Pilih Kategori Artikel

Mengenal Ater-ater, Bingkisan yang Diberikan di Tradisi Pernikahan Jawa
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 16 -18 Januari 2026
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Pernikahan adat Jawa memiliki berbagai prosesi dan tradisi unik. Beberapa di antaranya mungkin sudah diketahui oleh banyak orang, tapi beberapa yang lain mungkin masih belum. Salah satunya adalah adanya tradisi ater-ater atau memberikan bingkisan dari keluarga sebagai bentuk menghargai dan sopan santun bagi mereka yang sudah membantu terlaksananya acara. Bingkisan ini juga bisa diberikan untuk memberikan kabar sekaligus meminta doa restu agar acara berjalan dengan lancar.

Isi dari ater-ater cukup beragam, mulai dari makanan yang sudah matang hingga sembako yang bisa digunakan selama beberapa waktu ke depan. Berikut ini adalah beberapa isian yang biasanya digunakan sebagai ater-ater. Simak sampai habis, yuk!

1. Makanan matang

wm_article_img
Foto via Kiki Catering & Services

Ater-ater pernikahan hampir selalu berisi paket makanan utama berupa nasi dan berbagai lauk lengkap karena dianggap sebagai simbol “membawa kabar suka cita” sekaligus bentuk menghormati para tetangga dan kerabat. Nasi lengkap ini biasanya berisi ayam bumbu rujak atau ayam kecap, sambal goreng kentang ati, mi goreng, orek tempe, dan lalapan sederhana.

Makanan utama diberikan untuk menunjukkan bahwa keluarga calon pengantin sedang mempersiapkan acara besar sehingga mereka berbagi rezeki sebelum puncak acara berlangsung. Secara budaya, paket makanan utama juga menandakan keakraban, kerendahan hati, serta ajakan halus kepada penerima untuk ikut mendoakan kelancaran rangkaian pernikahan.

2. Jajanan tradisional

Jajanan tradisional hampir selalu dimasukkan dalam ater-ater pernikahan karena memiliki makna simbolis, seperti doa keselamatan, kemanisan hidup rumah tangga, serta harapan agar hubungan kedua keluarga tetap harmonis. Misalnya, apem melambangkan permohonan maaf dan pembukaan jalan, sementara wajik melambangkan hubungan yang lengket dan rekat. Pemilihan kue tradisional juga menunjukkan penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur sehingga ater-ater bisa sekaligus menjadi bagian dari ritual budaya. Jajanan ini bisa disusun rapi dalam wadah kecil untuk memperindah tampilan dan memberikan kesan penuh perhatian.

3. Buah-buahan segar

Buah menjadi isi ater-ater pernikahan yang sangat umum karena melambangkan kesuburan, kesehatan, dan keberkahan bagi kedua mempelai. Buah juga memberikan variasi yang menyegarkan di antara makanan berat dan jajanan manis sehingga paket ater-ater terasa lebih lengkap dan seimbang. Selain itu, buah adalah pilihan aman karena dapat dikonsumsi oleh semua usia dan jarang menimbulkan pantangan makanan. Dalam konteks budaya Jawa, buah juga dianggap sebagai simbol harapan agar kehidupan rumah tangga berjalan “manis” dan memberikan banyak kebaikan.

4. Kue hantaran

wm_article_img
Foto via Kue Hantaran Jakarta

Kue hantaran seperti bolu atau lapis legit biasanya menjadi pelengkap ater-ater pernikahan karena dianggap lebih spesial dan pantas untuk momen sakral. Kue ini biasanya dikemas dalam kotak cantik dengan pita untuk menciptakan kesan formal dan elegan. Kue bolu bisa dipilih sebagai simbol kehidupan yang manis dan menjadi bentuk bahwa keluarga calon pengantin bersungguh-sungguh dalam menghormati para penerima. Selain itu, kue hantaran juga praktis dibagikan karena tahan lebih lama dibandingkan makanan matang. Paket ater-ater pun terasa lebih mewah dan dibuat dengan penuh niat.

5. Bahan sembako

Dalam beberapa tradisi, ater-ater juga bisa diisi bahan sembako, terutama untuk acara besar atau untuk menunjukkan perhatian lebih kepada tetangga dan kerabat dekat. Sembako seperti gula dan kopi dianggap sebagai simbol keharmonisan dan hubungan yang hangat, sementara minyak atau beras melambangkan kecukupan dan kelancaran rezeki. Meskipun terlihat sederhana, sembako sangat bermanfaat bagi penerima dan mencerminkan niat baik yang tulus. Biasanya sembako dipaketkan dengan rapi dalam tas kain atau keranjang kecil.

6. Minuman 

Sirup merah atau sirup rasa buah sering digunakan sebagai isi ater-ater pernikahan karena identik dengan suasana gembira, perayaan, dan kemakmuran. Selain sirup, beberapa keluarga memilih teh botol atau minuman kemasan lain yang mudah dibawa dan langsung diminum. Minuman ini melengkapi keseluruhan paket makanan sehingga penerima mendapatkan paket lengkap yang bisa dinikmati bersama keluarga. Dari sisi simbolis, memberikan minuman berarti memberikan “penyegar” bagi hubungan kedua keluarga, sebuah harapan agar komunikasi tetap lancar dan hubungan sosial tetap hangat setelah pernikahan.

