Pernikahan merupakan salah satu hal yang paling ditunggu oleh setiap pasangan. Pada saat itu kamu dan pasangan akan mengucapkan janji suci untuk hidup dan mati bersama. Tentunya banyak sekali hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan pernikahan dan tentunya kamu tidak bisa sendiri untuk melakukannya. Peran bridesmaid dan groomsmen menjadi sesuatu yang penting untuk membantu kamu dan pasangan menyambut hari H pernikahan. Namun tahukah kamu, ternyata ada beberapa mitos bridesmaid dan groomsmen yang biasa menjadi salah satu perbincangan?
Tentunya, mitos yang berkembang seputar pernikahan ada banyak, salah satunya mitos pernikahan Jawa. Ini menjadi salah satu hal menarik yang dapat disimak dalam mempersiapkan pernikahan. Mitos menjadi sesuatu hal yang dipercaya, tapi belum tentu kebenarannya. Selain mitos pernikahan, ada juga lho berbagai mitos mengenai bridesmaid dan groomsmen! Setidaknya ada 6 mitos yang konon katanya berkaitan dengan bridesmaid dan groomsmen. Bagi kamu yang penasaran mengenai mitos-mitos tersebut, WeddingMarket akan membahasnya dalam artikel ini.
Bridesmaid dan Groomsmen | Foto: Kimi and Smith Pictures
- Pasti ada satu pasangan bridesmaid dan groomsmen yang pasti saling berjodoh
Mitos bridesmaid dan groomsmen pertama yang sering dibicarakan bahwa dari sekian banyak pendamping, baik wanita dan pria pasti ada yang cinta lokasi dan sebenarnya mereka telah berjodoh. Mitos ini berkembang dan sangat sulit untuk dihilangkan pada sebagian masyarakat. Hal seperti ini sebenarnya dapat terjadi, tapi rasanya akan jarang yang melakukanya, kecuali memang biasanya pasangan tersebut sahabat akrab dan para pendampingnya juga demikian. Siapa tahu dears jodohmu ada saat menjadi pendamping pernikahan?
- Hanya perempuan single yang boleh menjadi bridesmaid
Nah, mitos ini masih ada hubungannya dengan mitos nomor satu sebelumnya. Mitos bahwa hanya perempuan single yang boleh menjadi bridesmaid adalah agar ia bisa menemukan jodohnya di antara barisan groomsmen yang ada. Kenyataannya sih, sekarang banyak calon pengantin yang memiliki bridesmaid yang sudah menikah karena yang terpenting sebenarnya adalah memiliki teman-teman wanita yang membuatmu merasa comfortable di hari pernikahan. Jadi mitos tentang hal ini belum tentu kebenarannya.
- Bridesmaid dan groomsmen menggunakan seragam untuk membuat setan atau evil sprit bingung
Pendamping pernikahan merupakan salah satu budaya yang diadaptasi dari orang-orang negara barat. Pada zaman dahulu di sana, memang para bridesmaid dan groomsmen akan diberikan pakaian yang seragam untuk membuat bingung setan dan evil spirit yang bisa saja menggangu jalannya pernikahan. Namun, mitos bridesmaid dan groomsmen tersebut sudah tidak berlaku lagi sekarang. Pakaian yang dibuat seragam, baik warna dan modelnya, bertujuan agar terlihat rapi dan menarik ketika difoto. Selain itu, sudah banyak pendamping yang menggunakan warna yang berbeda-beda dengan warna gradasi yang sempat menjadi tren di masyarakat.
- Bridesmaid harus menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan satin atau silk
Ilustrasi Gaun Bridesmaid Satin | Foto: Kimi and Smith Pictures
Mitos bridesmaid dan groomsmen selanjutnya berkaitan dengan bahan dari pakaian para pendamping wanita. Pada zaman dahulu, para pendamping pernikahan wanita harus menggunakan bahan yang terbuat dari satin dan silk untuk memberikan kesan tersendiri. Namun, di zaman sekarang sudah sangat bebas dalam memilih pakaian dan juga bahan yang akan digunakan. Terlebih lagi jika pernikahan menggunakan gaya tradisional adat Indonesia, banyak sekali bahan atau kain buatan lokal yang bisa menjadi pilihan untuk para pendamping. Kalau zaman sekarang sepertinya penggunaan bahan satin atau silk untuk gaun bridesmaid, lebih untuk fashion saja, sebab bahan ini terkesan mewah, nyaman dan mudah dibentuk.
- Drama antara para pendamping pernikahan dengan calon pengantin
Hal ini mungkin saja bisa terjadi. Maklum saja, namanya mengurus persiapan pernikahan yang akan menguras waktu, pikiran, dan biaya yang tidak sedikit, tentu saja pasti bisa terjadi drama. Apalagi, jika para bridesmaid dan groomsman tidak sependapat dengan para pengantin. Kemungkinan ini bisa terjadi cukup tinggi. Namun, ingat ya, untuk kamu yang akan menjadi bridesmaid dan groomsman, event ini adalah once in a lifetime untuk sang calon pengantin, jadi tahanlah emosimu sebisa mungkin dan support-lah dia dengan sabar, agar semua bisa berjalan dengan lancar dan maksimal.
- Menjadi bridesmaid dan groomsmen maksimal hanya dua kali
Menurut mitos tentang bridesmaid dan groomsmen, kalau kamu yang masih lajang hanya boleh menjadi pendamping pernikahan sebanyak 2 kali. Tentunya mitos ini belum tentu kebenarannya. Sebenarnya hal ini akan susah dilakukan di Indonesia yang dimana budaya pendamping pernikahan sudah menjadi salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh sahabat dekat. Mitos ini sebenarnya baik, agar ada orang lain yang bisa mendapat kesempatan menjadi salah satu pendamping untuk acara pernikahan.
Itulah merupakan 6 mitos bridesmaid dan groomsmen yang sering dibicarakan. Kamu tidak boleh langsung percaya dengan mitos kecuali ada hal lain yang membenarkannya, ya!
Baca juga: Rekomendasi Gaun Bridesmaid Satin yang Cantik dan Anggun Untuk Pesta Pernikahan