Pilih Kategori Artikel

Ciri Khas dan Fakta Hwarot, Gaun Pengantin Korea
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Buat kamu penggemar serial drama dari Korea yang dalam beberapa tahun terakhir sedang tren, sepertinya kamu tidak ada salahnya menikah dengan memakai gaun pengantin Korea.

Gaun pengantin ini bentuknya sama dengan pakaian tradisional Korea, Hanbok, yang sering ditampilkan dalam drama Korea yang bertemakan dinasti-dinasti dari masa silam.

Namun sebagai gaun pernikahan, Hanbok yang satu ini dinamakan dengan Hwarot, yang berasal dari masa Dinasti Goryeo dan Joseon.

Di masa modern, penggunaan Hwarot sebagai gaun pernikahan tradisional Korea sering digunakan pada upacara pyebaek, yaitu upacara pernikahan di Korea yang diadakan beberapa hari setelah upacara resmi.

Upacara ini dihadiri oleh beberapa anggota keluarga, dan dimulai dengan pasangan yang lebih tua duduk di atas bantal di belakang meja di depan layar yang dicat, dengan pengantin baru di seberangnya.

Di Korea sendiri, para artis yang menggunakan Hwarot sebagai gaun pernikahannya adalah Lee Bong-young dan Ji-sung pada 2015.

Nah, buat kamu yang ingin tahu seperti apa Hwarot itu berikut ciri khas  dan fakta dari gaun pengantin tradisional Korea tersebut.

1. Berwarna Merah dan Biru

Karena kebudayaan Korea dipengaruhi oleh unsur kebudayaan Cina, kamu tentu tidak perlu heran jika melihat ciri khas pertama dari Hwarot adalah berwarna merah pada bagian atasnya.

Pemilihan warna merah ini bukanlah pemilihan yang asal ya, Ladies. Bagi masyarakat Korea,  merah merupakan perlambang nasib baik atau keberuntungan dan kekayaan.

Dengan warna merah yang digunakan tersebut, ada kepercayaan bahwa nanti sang pengantin akan memperoleh nasib baik dan kekayaan. Sedangkan pada bagian bawah terdapat warna biru yang melambangkan kedamaian, kesejukan, dan ketenangan.

Perpaduan merah dan biru ini pun menyimbolkan keseimbangan Yin dan Yang antara yang berhubungan dan berlawanan.

Yin dan Yang dalam Hwarot juga menyimbolkan hubungan antara pengantin wanita dan pengantin pria dalam berumah tangga.

2. Hwakwan Sebagai Mahkota

Ciri khas selanjutnya adalah adanya Hwakwan sebagai mahkota. Bentuknya sangat kecil dan mirip dengan Jokduri atau mahkota untuk kepala berlapis sutra hitam. Namun Hwakwan ini rupanya mempunyai sifat yang rumit.

3. Menggunakan Binyeo

Apabila kamu yang sering melihat gaun pengantin tradisional Korea tentunya akan sangat akrab dengan yang namanya Binyeo.

Binyeo sendiri adalah tusuk rambut tradisional Korea yang mempunyai fungsi memperbaiki sanggul pada wanita. Binyeo ini nantinya akan menggantung sanggul pada tempatnya. Selain itu, ia juga berfungsi sebagai ornamen.

Ada dua jenis Binyeo yang digunakan, yaitu jams dan che. Jams memiliki badan yang panjang dan che memiliki bentuk.

Pada masyarakat Korea sendiri, bukan hanya wanita yang menggunakan, melainkan juga pria namun dalam jumlah terbatas.

4. Daenggi Sebagai Pita Tradisional

Ciri khas lain yang bisa kamu temukan dalam mengenakan Hwarot adalah adanya Daenggi atau pita tradisional khas Korea.

Fungsi pita ini adalah untuk mengikat dan menghiasi rambut yang dikepang. Daenggi terbuat dari kain dan terdiri dari berbagai jenis menurut tujuan, usia, dan status sosial.

Untuk pernikahan, Daenggi yang digunakan adalah Tteoguji, Maegae, Doturak, dan Deurim. Dan bagi yang sudah menikah biasanya di masa dinasti akan mengepang rambutnya menjadi dua anyaman dan mengamankannya ke mahkota kepalanya.

5. Ada Jeogori dan Chima

Sebagaimana halnya Hanbok, Hwarot juga merupakan outfit yang terdiri dari tiga jenis pakaian. Pada bagian atas yang menutup lengan, bahu, dan dada disebut dengan jeogori. Sedangkan bagian bawah berupa rok model A-Line disebut dengan Chima, dan dalaman pakaian bernama Chima.