7. Snack atau makanan ringan

wm_article_img
Foto: Pexels/Alina Matveycheva

Snack kemasan ditambahkan untuk memberikan variasi tekstur dan rasa pada paket ater-ater. Keripik, kacang, atau wafer juga membantu membuat bingkisan tampak lebih penuh dan meriah, mencerminkan suasana pesta pernikahan yang penuh kebahagiaan. Snack memiliki nilai praktis tinggi karena dapat disimpan lebih lama dan dinikmati kapan saja sehingga memberikan fleksibilitas pada penerima. Elemen ini juga menjadi salah satu bentuk adaptasi tradisi ater-ater ke gaya modern, terutama di kota besar.

8. Perlengkapan kecil untuk sentuhan modern

Beberapa keluarga menambahkan perlengkapan kecil seperti tisu makan, serbet cantik, atau tas kain sebagai pembungkus. Tas kain khususnya semakin populer karena terlihat lebih rapi, ramah lingkungan, dan bisa dipakai ulang oleh penerima. Elemen perlengkapan ini akan memberikan kesan bahwa keluarga pengantin memperhatikan kenyamanan penerima. Selain itu, penggunaan tas kain atau wadah cantik menjadikan ater-ater pernikahan terlihat lebih eksklusif dan menunjukkan komitmen keluarga untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat.

9. Makanan simbolik khas pernikahan

Beberapa keluarga Jawa menambahkan hidangan tradisional simbolik, seperti ingkung ayam atau jenang, khususnya jika ater-ater diberikan menjelang acara ritual seperti doa keluarga, siraman, atau midodareni. Hidangan ini membawa makna spiritual yang kuat, seperti permohonan keselamatan, ketentraman rumah tangga, dan keberkahan untuk kedua mempelai. Pemberian makanan simbolik seperti ini menunjukkan bahwa keluarga menjalankan tradisi adat dengan penuh penghormatan dan ingin berbagi nilai budaya tersebut dengan kerabat dan tetangga.

10. Roti atau pastry modern

wm_article_img
Foto via Kiki Catering

Roti modern kini semakin sering dimasukkan dalam ater-ater pernikahan untuk memberikan kesan kekinian, terutama bagi keluarga muda perkotaan. Roti manis atau pastry premium menjadi pilihan yang aman karena biasanya disukai oleh semua anggota keluarga penerima, dari anak-anak hingga orang tua. Selain praktis, roti mampu menambah variasi rasa dan memberikan sentuhan modern pada tradisi ater-ater yang biasanya didominasi makanan tradisional. Pengemasan roti dalam kotak cantik atau paper bag juga memberi nilai estetik yang membuat bingkisan terlihat lebih niat dan menarik.

11. Kue atau makanan khas keluarga

Ada kalanya keluarga menyertakan satu jenis makanan spesial yang hanya dibuat saat acara besar, seperti kue kukus khas nenek, jenang keluarga, atau sayur tertentu yang memiliki makna filosofis. Makanan ini menambah unsur personal dalam ater-ater pernikahan, seolah menunjukkan identitas keluarga dan heritage yang ingin tetap dilestarikan. Penerima biasanya langsung tahu bahwa makanan tersebut memiliki nilai sentimental, bukan sekadar lauk biasa. Hal ini menjadikan ater-ater terasa lebih tulus dan autentik.

12. Bumbu dapur atau rempah

Di beberapa daerah Jawa, memberikan sedikit bahan dapur juga dianggap wajar dalam ater-ater menjelang pernikahan. Misalnya, bawang putih, bawang merah, atau cabai yang sudah dikeringkan untuk disimpan lebih lama. Beberapa bumbu ini mencerminkan kebiasaan masyarakat yang penuh kepraktisan dan kebersahajaan.

Memberikan bahan dapur berarti memberikan “alat memasak” yang secara simbolis melambangkan kesiapan mempelai memasuki kehidupan rumah tangga. Rempah atau bumbu jadi juga sering dipilih karena mudah digunakan dan membantu penerima mengolah makanan dengan lebih cepat.

Selain memiliki sifat simbolis, konsep memberikan ater-ater di tradisi pernikahan Jawa ini sangat bermanfaat. Tak hanya itu, di beberapa daerah yang menganut tradisi rewang, ater-ater juga bisa diberikan sebagai pengganti makanan yang tidak bisa disiapkan di rumah karena pemiliknya sibuk membantu menyiapkan keperluan di hajatan pengantin. Berbagai informasi unik seputar tradisi pernikahan lainnya bisa kamu cek di artikel-artikel lain di WeddingMarket.


Cover | Foto via Kiki Catering

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 16 -18 Januari 2026
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...