Pilih Kategori Artikel

Kenali Baju Pengantin Adat Palembang dan Filosofi Dibalik Kemegahannya
Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Palembang, Sumatera Selatan, merupakan daerah di Indonesia yang banyak mendapat pengaruh tradisi dan kebudayaan dari zaman Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Warisan budaya dan adat tersebut dapat terlihat dari berbagai aspek dalam kehidupan masyarakatnya, salah satunya dalam pernikahan adat Palembang. Mulai dari ritual atau prosesi pernikahan yang dijalankan, hingga pakaian adat yang dikenakan oleh kedua mempelai pengantin. 

Berbicara tentang baju pengantin adat Palembang, Sumatera Selatan, ada dua jenis pakaian adat yang dikenal luas oleh masyarakat yakni Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Kedua jenis baju pengantin ini kerap digunakan pada acara resepsi pernikahan dengan adat Palembang, atau disebut dengan istilah 'penganten munggah'Ciri khasnya yang memiliki desain yang mewah dan megah, seolah melambangkan betapa jayanya kerajaan Sriwijaya di masa lalu.

Lebih dari itu, setiap atribut pada baju pengantin adat Palembang ini juga memiliki makna filosofis yang mendalam, lohNah, penasaran seperti apa detail dan makna tersirat pada baju pengantin adat Sumatera Selatan ini? Berikut WeddingMarket berikan ulasan selengkapnya.

1. Aesan Gede

wm_article_img

Busana pengantin adat Sumatera Selatan, Aesan Gede merupakan pakaian yang mendapat pengaruh dari budaya Kerajaan Sriwijaya, Jawa, Tionghoa, dan Arab. Namun, ciri khas dari unsur-unsur Kerajaan Sriwijaya lebih mendominasinya, terutama terlihat dari gemerlap berbagai atribut keemasan dalam desainnya. Dari asal katanya sendiri, 'aesan' berarti 'hiasan' dan 'gede' berarti 'pembesar'. Sehingga, dapat dikatakan bahwa aesan gede adalah pakaian hiasan para pembesar di Palembang. 

Baju pengantin Aesan Gede biasanya didominasi oleh warna merah dan emas, dipadu dengan penggunaan kain songket berhias sulaman benang emas. Adapun unsur keemasan yang ada dalam pakaian adat ini juga menunjukkan citra Kepulauan Sumatera sebagai Swarnadwipa (Pulau Emas) di masa lalu. 

Pada baju pengantin aesan gede ini cenderung terbuka, karena bentuknya pada dasarnya mirip busana dodotan. Oleh sebab itu, untuk pengantin muslimah hijab yang ingin mengenakan busana pengantin kebesaran warisan Kerajaan Sriwijaya ini, biasanya disarankan menggunakan manset khusus agar dapat menutup auratnya. 

Atribut Pengantin Wanita:

wm_article_img

Ada berbagai atribut yang dipakai dalam busana aesan gede. Untuk pengantin wanita pada bagian badan dimulai dari pemasangan kain songket nago besawu yang dipasang membentuk dodot, ada juga pending, dan kemben pelangi. Kemudian dipasangkan penutup bahu dan dada yang disebut dengan terate, hiasan yang memiliki payet bermotif seperti bunga teratai. Terate ini memiliki filosofi sebagai harapan agar pengantin memiliki keturunan di masa yang akan datang. 

Pada bagian lengan, pengantin wanita menggunakan kecak lengan yang merupakan simbolis seekor burung. Ini memiliki filosofi bahwa pengantin sudah siap memulai kehidupan barunya. Selain itu, pengantin wanita juga menggunakan perhiasan yang terdiri dari  gelang gepeng, gelang kano, gelang sempuru, kalung kebo munggah (tapak jajo) dan selempang sawin.

