Pilih Kategori Artikel

7 Jenis Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Calon Pengantin Sebelum Menikah
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Menikah adalah perjalanan panjang yang membutuhkan persiapan matang jauh sebelumnya. Tetapi, di balik gemerlapnya perayaan, pernikahan juga adalah petualangan abadi yang akan dijalani bersama seumur hidup. 

Kamu ada rencana menikah dalam waktu dekat? Ada salah satu hal yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan sebelum menikah. Hal tersebut adalah premarital check up. Sudah tahu soal ini? 

Pemeriksaan pra-pernikahan atau premarital check up adalah serangkaian evaluasi yang bertujuan untuk memahami kondisi kesehatan, risiko, dan catatan medis dari kedua pasangan. Proses ini bukan hanya untuk membangun kesadaran akan potensi masalah kesehatan, tetapi juga untuk memungkinkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan dini. Dengan demikian, pasangan dapat lebih siap menghadapi berbagai risiko penyakit yang tak terduga.

Dengan melakukan premarital check-up, pasangan yang akan menikah dapat berkolaborasi dengan dokter untuk merencanakan langkah-langkah pencegahan, perawatan medis, dan bahkan penyesuaian gaya hidup sebelum memulai perjalanan membangun keluarga.

Memahami kondisi kesehatan masing-masing tidak hanya membantu dalam mencegah masalah kesehatan di masa depan untuk diri sendiri, pasangan, serta keturunan, tetapi juga merupakan langkah penting dalam membangun keluarga yang kokoh dan sejahtera.

Jadi, apa saja tes kesehatan yang sebaiknya dilakukan sebelum mengucapkan janji suci? Mari kita telusuri informasinya bersama.

Rekomendasi premarital check up

Beberapa sumber bacaan kesehatan sudah kami rangkum dan berikut 7 tes kesehatan yang sebaiknya dilakukan oleh calon pengantin:

1. Pemeriksaan fisik

wm_article_img

Sebelum pasangan memutuskan untuk memulai perjalanan rumah tangga, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kesehatan keduanya. Mulai dari parameter umum seperti tinggi, berat badan, kadar gula darah, golongan darah dan rhesus, serta tekanan darah akan diperiksa secara teliti. 

Pemeriksaan ini tidak hanya sekadar langkah rutin, tetapi juga menjadi dasar penting, terutama bagi mereka yang berencana untuk memulai kehidupan berkeluarga. Dalam pemeriksaan fisik dasar, dokter akan memfokuskan perhatiannya pada beberapa aspek penting. 

Dokter akan melakukan sebuah pengujian darah yang lengkap, juga dikenal sebagai Complete Blood Count (CBC), adalah langkah penting untuk menelusuri keadaan kesehatan seseorang secara menyeluruh. 

Tes ini tidak hanya memberikan wawasan tentang komposisi darah, tetapi juga mengidentifikasi sejumlah kondisi medis, termasuk leukemia, anemia, reaksi peradangan, infeksi, serta menyediakan informasi tentang sel darah tepi, tingkat hidrasi, dehidrasi, dan polisitemia. 

Di samping itu, pemeriksaan tingkat Hb yang tercakup dalam tes dapat memberikan indikasi mengenai potensi risiko thalassemia. Pentingnya pemeriksaan golongan darah tidak bisa diremehkan, terutama saat menilai kesesuaiannya dengan pasangan. 

Jika golongan darahnya berbeda, persiapan khusus perlu dipertimbangkan untuk mengantisipasi kemungkinan saat hamil dan melahirkan. Begitu pula dengan pemeriksaan rhesus, yang tidak hanya mengungkapkan kesesuaian rhesus antara ibu dan anak, tetapi juga dampak potensialnya terhadap kesehatan keduanya. 

Situasi di mana seorang wanita memiliki Rh- negatif dan pasangannya memiliki Rh-positif dapat menyebabkan ketidakcocokan yang berpotensi berbahaya bagi bayi yang akan lahir. Selain itu, pemeriksaan juga akan memperhatikan kadar gula darah dan tekanan darah. Ini sangat penting, terutama bagi wanita yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, karena dapat berpotensi meningkatkan risiko preeklampsia dan persalinan prematur.

Namun, yang tak kalah pentingnya adalah bahwa pemeriksaan fisik ini juga dapat mendeteksi adanya gejala diabetes pada salah satu atau kedua pasangan. Mengetahui kondisi ini bukan hanya untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih serius, tetapi juga untuk memastikan kualitas hidup dan keintiman hubungan pasangan suami istri di masa depan.

  1. Pemeriksaan penyakit menular

wm_article_img

Sebelum mengikat janji suci, para calon pengantin perlu menjalani pemeriksaan khusus ini, terutama jika ada riwayat penyakit menular dalam sejarah kesehatan salah satu dari mereka. Hal ini karena beberapa penyakit menular tertentu bisa bersifat laten atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali, bahkan hingga bertahun-tahun setelah terinfeksi, sehingga kemungkinan tidak terdeteksi.

