
Sejak era pandemi Covid-19, muncul tren melaksanakan akad terlebih dahulu baru resepsi kemudian saat suasana sudah kondusif. Jaraknya bisa sampai beberapa minggu hingga beberapa bulan. Ternyata tren ini masih dilakukan oleh beberapa pasangan karena berbagai alasan di belakangnya. Makanya, sebaiknya tidak langsung berburuk sangka jika ada pengantin yang melaksanakan resepsi dalam keadaan perut yang sudah membesar, bisa jadi ia sudah melangsungkan akad sejak lama dan baru menggelar resepsi sekarang.
Jika kamu penasaran apa alasan pasangan yang melakukan tren ini atau justru ingin menerapkannya, penjelasan berikut ini mungkin akan membantumu. Yuk, simak selengkapnya!
Alasan melangsungkan resepsi berselang lama setelah akad

Berikut ini adalah beberapa alasan yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan oleh orang-orang mengenai gelaran resepsi yang dibuat beberapa waktu setelah akad dilaksanakan.
1. Pertimbangan finansial
Salah satu alasan utama pasangan menunda resepsi setelah akad adalah untuk memberikan waktu dalam mempersiapkan dana yang cukup. Akad biasanya dilakukan secara sederhana dan lebih fokus agar sah secara hukum dan agama terlebih dahulu. Sementara itu, resepsi membutuhkan lebih banyak persiapan dan biaya yang tidak sedikit, mulai dari sewa gedung, katering, dekorasi, hiburan, hingga dokumentasi.
Dengan memberi jarak waktu yang cukup, pasangan bisa menabung atau mengatur anggaran secara lebih bijak tanpa harus terbebani utang atau mengorbankan konsep acara. Strategi ini juga memberi kesempatan untuk mendapatkan penawaran atau promo dari vendor yang lebih sesuai dengan kemampuan finansial pasangan.
2. Menyesuaikan jadwal dengan keluarga besar dan tanu penting
Jarak antara akad dan resepsi sering kali dipengaruhi oleh ketersediaan waktu keluarga besar atau tamu-tamu penting yang ingin dihadirkan. Beberapa pasangan memiliki kerabat yang tinggal jauh atau bekerja di luar negeri, sehingga perlu waktu untuk mengatur kehadiran mereka.
Dengan memberikan jeda waktu, pasangan bisa memastikan orang-orang penting dalam hidup mereka bisa hadir dan berbagi kebahagiaan, terutama saat resepsi yang lebih meriah. Selain itu, pemilihan waktu yang tepat bisa menghindari musim liburan atau momen sibuk lainnya, seperti musim ujian, lebaran, atau akhir tahun.
3. Memberikan waktu untuk persiapan resepsi yang lebih maksimal
Melangsungkan resepsi dalam waktu dekat setelah akad bisa sangat melelahkan dan memberikan tekanan. Banyak pasangan yang ingin resepsinya tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga berkesan. Dengan memberi jarak waktu, pasangan dan keluarga bisa mempersiapkan semua hal secara detail, mulai dari memilih tema dekorasi yang sesuai, mencoba menu katering, hingga fitting pakaian pengantin beberapa kali agar benar-benar pas. Persiapan yang matang akan mengurangi risiko kesalahan teknis saat acara berlangsung dan memberikan rasa yang lebih puas setelah acara selesai.
4. Menghindari stress