Pada bagian kepala, dari tatanan rambut dibuat gelung malang. Untuk yang berhijab biasanya dimodifikasi dengan kerudung, namun tetap menggunakan hiasan cempako, sundur, gandik, sumping, serta karsuhun (mahkota). Ada lagi tebeng malu (untaian bunga) yang dipasang pada bagian kiri dan kanan mahkota. Atribut ini memiliki filosofi sebagai penjaga pandangan agar fokus pengantin tetap ke depan. Terakhir, dipasangkan bunga rampai di bagian belakang kepala. 

Satu lagi yang tak boleh ketinggalan, sapu tangan wangsit yang diletakkan pada bagian jari tengah. Fungsinya sebagai simbol gerakan untuk komunikasi pasangan apabila terdapat masalah selama prosesi pernikahan dilangsungkan. 

Atribut Pengantin Pria:

wm_article_img

Pada bagian badan dan bawahannya, pengantin pria menggunakan celana belabas, semet setengah tiang, pending, kemben pelangi, dan terate.

Aksesoris pada lengan sama seperti yang dikenakan pengantin wanita yakni kecak lengan, gelang kano, gelang gepeng, selempang sawin, kalung tapak jajo, karsuhun atau mahkota, tebeng malu dan sapu tangan wangsit yang dipasang di jari tengah tangan kiri.

Busana pengantin Aesan Gede untuk mempelai pria tak jauh berbeda dengan atribut-atribut yang dipakaikan pada pengantin wanita. Namun, yang membedakannya terdapat pada aksesoris kepala, dimana mempelai pria mahkota khas raja Sriwijaya. Tak lupa dilengkapi dengan keris yang disisipkan di bagian belakang kain songket. Dengan semua atribut tersebut berwarna emas dengan aksen merah, simbol kemewahan, keberanian, serta ketegasan.

2. Aesan Paksangko

wm_article_img

Ada lagi jenis baju adat Palembang yang paling umum dipakai saat pernikahan, yaitu Aesan Paksangko. Dilihat dari asal katanya, 'aesan' berarti 'hiasan' sedangkan 'paksangko' berasal dari gabungan kata 'pak' dan 'sangko/sangkong' yang bermakna 'delapan dewa'. Jadi, dapat dikatakan aesan paksangko adalah hiasan pakaian delapan dewa. Hal tersebut sesuai dari desainnya yang begitu mewah dan megah. Di satu sisi juga melambangkan kesucian, kemakmuran, sekaligus kemegahan.

Perbedaan pakaian aesan paksangko dan aesan gede, terutama terlihat dari model bajunya yang lebih tertutup. Busana aesan paksangko berupa baju kurung yang lengannya panjang, baik untuk pengantin pria maupun wanita. Jadi, lebih friendly untuk dikenakan oleh pengantin muslimah berhijab.

Selain itu, ada perbedaan detail motif bunga dan bintang yang berwarna keemasan dengan tengkupan terate yang dipasang di dada. Baju aesan paksangko juga memakai kain songket sebagai balutannya. Umumnya, masyarakat Palembang memakai busana pengantin ini untuk gelaran pernikahan modern yang disisipi sentuhan nuansa adat. 

Atribut Pengantin Pria: 

wm_article_img

Pada busana aesan paksangko pengantin pria, atasannya berupa baju kurung dengan bawahan celana sutra bermotif ukel. Atribut tambahan berupa kain songket lepus emas, dililitkan di pinggang. Selain itu, pengantin pria juga menggunakan rompi yang berhiaskan sulaman payet bermotif tunas tumbuhan dengan pola geometris berbentuk zig-zag. 

Perhiasan berupa kalung bercorak keemasan juga dipasangkan untuk menambah kesan mewah dan megah pada busana pengantin adat Palembang pria ini. Sementara itu, untuk hiasan kepalanya tidak menggunakan mahkota atau karsuhun seperti pada baju aesan gede, melainkan sebuah penutup kepala berupa songkok emas.

