
tradisional yang kamu inginkan bisa benar-benar terwujud.
1. Cunduk Mentul

Dalam siger pengantin Jawa sebenarnya sudah terdapat cunduk
mentul, sebab dalam adaptasi siger dari Sunda, cunduk mentul terpasang
langsung dalam siger. Kalau kamu merasa menggunakan siger terlalu berat, kamu
bisa menggantinya dengan menggunakan cundhuk mentul.
Jumlah cunduk mentul yang digunakan juga ada aturannya,
untuk perempuan Jawa biasanya menggunakan tiga, lima, hingga tujuh buah mentul.
Pemasangannya juga ada aturannya, ada cunduk mentuk yang dipasang menghadap ke
depan, ada pula yang diarahkan untuk menghadap ke belakang.
2. Alis Menjangan

Kalau sudah menggunakan siger untuk hiasan kepala,
menggunakan alis menjangan bisa menjadi pilihan. Alis menjangan merupakan poin
penting agar penampilanmu semakin memukau dan terlihat tegas.
Bentuk dari alis menjangan cukup unik, yakni dibuat
memanjang seperti tanduk rusak. Penggunaan siger pengantin jawa tentu akan
lebih on point jika kamu bisa sekaligus menggunakan alis menjangan ini.
Penggunaan alis menjangan bukan tanpa alasan, ia memiliki harapan bahwa
perempuan harus cerdik, namun tetap anggun seperti seekor rusa.
3. Serasikan dengan Centung

Kamu bisa menambahkan aksesoris tambahan selain siger, yakni
centung. Centung merupakan perhiasan yang diletakkan di kedua sisi kepala,
sehingga memberikan kesan yang anggun pada mempelai perempuan.
Bentuk centung cukup sederhana, ia mirip dengan gerbang
terbuka dengan makna yang mendalam. Seorang pengantin yang menggunakan centung
berarti ia harus siap menempuh kehidupan baru bersama dengan suaminya.
Harapannya rumah tangga yang dijalani oleh pasangan pengantin bisa berjalan
dengan baik.
4. Kelat Bahu

Aksesoris lain dari bahu yang sayang untuk kamu lewatkan
adalah kelat bahu, yang diletakkan di kedua lengan mempelai wanita. Sebagaimana
siger yang digunakan oleh mempelai, kelat bahu juga memiliki makna yang
mendalam dan menjadi harapan baik untuk pengantin yang menikah.
Kelat bahu memiliki bentuk seperti naga, yang akan serasi
jika kamu pakai bersama dengan siger pengantin jawa. Bentuk naga sebagai model
kelat bahu dalam adat pernikahan Jawa bukan tanpa alasan, ia menjadi simbol
bahwa perempuan harus tetap kuat untuk menghadapi liku-liku di dalam
pernikahan.
Sebagai perempuan, ia juga diharapkan memiliki tekad sekuat
naga, yang merupakan makhluk mitologi dengan kekuatan yang besar. Harapannya,
perempuan akan tegar selama mengarungi bahtera rumah tangga, baik untuk anaknya
maupun suaminya.
Paes Prada, Model Rias Pengantin Jawa
Kalau kamu hendak menggunakan paes prada, model tata rias yang sering dipakai oleh mempelai perempuan Jawa, ada banyak makna filosofis yang akan kamu temukan. Misalnya penggunaan rerengan, hiasan yang diletakkan di dahi mempelai perempuan. Penggunaan rerengan dimaksudkan sebagai doa baik untuk pengharapan keluarga kelak. Berikut adalah riasan paes prada yang bisa kamu temukan dan memiliki makna mendalam, diantaranya adalah:
- Pengapit
Lekukan yang berada di samping kanan dan kiri
penunggul, hiasan setengah lingkaran di bagian dahi. Makna dari riasan pengantin Jawa ini
adalah penunjuk jalan, yang menjadi harapan bahwa pernikahan akan selalu aman
dan tidak ada rintangan.
- Godheg
Godheg merupakan lekukan yang dipakai untuk memperindah
cambang. Kalau kamu menggunakan siger pengantin jawa, jangan lupa menggunakan
godheg. Pemakaiannya dimaksudkan agar pasangan pengantin tidak gegabah dalam
mengambil keputusan.
- Chitak
Chitak merupakan hiasan yang diterapkan di dahi agar paes
prada semakin indah. Bentuknya seperti ketupat dengan penutup, sebagai harapan
bahwa pengantin tidak melakukan perbuatan tercela sebagaimana yang dilakukan
oleh orang lain.
- Penitis
Penitis merupakan lekukan yang diletakkan di sebelah kanan
dan kiri pengapit, yang melambangkan bahwa apa yang dilakukan oleh pasangan
pengantin diharapkan berjalan sesuai dengan rencana.
Itulah beberapa model dari siger pengantin Jawa yang bisa
kamu terapkan untuk riasan dalam pernikahan nanti. Kalau kamu tertarik untuk
menggunakan riasan dengan model tradisional, kamu bisa menyewa jasa MUA yang
memang ahli dalam makeup tradisional pengantin Jawa.