6. Berlengan Panjang dan Lebar

Hwarot karena merupakan varian dari Hanbok juga mempunyai ciri khas yang mudah terlihat yaitu berlengan panjang dan lebar.

Bentuk lengan yang panjang dan lebar ini ternyata mempunyai makna lho, yaitu sebagai perlambang kehangatan masyarakat Korea.

Lengannya terdiri dari tiga warna, yaitu strip sutra merah, biru, dan kuning dengan manset berwarna putih. Selain lengan yang panjang dan lebar, rok Hwarot yang juga lebar merupakan perlambang kebebasan atau kemerdekaan orang Korea.

7. Menggunakan Simbol-simbol pada Jubah

Jika kamu perhatikan dengan detail mengenai Hwarot, tentu kamu akan melihat banyak sekali ornamen berupa gambar-gambar bunga dan kupu-kupu.

Selain mempercantik tampilan gaun dan membuat ramai, rupanya penyematan ornamen itu dimaksudkan sebagai simbol-simbol yang membawa keberuntungan, kekayaan, dan kesuburan bagi mempelai.

8. Gomusin

Para wanita yang menggunakan Hwarot sebagai pelengkap berpenampilan biasanya menggunakan Gomsin. Gomsin sendiri adalah sepatu khas tradisional Korea, yang juga populer dengan nama sepatu Hanbok.

Sepatu ini terbuat dari karet dan berbentuk lebar dengan tumit yang rendah. Gomusin biasa dipakai juga oleh pria, dan disebut dengan gatsin. Sedangkan untuk wanita adalah danghye.

Sepatu ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai sepatu yang menggantikan penggunaan sepatu dari bahan jerami, dan mempunyai keunggulan ketika diterpa hujan.

9. Awalnya Merupakan Pakaian Bangsawan

Sebagai gaun pernikahan tradisional Korea, Hwarot pada awalnya hanya boleh digunakan untuk kaum bangsawan saja.

Itu berarti mereka yang bukan bangsawan tidak boleh mengenakannya. Lambat-laun seiring dengan perkembangan zaman, Hwarot pun boleh digunakan oleh mereka yang tidak memiliki darah kebangsawanan.

Pakaian yang dikenakan oleh mereka yang tidak punya darah kebangsawanan adalah Wonsam yang berpenampilan sama dengan Hwarot. Namun, lagi-lagi di masa dinasti mereka hanya diperbolehkan menggunakan Wonsam berwarna hijau.

Soalnya, Wonsam dengan warna yang lain hanya boleh digunakan kalangan kerajaan dan bangsawan. Wonsam warna kuning untuk permaisuri, wonsam warna merah untuk ratu, selir dan selir putri.

10. Diturunkan dari Satu Generasi ke Generasi

Hwarot sendiri adalah baju pernikhan yang mahal sehingga tidak semua orang dapat memiliki dan memakainya. Karena itu, biasanya satu desa di Korea akan mempunyai Hwarot yang digunakan secara bersama-sama, dan penggunaannya diwariskan secara turun-temurun.

Karena penggunaan yang seperti itu, banyak Hwarot yang akhirnya yang perlu diperbaiki, dan memperbaikinya dengan menggunakan potongan bordir dari gaun lain atau pita rambut untuk memperbaiki bagian yang aus seperti pada garisn lipatan bahu.

11. Dilestarikan dengan Menggunakan Kertas Lembut

Supaya Hwarot yang digunakan ini tetap lestari, Ladies, mereka biasanya akan menggunakan kertas lembut untuk menutupi manset dan kerah setelah pernikahan.

Karena lapisan bordirnya juga berat, beberapa lapisan kertas pendukung dalam gaun ini. Teknik applique atau seni membentuk gambar dari potongan kain dan ditempel di atas permukaan kain juga digunakan.

Biasanya dengan jahitan atau mesin. Pada perbaikan kecil, warna-warna yang digunakan bukan lagi warna merah melainkan warna-warna lain seperti hijau, ungu, dan biru langit.

Pada setiap pernikahan, gaun pengantin yang diperbaiki itu akan disertakan motif-motif tambahan oleh anggota keluarga yang melambangkan harapan mereka dan si pengantin wanita.

Nah, itulah, Ladies, mengenai ciri khas dan fakta mengenai Hwarot, gaun pengantin tradisional Korea yang bisa kamu jadikan sebagai gaun inspirasi untuk hari pernikahanmu.

Kamu berniat untuk memakai gaun tradisional Korea dengan harga terjangkau? Jangan sungkan dan malu-malu ya untuk klik vendor gaun pengantin Wedding Market!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...