Pilih Kategori Artikel

Foto Pernikahan Adat Lampung dan Berbagai Prosesnya
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Indonesia memang terkenal karena memiliki suku dan budaya yang beragam, salah satunya yang masih lestari dan bisa ditemukan hingga saat ini adalah suku Lampung.  Masyarakat Lampung memiliki kebudayaan yang menarik, yang membedakannya dengan suku lain yang berada di wilayah Sumatera. Foto pernikahan adat lampung merupakan bukti bahwa ada tersebut tetap ada dan bisa ditemukan di kegiatan masyarakat.

Masyarakat yang tinggal di Lampung kebanyakan memang termasuk suku yang masih memegang  adat dengan teguh. Ini tentu berlainan dengan suku lain yang mulai meninggalkan gaya hidup kesukuan dan memilih hidup di daerah metropolitan. Padahal, seperti yang telah diketahui, tiap adat memiliki maknanya masing-masing, terutama untuk adat pernikahan. Tiap susunan acara yang dibuat, prosesi, serta ritual tersebut bisa kamu temukan arti yang mendalam di baliknya. 

Jika kamu atau pasangan berasal dari Lampung dan hendak melangsungkan pernikahan dengan adat tersebut, berikut merupakan beberapa prosesi yang tidak boleh kamu lewatkan. 

Nindai

Kamu bisa menciptakan berbagai foto pernikahan adat lampung terkait dengan Nindai ini. Bagi kamu yang belum familiar, Nindai merupakan proses penilaian calon pengantin wanita oleh orang tua calon pengantin pria. Prosesi Nindai cukup sederhana, biasanya pihak perempuan dan laki-laki akan diberikan pakaian adat untuk digunakan. 

Setelahnya keluarga pihak pria akan duduk di balai adat, kemudian menilai calon mempelai wanita yang menggunakan pakaian adat tersebut. Prosesi Nindai ini juga diberi nama lain, yakni cangget pilangan. Kamu bisa bertanya terlebih dahulu dengan sesepuh untuk mendapatkan informasi mengenai tekhnik Nindai ini. 

Nunang

Dalam bahasa Lampung, Nunang memiliki makna sebagai prosesi lamaran. Setelah acara Nindai dilangsungkan oleh kedua belah pihak keluarga, orang tua masin-masing mempelai akan berunding untuk melangsungkan kapan Nunang akan dilaksankan. Pada hari yang telah ditentukan, keluarga pria akan datang ke rumah keluarga wanita untuk melakukan lamaran atau meminang. 

Ketika hendak melakukan Nunang, ada banyak makanan yang biasanya dibawa oleh keluarga pria. Kamu bisa melihat foto pernikahan adat lampung sebelum pra-pernikahan biasanya melampirkan adat Nunang. 

Isi bingkisan makanan yang dibawa biasanya adalah bahan makanan, kue, dodol, alat-alat untuk merokok, serta alat untuk melakukan nyireh. Jumlah dari semua bingkisan tersebut harus sesuai dengan kesepakatan yang telah dibicarakan sebelumnya ketika Nindai dilaksanakan. 

Nyirok

Ketika acara Nunang atau lamaran dilaksankan, acara Nyirok biasanya juga dilakukan sebagai proses lanjutan. Di acara ini, pihak pria akan memberikan tanda bahwa pihak wanita merupakan tunangan atau calon istrinya, tanda tersebut bisa berupa cincin, emas, berlian, ataupun kani jung sarat.

Setelah selesai memberikan hadiah dan pengikat dari pihak pria, orang tua mempelai pria juga akan melakukan hal yang sama. Mereka akan mengikat pinggang mempelai wanita dengan tiga benang yang berbeda warna, yakni merah, putih dan hitam. Benang tersebut memiliki panjang sekitar satu meter dan harus habis ketika diikatkan. 

Ketiga warna tersebut merupaka warna yang sering dihubungkan dengan marabahaya di Lampung. Dengan mengikat benang terebut, diharapkan kedua pasangan memang benar berjodoh dan terhindar dari berbagai halangan menjelang pernikahan. 

Menjeu

Foto pernikahan adat lampung yang sering ditemukan selanjutnya biasanya merupakan prosesi menjeu atau berunding. Prosesi ini dilangsungkan ketika proses lamaran sudah selesai dan pihak dari mempelai pria mengirimkan utusan terkait perundingan mas kawin. 