Atribut Pengantin Wanita:

wm_article_img

Untuk pengantin wanita, atribut yang dikenakan dalam baju adat Palembang aesan paksangko ini, beberapa hampir sama dengan mempelai pria. Perbedaan mendasar yang terlihat pada tatanan rias kepala dan rambutnya. Dimana pengantin wanita mengenakan mahkota (karsuhun) yang ditambah dengan hiasan kembang goyang, kembang kenango dan kelapo standanPada mahkota aesan paksangko terdapat motif dasar berbentuk lingkaran, motif hias bunga teratai dan setangkai bunga mawar. 

Atasannya berupa baju kurung lengan panjang yang umumnya berwarna merah khas kaum ningrat berhiaskan sulaman payet emas dengan motif bunga bintang. Untuk bagian bawahan pengantin wanita mengenakan rok songket lepus berwarna dominan merah dan emas. Warna yang menjadi simbolis bahwa masyarakat Palembang penuh ketertiban, keramahan dan saling menghormati satu sama lain. 

Kemudian dipasanglah terate sebagai penutup dada pelambang kesucian dan keluarga. Selanjutnya, ada aksesoris pinggang dan leher yang menjadi simbol bahwa sang pengantin sudah siap menempuh kehidupan yang baru.

Secara lebih detail, berikut makna dari atribut-atribut yang ada pada busana aesan adat Palembang, Sumatera Selatan: 

wm_article_imgwm_article_img

  1. Baju Adat Aesan

Baju adat khas Palembang yang dipakai oleh pengantin memiliki perpaduan warna merah dan emas. Terdapat dua jenis baju adat Palembang yaitu Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Kedua jenis baju adat tersebut melambangkan kebesaran dan keagungan adat Palembang dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing.

Namun, seiring perkembangan waktu, warna dan atribut pada baju adat Palembang turut mengalami modifikasi, sehingga hadir dalam keberagaman warna-warni seperti putih, silver, hijau, biru, hitam dan sebagainya.

  1. Mahkota

wm_article_img

Mahkota menjadi aksesoris pengantin perempuan yang paling mencolok dari busana pernikahan adat. Begitu juga pada pengantin adat Palembang. Mahkota yang digunakan pengantin adat Palembang disebut karsuhun, namun juga ada yang menyebutnya sunting Palembang.

Mahkota ini memiliki berat hingga tiga kilogram. Pada pengantin wanita adat palembang, karsuhun memiliki makna sebagai perlambang sifat keibuan dari seorang perempuan sedangkan bagi pengantin pria adat Palembang, karsuhun memiliki makna keagungan bagaikan Raja Sriwijaya.

  1. Terate

wm_article_img

Terate merupakan aksesoris yang dipakai pengantin adat Palembang pada bagian pundak hingga dada, dengan hiasan bunga melati berwarna emas. Aksesori terate menggambarkan kemegahan, kesucian, serta kesabaran.

  1. Selempang Sawir

Aksesori selempang sawir merupakan sebuah selendang berjumlah dua buah yang menyilang pada bahu kanan dan kiri hingga ke pinggang kanan dan kiri pengantin. Konon, di zaman dahulu aksesori ini terbuat dari emas 22 karat dengan hiasan berupa intan yang berada pada bagian tengahnya. Aksesori ini memiliki makna bahwa antara laki-laki dan perempuan posisinya harus sejajar.

  1. Kebo Munggah

Kebo munggah atau juga biasa disebut kalung tapak jajo, merupakan aksesoris yang dipakai baik pengantin wanita maupun pengantin pria. Aksesoris ini berupa kalung bersusun tiga yang berbentuk lempengan. Biasanya, kebo munggah terbuat dari emas 24 karat. Filosofi pada aksesori ini adalah tentang kesuburan yang merupakan penolakan terhadap hal-hal jahat dalam kehidupan berumah tangga.