Setelah akad, banyak pasangan yang mengalami transisi besar dalam hidup jika langsung tinggal serumah. Memberikan jeda waktu antara akad dan resepsi bisa memberi ruang untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai pasangan suami istri tanpa harus langsung disibukkan oleh urusan resepsi.
Waktu ini akan membantu menjaga kesehatan mental dan emosi sehingga saat hari resepsi tiba, mereka bisa tampil lebih santai, kompak, dan bahagia. Jarak waktu ini juga bisa dimanfaatkan untuk bulan madu singkat atau quality time yang akan membangun bonding lebih kuat.
5. Faktor musim dan venue
Pemilihan waktu resepsi juga biasanya akan bergantung pada faktor eksternal seperti musim hujan, cuaca ekstrem, atau ketersediaan venue impian yang hanya bisa digunakan di tanggal tertentu. Misalnya, pasangan ingin mengadakan resepsi outdoor di venue taman atau pantai yang hanya bisa dipesan 6 bulan ke depan. Dalam hal ini, mereka mungkin lebih memilih untuk tidak menunda akad yang lebih mudah diselenggarakan dalam bentuk privat, tetapi rela menunggu waktu yang ideal demi mendapatkan resepsi yang sesuai dengan keinginan dan impian mereka.
6. Ingin konsep yang berbeda dan unik
Bagi pasangan yang ingin menggelar resepsi dengan konsep tertentu seperti destination wedding, acara outdoor di alam terbuka atau pesta bertema khusus, misalnya tradisional daerah tertentu, pesta kebun, atau pernikahan bergaya internasional, biasanya perlu waktu tambahan untuk merencanakan berbagai kebutuhan, koordinasi dengan vendor luar kota, hingga urusan izin lokasi. Karena itulah, pasangan pengantin tidak buru-buru menyatukan akad dan resepsi dalam satu hari.
7. Memberi kesempatan untuk intimate celebration
Beberapa pasangan lebih nyaman melangsungkan akad dalam suasana yang intimate dan sakral hanya bersama keluarga inti, lalu baru merayakan secara besar-besaran di kemudian hari. Dengan memberi jeda waktu, pasangan bisa menikmati momen spiritual dan emosional dari pernikahan tanpa adanya distraksi acara formal. Kebahagiaan secara sosial dalam format resepsi yang lebih kasual dan menyenangkan bisa dilakukan kemudian.
8. Mengikuti tradisi atau keyakinan tertentu
Di beberapa daerah atau komunitas, ada tradisi yang menganjurkan akad dilakukan lebih dulu dan resepsi menyusul setelah waktu tertentu, seperti hitungan hari baik menurut adat atau keyakinan tertentu. Jarak ini dianggap penting untuk menghindari pantangan budaya atau memberi waktu agar keluarga bisa mempersiapkan dengan benar. Menghormati tradisi ini menjadi alasan kuat bagi beberapa pasangan untuk menunda resepsi.
Tips menggelar resepsi yang berjarak dengan akad

1. Buat undangan resmi dan jelas kepada tamu undangan
Karena ada jeda antara akad dan resepsi, penting untuk menginformasikan kepada kerabat dan teman-teman bahwa resepsi akan dilakukan di kemudian hari. Buat undangan khusus untuk resepsi (bukan hanya akad), baik yang cetak maupun digital. Jelaskan bahwa mereka diundang untuk merayakan pernikahan yang sudah sah secara hukum sehingga tidak menimbulkan kebingungan atau kesan bahwa kamu dan pasangan baru akan menikah.
2. Pilih konsep yang berbeda dari akad
Agar resepsi tetap terasa spesial dan tidak seperti "mengulang" momen, kamu bisa memilih konsep atau tema yang berbeda dari acara akad. Misalnya, jika akad berlangsung dengan nuansa adat Jawa di rumah, kamu bisa menggelar resepsi dengan tema modern di taman terbuka. Perbedaan ini memberikan suasana baru dan alasan yang kuat untuk para tamu agar mereka merasa resepsi tetap menarik untuk dihadiri.
3. Dokumentasikan perjalanan setelah akad dan tampilkan
Karena ada waktu jeda antara akad dan resepsi, kamu bisa memanfaatkan momen tersebut untuk membuat dokumentasi perjalanan sebagai pasangan suami istri. Misalnya, kamu bisa menampilkan video perjalanan bulan madu, momen pindah rumah, atau keseharian setelah menikah dalam bentuk slideshow, mini video, atau kolase foto yang dipajang di area resepsi. Dokumentasi ini akan menjadi bagian yang menyentuh bagi para tamu, khususnya untuk mereka yang tidak menyaksikan akad secara langsung.
Dengan melihat hari-hari setelah menikah, para tamu akan merasa semakin terikat secara emosional dalam perjalanan kalian. Bahkan, kamu bisa menyiapkan sudut khusus seperti “Cerita Kami Sejak Akad” lengkap dengan narasi dan foto-foto. Cara ini menjadikan acara resepsimu lebih dari sekadar pesta, tapi sekaligus menjadi perayaan cinta yang telah dijalani.
4. Buat acara yang ringan

