Ada banyak desain gaun pengantin yang bisa kamu gunakan ketika hari pernikahan, salah satunya adalah gaun pengantin adat. Jika kamu lahir dan dibesarkan dalam adat Jawa, maka menggunakan gaun pengantin Jawa bisa menjadi pilihan yang kamu pertimbangkan.
Ini tentunya harus melewati pertimbangan yang matang dari pihak keluarga mempelai wanita dan laki-laki. Jika keduanya berasal dari suku Jawa, maka menggunakan konsep pernikahan adat Jawa dapat dilakukan. Namun jika kamu berasal dari dua suku yang berbeda, kamu bisa bergantian melangsungkan pernikahan dengan adat masing-masing.
Dalam adat pernikahan Jawa ada banyak makna filosofis yang mungkin tidak kamu ketahui, mulai dari pemilihan warna pakaian, simbolisasi pada aksesori yang digunakan, hingga berbagai tradisi yang akan kamu lakukan selama resepsi.
Agar kamu tidak kebingungan ketika memilih gaun pengantin adat Jawa dan aksesorisnya, berikut merupakan ringkasan singkat mengenai proses pernikahan adat Jawa yang sebaiknya kamu ketahui mulai dari sekarang.
Pemilihan Warna Gaun Pengantin
Jika kamu hendak melangsunkan pernikahan dengan konsep adat Jawa, kamu sebaiknya menggunakan pakaian dengan nuansa hitam. Berbeda dengan adat pernikahan lain yang menggunakan pakaian dengan warna cerah, baju adat di Jawa menggunakan warna hitam sebagai simbol kesempurnaan.
Dengan menggunakan warna hitam, diharapkan kamu dan pasangan dapat mengarungi kehidupan rumah tangga dengan baik. Dilimpahi kebijaksanaan serta kesempurnan yang diharapkan oleh mempelai pengantin. Salah satu gaya pakaian dan gaun yang bisa kamu gunakan adalah model baju tertutup dari paes ageng.
Gaun pengantin Jawa tersebut terbuat dari bahan beludru, atau velvet dalam perkembangannya. Terdapat ornamen emas di beberapa tempat, khususnya di bagian tepi dan depan tubuh. Banyak baju pengantin dari Jawa, baik dari Yogyakarta, Solo, ataupun daerah dengan adat jawa yang kental masih menggunakan baju berwarna hitam.
Menggunakan Hijab
Karena perkembangan Islam yang ada di pulau Jawa, adaptasi jilbab kemudian dimasukkan dalam gaun pengantin yang digunakan. Umumnya di daerah Solo, kamu akan menemukan banyak pengantin yang menggunakan hiasan rambut yang mewah, dengan hiasan ronce bunga melati.
Namun kini dalam perkembangannya, jilbab digunakan dalam gaun pengantin adat Jawa. Variasi hijab yang digunakan biasanya menggunakan kebaya tutu baru yang lebih tertutup, sehingga sesuai dengan syariat Islam. Kebaya kutu baru yang digunakan juga cukup panjang, dengan ekor menjuntai sepert gaun pernikahan internsional.
Untuk warna gaun pengantin Jawa dengan model hijab, kamu tetap bisa menggunakan warna hitam. Walaupun belakangan warna lain juga digunakan agar terdapat variasi. Jenis warna yang dipilih biasanya merupakan warna-warna alam, seperti cokelat, merah, hijau dan warna putih.
Aksesori Cundul Mentul
Ketika melangsungkan pernikahan adat Jawa, kamu biasanya akan dipasangi mentul pada bagian atas kepala. Berfungsi sebagai tiara, ternyata cunduk mentul ini memiliki filosofi makna yang Islami. Umumnya jumlah mentul yang dipasang menggunakan kelipatan 1, 3, 5, maupun 7, dan maksimal berjumlah 9.
Jika kamu memasang satu mentul, maka artinya adalah simbool keesaan Tuhan, jika memasang tiga mentul, maka memiliki simbol trimutri. Kedua simbol dan pemasangan mentul ini sudah lama ditinggalkan karena dinilai kurang Islami. Sekarang mentul yang digunakan biasanya berjumlah 5 atau 7.
Tujuh mentul merupakan simbol dari pertolongan, asalnya dari bahasa Jawa untuk angka 7, yakni pitu, yang mirip dengan kalimat pertolongan dalam bahasa Jawa, pitulungan. Jika kamu memasang lima mentul dalam gaun pengantin Jawa, maka ia merupakan simbol dari rukun Islam.