Premarital check up dapat mengidentifikasi berbagai penyakit menular seksual, seperti hepatitis B dan C, klamidia, sipilis, serta HIV/AIDS. Pentingnya pemeriksaan ini tidak hanya terletak pada keamanan kesehatan pribadi, tetapi juga pada perlindungan pasangan hidup kamu dari risiko penularan.

Selain itu, menjalani tes kesehatan sebelum menikah juga dapat mengungkapkan adanya infeksi menular yang mungkin berdampak pada proses kehamilan di masa depan, seperti herpes, toxoplasmosis, rubella, dan cytomegalovirus.

3. Pemeriksaan alergi

wm_article_img

Tes alergi dalam rangkaian pemeriksaan pranikah memiliki tujuan khusus: mengidentifikasi apakah kamu dan pasangan memiliki kecenderungan alergi terhadap makanan, kontak, atau zat yang dihirup.

Jika keduanya ternyata memiliki alergi, ini dapat meningkatkan risiko bahwa anak kamu nantinya juga akan mewarisi penyakit yang sama. Namun, tes alergi saja tidak selalu cukup. Sebelumnya, konsultasi dengan dokter dan menyampaikan riwayat kesehatan adalah langkah penting untuk membantu mengidentifikasi alergi dengan lebih akurat.

Ini hanya sebagian kecil dari jenis-jenis pemeriksaan kesehatan yang umumnya direkomendasikan bagi calon pasangan suami istri. Pastikan untuk menjalani pemeriksaan ini beberapa bulan sebelum tanggal pernikahan, sehingga kamu dapat membuat keputusan dan perencanaan keluarga yang lebih baik dengan memahami potensi risiko kesehatan yang mungkin dihadapi.

  1. Pemeriksaan TORCH

wm_article_img

Tes TORCH dilakukan untuk mengungkap apakah pasangan mengidap infeksi virus TORCH atau tidak. Virus TORCH merupakan kumpulan virus yang berpotensi menyebabkan infeksi pada janin dan bayi yang baru lahir. Pengujian ini menjadi langkah penting dalam upaya mencegah penularan virus TORCH kepada keturunan di masa mendatang.

  1. Pemeriksaan penyakit keturunan

wm_article_img

Sebelum menikah, kamu dan pasangan wajib mengetahui penyakit keturunan atau kelainan genetic yang ada di keluarga atau diri masing-masing. Hal ini akan menjadi panduan berharga dalam merencanakan kehidupan bersama nantinya.

Premarital check-up menawarkan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan penyakit keturunan, seperti risiko diabetes, hipertensi, berbagai jenis kanker, penyakit jantung, kelainan darah genetik seperti thalasemia, dan sebagainya.

Dengan mengetahui potensi risiko penyakit keturunan yang sedang hadapi, kalian bisa mulai mengambil langkah-langkah preventif lebih awal untuk menghindari perkembangan penyakit di masa mendatang dan mengurangi kemungkinan masalah kesehatan atau keterbatasan bagi calon keturunan.

  1. Pemeriksaan pencitraan

wm_article_img

Teknologi pencitraan seperti ultrasonografi (USG) dan radiografi digunakan untuk memeriksa kesehatan organ-organ vital seperti paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, serta kandung kemih, dan pada pria, prostat, serta pada wanita, rahim. Memahami kondisi yang optimal dari organ-organ tersebut penting untuk menjamin kesejahteraan kamu dan pasangan dalam merencanakan kehamilan.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginekologi digunakan untuk menemukan kelainan potensial dalam rahim, seperti kista ovarium, sindrom ovarium polikistik (PCOS), fibroid rahim, serta kondisi medis lain yang berkaitan dengan sistem reproduksi perempuan.

  1. Pemeriksaan organ reproduksi

wm_article_img

Bagian dari pemeriksaan kesehatan yang tak kalah penting dalam medical check-up pranikah adalah evaluasi kondisi organ reproduksi. Untuk calon mempelai wanita, pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan kelainan yang mungkin memengaruhi kesuburan serta potensi kehamilan. 

Sedangkan pada pria, pemeriksaan organ reproduksi dapat mencakup analisis sperma untuk menilai kualitas dan kuantitasnya. Kementerian Kesehatan menganjurkan agar setiap pasangan yang akan menikah menjalani pemeriksaan kesehatan enam bulan sebelum pernikahan, memberikan kesempatan untuk mendapatkan sudut pandang kedua atau melakukan tes ulang sesuai kebutuhan.

Yuk, cari tahu dulu bagaimana kondisi kesehatan kamu dan pasangan sebelum menikah melalui premarital check up. Jangan sampai menyesal karena tidak melakukannya, ya. The greatest wealth is health!


Foto cover: Pexels/ Pavel Danilyuk

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...