Acara akad sudah berlangsung dan ikatan hukum sudah sah, jadi kamu tak perlu mengulang prosesi formal seperti ijab kabul atau pembacaan doa yang panjang. Alur acara bisa lebih difokuskan pada selebrasi dan kebersamaan. Kamu bisa merancang rundown acara yang menyenangkan dan lebih bebas, misalnya dengan menambahkan sesi live music, open mic dari teman-teman dekat, permainan kuis tentang pengantin, hingga sesi dansa santai yang sesuai dengan konsep dan budaya keluarga.
Hal-hal ini menjadikan resepsi sebagai sebuah pesta yang memberi ruang interaksi hangat antara pengantin dan para tamu. Bahkan, kamu bisa memasukkan segmen kejutan dari pasangan untuk satu sama lain, seperti menyanyikan lagu atau membacakan surat cinta di depan para tamu.
5. Brief MC agar bisa menyampaikan kondisi resepsi
Agar semua tamu merasa paham dengan konteks acara yang mereka hadiri, MC sebaiknya memberikan pengantar untuk menjelaskan bahwa acara ini adalah bentuk syukuran atas pernikahan yang sudah berlangsung sebelumnya. MC bisa menyampaikan secara ringan dan hangat, misalnya: “Meski akad telah dilangsungkan beberapa waktu lalu, hari ini kita berkumpul untuk merayakan cinta mereka secara bersama-sama.”
Dengan pengantar ini, tamu merasa bahwa mereka tetap menjadi bagian penting dari momen pernikahan meskipun tidak hadir pada saat akad. Hal ini juga penting untuk menghindari pertanyaan berulang dari tamu tentang apakah pengantin baru saja menikah atau sudah lama menikah.
6. Maksimalkan waktu yang dimiliki untuk persiapan
Persiapan untuk acara resepsi ini tidak terburu-buru seperti pernikahan yang menggabungkan akad dan resepsi di hari yang sama. Kamu memiliki lebih banyak waktu untuk merancang detail resepsi secara lebih cermat. Gunakan waktu ini untuk mencari vendor terbaik, menyesuaikan dekorasi dengan selera pribadi, mencoba berbagai menu katering, hingga memikirkan alur acara yang sesuai kepribadianmu dan pasangan.
Kamu juga bisa merancang undangan dengan desain yang lebih artistik, menyiapkan suvenir yang unik dan personal, serta mempersiapkan busana pengantin yang benar-benar nyaman dan menonjolkan gaya kalian. Waktu yang lebih longgar memberimu kesempatan untuk membuat acara yang lebih matang dan menghindari berbagai kemungkinan adanya kesalahan teknis.
7. Beri narasi yang jelas di media sosial
Saat membagikan momen resepsi di media sosial, hindari menyebut “Hari ini kami menikah,” jika memang akad sudah dilakukan sebelumnya. Sebaliknya, gunakan narasi yang menekankan pada perayaan cinta dan syukuran, seperti “Merayakan cinta kami bersama orang-orang tercinta hari ini”, atau “Perjalanan kami dimulai sejak akad dan hari ini kami merayakan bersama kalian.” Kalimat seperti ini terasa jujur, hangat, dan tidak membingungkan publik yang mungkin mengikuti perjalanan kalian melalui media sosial.
8. Tetap berikan sentuhan momen intimate

Meski resepsi merupakan acara yang lebih kasual dan penuh hiburan, usahakan untuk tetap memberikan momen-momen menyentuh yang mengingatkan semua orang akan makna pernikahan. Misalnya, kamu bisa membacakan janji pernikahan versi sendiri, memberikan ucapan terima kasih kepada orang tua secara publik, atau menampilkan video ucapan dari teman-teman yang tidak bisa hadir. Detail seperti ini akan menjadi penguat emosi yang membuat resepsi tetap bisa menjadi momen yang akan menyentuh hati semua orang.
9. Evaluasi akad untuk perbaikan acara
Ada keuntungan saat kamu dan pasangan sudah mengalami pernikahan secara resmi sebelum resepsi. Kalian sudah memiliki pengalaman langsung tentang dinamika keluarga, komunikasi, dan kerja sama dalam menggelar acara. Gunakan pengalaman itu untuk memperkuat kerja sama dalam mempersiapkan resepsi. Evaluasi hal-hal yang kurang saat akad agar tidak terulang di resepsi. Manfaatkan chemistry yang lebih matang sebagai pasangan untuk tampil lebih percaya diri, kompak, dan bahagia di hadapan tamu.
Ada berbagai alasan kenapa seseorang menggelar resepsi dengan jarak yang begitu jauh dengan akad. Jika kamu juga berencana untuk melakukannya, jangan lupa ikuti tips tersebut supaya resepsi tetap menjadi acara yang berkesan. Untuk mendukung acaramu, jangan lupa untuk selalu mengecek artikel seputar pernikahan dan rekomendasi vendor di WeddingMarket, ya!
Cover | Fotografi: Imagenic