Paes Prada
Kalau kamu melangsungkan pernikahan adat Jawa tanpa menggunakan hijab, maka kamu akan dihias dengan paes prada di bagian kening. Paes prada merupakan lengkungan berwarna hitam yang ada di bagian kening pengantin perempuan.
Makna dari paes prada adalah simbol keesaan Tuhan, sebab di bagian kening tengah terdapat lengkungan yang paling besar. Di bagian pinggir, kamu bisa menemukan lengkungan kecil yang biasanya berjumlah genap sebagai pengapit. Lengkungan ini berukuran lebih kecil dan dibentuk di kening kiri dan kanan pengantin.
Untuk paes prada yang diletakkan di samping paes prada utama, ia merupaka simbol dari peran istri pada kehidupan rumah tangga yang dijalani. Ia harus menjalnkan perannya secara seimbang ketika hidup dengan suaminya kelak. Paes prada biasanya dihias dengan aksesoris berwarna emas yang disematkan pada rambut.
Pemakaian Gunungan
Kalau kamu memilih gaun pengantin Jawa tanpa menggunakan hijab, kamu biasanya akan dikenakan berbagai aksesoris kepala, seperti gunungan. Jika kamu menggunakan baju hijab, kamu tetap bisa menggunakan aksesoris tersebut dengan penggunaan jarum pentul dan peniti yang kuat.
Gunungan memiliki arti yang penting dalam proses adat dan aksesori pernikahan Jawa. Bentuk gunungan tersebut dibuat semirip mungkin dengan bentuk gunung di wilayah Jawa yang menonjol di bagian tengah. Gunung dianggap sebagai tempat yang sakral, dimana tidak semua orang bisa masuk dan beraktifitas disana.
Ketika gunungan diletakkan di kepala perempuan, maka ia harus dihormati oleh suaminya nanti. Suami tidak boleh berlaku semena-mena terhadap istri karena ia sudah memboyongnya dari keluarga dan bertanggung jawab terhadapnya. Inilah yang menyebabkan prosesi pernikahan di Jawa dianggap sakral ketika dilakukan.
Masih banyak aksesoris yang digunakan dalam gaun pengantin Jawa yang nantinya akan kamu gunakan. Misalnya centhung, yakni dua buah simbol gerbang yang diletakkan di sisi kanan dan kiri kepala pengantin perempuan, di depan centhul yang sebelumnya dipasang.
Aksesoris tersebut tidak hanya sebagai hiasan, ia juga sebagai tanda bahwa gerbang kehidupan telah dimulai oleh pengantin perempuan dengan perannya sebagai istri. Ia harus melayani suami dengan baik dan bertanggung jawab bersama suami dengan kehidupan rumah tangga yang mereka jalani.
Perbedaan Gaun Pengantin Jogja dan Solo
Gaun pengantin Jawa untuk Solo dan Yogyakarta memiliki perbedaan. Setelah kedua wilayah tersebut terpecah pada masa lalu dan menjadi kerajaan yang berdiri sendiri, maka masing-masing kerajaan seperti ingin terlihat berbeda antara satu dengan yang lain.
Untuk gaun pengantin daerah Yogyakarta, ia sering disebut sebagai paes jangan menir. Baju tersebut dikenakan oleh pasangan pengantin ketika sang pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita guna memboyongnya ke rumah pengantin pria. Namun perkembangannya, kini baju tersebut bebas dipakai kapan saja.
Berbeda dengan wilayah Solo, disana baju pernikahan disebut sebagai solo putri, yang memiliki ciri khas di hiasan rambut dan riasan wajah yang penuh. Terdapat jenis baju pernikahan lain yang mungkin kamu tertarik mencobanya, yakni solo basahan yang lebih terbuka dan solo keprabon dengan lengan dan bahu yang tertutup.
Itulah berbagai filosofi menarik yang bisa kamu temukan dalam gaun pengantin Jawa. Berminat untuk melakukan resepsi pernikahan dengan adat Jawa? Selain menambah proses pernikahan menjadi lebih sakral, kamu juga bisa melestarikan budaya leluhurmu dengan membangun karakteristik gaun pengantin adat Jawa modern.
Untuk kamu yang sedang mencari gaun pengantin Jawa, kamu bisa hubungi vendor gaun pernikahan di WeddingMarket, lho. Banyaknya tradisi penting serta makna mendalam membuat pernikahan dengan gaun pengantin Jawa membutuhkan pengalaman. Tak hanya gaun, WeddingMarket pun menghadirkan vendor pernikahan lain mulai dari dekorasi, venue, aksesoris pernikahan, hingga busana pria!