Selain mas kawin, kedua belah pihak akan membicarakan terkait uang jujur, adat yang kemungkinan akan dilangsungkan ketika pernikahan, hingga hari dan tempat untuk menetapkan proses pernikahan. Ketika bertandang ke rumah mempelai wanita, utusan tersebut membawa dudul cumbi. 

Sesimburan

Dalam berbagi foto mengenai pernikahan dengan adat dan tradisi Lampung, sesimburan merupakan proses yang cukup menarik. Tidak hanya di Lampung, banyak suku di berbagai daerah di Indonesia yang memilik proses sesimburan namun dengan nama yang berbeda. 

Proses sesimburan atau dimandikan ini biasanya dilakukan di sumur atau sungai kecil, dengan tambahan arak-arakan. Calon mempelai wanita yang hendak menikah akan dipayungi dengan payung gober, dengan diiringi musik tradisional selama proses pemandian dan menuju lokasi pemandian. 

Proses mandi tersebut juga sering diabadikan oleh tetangga maupun masyarakat, sebab dilakukan secara beramai-ramai. Karena itu setiap foto pernikahan adat lampung proses sesimburan selalu ramai dengan orang. Prosesi ini dilangsungkan sebelum proses akad dilakukan dan bermaksud untuk menyucikan diri. 

Betanges dan Berparas

Sebelum pesta pernikahan adat lampung dilangsungkan, mempelai wanita akan dimandikan dengan air uap, air yang digunakan sudah dicampurkan dengan rempah sehingga lebih wangi. Gunanya agar tidak banyak berkeringat ketika hari pernikahan dilangsungkan. Proses betanges atau mandi uap ini dilakukan selam 20 menit dengan mengurung tubuh wanita di tikar pandan. 

Terakhir adalah berparas untuk menghilangkan bulu halus yang ada di tubuh, terutama merapikan alis agar bisa dirias keesokan harinya. Malam hari sebelum melangsungkan pernikahan, pacar pada kuku dipasangkan untuk calon mempelai. 

Upacara Adat

Setelah berbagai proses tersebut, maka dilangsungkan upacara adat untuk pesta pernikahan. Umumnya pesta pernikahan dilangsungkan selama 2 malam dengan 3 acara pokok, yakni maro nanggerp, canggaet pilangan, serta temu pecah di aji. Kamu bisa menemukan berbagai foto pernikahan adat lampung tersebut tersebar di internet. 

Akan nikah untuk upacara adat di Lampung biasanya dilakukan di rumah mempelai wanita, namun karena perkembangan zaman lokasi dan tempat pelaksanaan bisa diubah sesuai dengan kesepakatan ketika melamar dilakukan. 

Rombongan pria yang datang biasanya akan membentuk rombongan panjang, dimana bagian depan diisi perwatin adat dan juru bicara dari pihak keluarga mempelai pria. Rombongan dibelakanganya akan dibatasi dengan kain yang disebut dengan appeng. Kesepakatan akan dilakukan oleh juru bicara dan juru adat, kemudian kain ditebas dengan alat terapang. 

Acara dan prosesi pernikahan dilanjutkan dengan membawa masuk seserahan kepada pihak wanita dari mempelai pria. Seserah tersebut beraneka ragam, dari dodol, kue kering, sirih pinang, uang adat, hingga kue legit. Setelah proses pemberian seserahan selesai, mempelai pria dipersilahkan untuk duduk di kasur usut. 

Foto pernikahan adat lampung selanjutnya mengenai sujud netang sabuk, yang merupakan proses kedua mempelai meminta sungkem dan mohon doa restu kepada orang tua, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Tetua yang hadir juga diberikan sembah sujud sebagai bentuk penghormatan. 

Setelah upacara pernikahan selesai, pasangan mempelai akan melangsungkan beberapa upacara adat tambahan. Namun ucapara tambahan ini boleh tidak dilangsungkan jika memang kondisi memang tidak memungkinkan. Proses pernikahan adat di Lampung memang cukup panjang, namun hal tersebut menjadi khazanah bangsa yang tidak tergantikan harganya. Pastikan juga fotografer pernikahan yang kamu sewa tetap stand by!

Itulah uraian singkat mengenai foto pernikahan adat lampung dan ringkasan setiap prosesinya. Agar mendapatkan informasi dan teknis upacara adat yang lebih jelas, kamu bisa bertanya kepada orang tuamu terkait prosesi pernikahan yang mereka langsungkan. Dengan begitu, kamu bisa merencanakan konsep foto pernikahan mulai dari sekarang!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...