  1. Pending

Pending merupakan ikat pinggang yang dikenakan oleh masing-masing pengantin. Ikat pinggang ini berbentuk lempengan yang terbuat dari emas 20 karat. Ikat pinggang khas Palembang ini memiliki makna bahwa kedua pengantin harus siap menjalani kehidupan bersama.

  1. Gelang Palak Ulo

wm_article_img

Terdapat berbagai macam jenis gelang yang akan digunakan oleh pengantin adat Palembang yaitu gelang kecak, gelang sempuru, gelang kanu dan gelang palak ulo. Untuk pengantin wanita, biasanya menggunakan gelang palak ulo yang memiliki bentuk mirip ular naga lengkap dengan bentuk sisik yang berpulir. Makna pada gelang ini yaitu pengantin wanita harus diperlakukan bak permaisuri oleh pasangannya.

  1. Saputangan Segitigo

wm_article_img

Saputangan Segitigo merupakan aksesori sapu tangan yang dibawa oleh pengantin. Saputangan ini terbuat dari bahan beludru berwarna merah. Salah satu sisinya memiliki hiasan berupa kelopak bunga melati dari emas yang melambangkan ketegaran dan ketenangan hidup.

  1. Cenela

Cenela adalah alas kaki yang digunakan oleh kedua pengantin. Alas kaki ini juga memiliki makna bahwa dalam melalui kehidupan rumah tangga harus mempunyai pelindung diri yaitu agama.

  1.  Celana Sutra

wm_article_img

Celana sutra yang dipakai oleh pengantin pria juga memiliki makna dalam kehidupan rumah tangga. Maknanya yaitu sebagai perlambang bahwa orang Palembang memiliki mental yang gigih.

  1.  Kain Songket Lepus

Kain songket lepus merupakan bagian dari pakaian adat Palembang yang tidak boleh ketinggalan. Kain ini memiliki motif abstrak dan motif zigzag. Kain ini melambangkan keramahan, ketertiban, dan saling menghormati dalam kehidupan rumah tangga.

  1. Tebeng Malu

Ciri khas dari pakaian adat pernikahan adat Palembang yang digunakan adalah tebeng malu yaitu aksesori penutup bagian samping kepala. Tebeng malu memiliki makna bahwa seorang manusia harus selalu bisa menjaga pandangannya dari hal-hal buruk.

  1. Campako

Campako merupakan aksesori yang dipakai di kepala pengantin. Makna dari penggunaan aksesori ini yaitu orang Palembang harus bisa menjaga keindahan perilakunya.

wm_article_img

Itulah ulasan tentang baju pengantin adat Palembang, Sumatera Selatan. Baik aesan gede atau aesan paksangko, keduanya merupakan simbol atau cerminan nilai-nilai luhur yang diyakini masyarakatnya memiliki harapan dan doa untuk kebaikan dunia dan akhirat. Tentunya, nilai-nilai yang terkandung dalam pakaian adat tradisional perlu tetap dilestarikan supaya generasi-generasi mendatang tetap bisa menikmatinya. 

Walaupun seiring perkembangan zaman baju pengantin adat Palembang kini juga banyak dimodifikasi untuk kepraktisan, sehingga terlihat lebih minimalis dan modern. Meskipun demikian, nuansa tradisional khas Palembangnya tetap dapat terasa. Ada pula yang memadupadankan gaun pengantin modern dengan mahkota adat Palembang, sehingga tampilannya terlihat semakin elegan dan menawan.

Demikianlah, semoga setelah membaca ulasan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasanmu tentang segala hal terkait pernikahan adat Palembang serta makna yang tersirat di dalamnya, ya! Mungkin saja kamu berminat menggunakan adat Palembang untuk pernikahanmu, atau calonmu berasal dari Sumatera Selatan? Jika demikian, temukan berbagai kebutuhan untuk wujudkan pernikahan impianmu di WeddingMarket store. Dapatkan kemudahan dan berbagai diskon dan penawaran menariknya. Cek sekarang, yuk!

Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...