Membuat list tentang kebutuhan pernikahan akan membantumu dalam mempersiapkan acara agar tidak ada yang terlewatkan. List ini bisa dibuat dengan detail, tapi sebelumnya kamu juga perlu mengetahui gambaran besarnya tentang apa saja yang dibutuhkan nantinya. Dengan hal yang satu ini, kamu juga bisa memutuskan apakah kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa dipenuhi.

Ada perbedaan kebutuhan untuk setiap konsep acara pernikahan yang berbeda, terutama antara pernikahan dengan tema tradisional dan modern. Untuk mengetahui perbedaannya dan membantumu mempertimbangkan, berikut ini penjelasan selengkapnya. Yuk, simak sampai habis!

1. Lokasi pernikahan

• Tradisional

Pernikahan tradisional biasanya diadakan di rumah keluarga atau lokasi yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi, seperti balai desa, pendopo, atau tempat ibadah. Di beberapa daerah, ada kepercayaan bahwa pernikahan yang diadakan di rumah keluarga dapat membawa keberkahan dan kelancaran bagi kedua mempelai. Tempat-tempat ini juga biasanya dipilih karena dapat menampung tamu dalam jumlah besar dan memungkinkan diadakannya berbagai ritual adat yang membutuhkan ruang khusus. Namun, gedung atau venue pernikahan lain yang luas juga bisa dipertimbangkan.

• Modern

Lokasi pernikahan modern lebih variatif, dari hotel, ballroom, hingga venue unik seperti pantai, taman, atau gedung berarsitektur kontemporer. Pemilihan lokasi bisa didasarkan pada tema dan estetika yang ingin ditampilkan, serta kenyamanan bagi para tamu. Pasangan yang memilih venue modern biasanya mencari suasana yang lebih santai dan fleksibel, tanpa terlalu terikat dengan tata cara adat.

2. Tema dan dekorasi

• Tradisional

Tema pernikahan tradisional kental dengan elemen budaya dan sejarah. Misalnya, pernikahan adat Jawa menggunakan gebyok sebagai latar belakang pelaminan dan ornamen bunga melati yang melambangkan kesucian. Adat Minangkabau memiliki dekorasi yang dipenuhi elemen emas untuk merepresentasikan kemakmuran. Setiap elemen dekorasi biasanya memiliki makna simbolis dan disesuaikan dengan filosofi adat yang dijunjung.

• Modern

Dekorasi pernikahan modern cenderung lebih sederhana atau mengikuti tema tertentu, seperti rustic, vintage, atau industrial. Dekorasi juga lebih kreatif dengan penggunaan elemen-elemen seperti lampu-lampu kecil (fairy lights), bunga kering, atau instalasi artistik yang menggambarkan kepribadian pasangan. Fokus utama dari dekorasi ini adalah menciptakan suasana yang nyaman dan estetis bagi para tamu dan pengantin.

3. Pakaian pengantin

• Tradisional

Pakaian pengantin tradisional biasanya sangat detail dan rumit. Setiap bagiannya juga memiliki simbol-simbol tersendiri. Contohnya, pengantin wanita dalam adat Jawa memakai kebaya dengan hiasan paes ageng di dahi serta aksesori rambut seperti sanggul dan bunga melati. Pakaian pria biasanya berupa beskap lengkap dengan blangkon dan keris. Setiap pakaian dan aksesori memiliki makna filosofis yang mendalam, seperti simbol kesetiaan, kehormatan, dan kemakmuran.

• Modern

Pengantin wanita biasanya memakai gaun putih panjang yang elegan dengan veil, sementara pengantin pria mengenakan setelan jas atau tuxedo. Gaya pakaian ini lebih menekankan pada estetika kontemporer dan kenyamanan. Banyak pasangan modern yang memilih gaun dan setelan yang sederhana, tapi elegan dengan detail minimalis yang tetap memikat.

4. Upacara dan ritual

• Tradisional

Upacara pernikahan tradisional memiliki banyak tahapan yang harus dijalani. Dalam adat Jawa misalnya, ada rangkaian prosesi seperti siraman untuk membersihkan diri, midodareni yang dilakukan di malam sebelum akad, hingga panggih yang merupakan pertemuan mempelai. Setiap prosesi memiliki makna dan doa untuk kebahagiaan serta kelanggengan pernikahan. Ritual-ritual ini memerlukan persiapan dan waktu yang cukup panjang karena setiap langkah harus dilakukan dengan penuh kesakralan.

• Modern

Upacara pernikahan modern lebih sederhana dan tidak memiliki banyak tahapan ritual. Biasanya hanya terdiri dari akad nikah atau pemberkatan, diikuti dengan resepsi. Acara lebih difokuskan pada momen pernikahan itu sendiri, bukan pada ritual-ritual yang panjang. Hal ini memberikan kesan yang lebih ringkas dan efisien, sesuai dengan gaya hidup modern yang lebih dinamis. Namun, biasanya ada juga pengantin yang memasukkan kegiatan untuk membuat acara lebih meriah, seperti games dan sejenisnya.

5. Makanan dan minuman

• Tradisional

Hidangan pernikahan tradisional akan mencerminkan kekayaan kuliner daerah. Misalnya, di pernikahan Jogja, tamu disuguhi dengan hidangan seperti gudeg, nasi liwet, atau tumpeng lengkap dengan lauk-pauk tradisional. Di adat Minang, hidangan seperti rendang, dendeng batokok, dan gulai tunjang menjadi andalan. Penyajiannya juga biasanya lebih tradisional dengan menggunakan wadah-wadah dari anyaman bambu atau daun pisang.

• Modern

Menu makanan pada pernikahan modern lebih beragam, bisa berbentuk hidangan internasional seperti sushi, pasta, atau steak. Pilihan menu juga sering disesuaikan dengan tren, seperti menu vegan atau hidangan fusion. Penyajian makanan lebih estetis, menggunakan piring-piring modern dan dekorasi yang menarik, bahkan bisa juga disajikan dalam bentuk live cooking atau food station untuk memberikan pengalaman berbeda bagi para tamu.

6. Makeup

• Tradisional

Tata rias pengantin tradisional menitikberatkan pada detail yang rumit dan kuat. Misalnya, pada riasan adat Sunda, paes dan suntiang menonjolkan kesan tegas, tapi anggun. Riasan seperti ini memerlukan waktu yang lebih lama dan teknik yang lebih khusus. Bukan hanya riasannya saja, ada juga penggunaan aksesori tradisional seperti kembang goyang atau siger.

• Modern

Riasan modern lebih menonjolkan kecantikan alami dengan tampilan yang lebih ringan dan elegan. Fokusnya adalah pada keselarasan warna dan bentuk wajah, dengan penggunaan makeup yang lebih natural dan produk-produk kecantikan terbaru. Gaya riasan ini lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kepribadian pengantin. Pengantin juga bisa tampil lebih bold untuk pernikahan yang digelar di malam hari atau dengan tema yang lebih mewah.

7. Undangan

• Tradisional

Undangan pernikahan tradisional biasanya menggunakan desain yang sederhana dengan elemen khas seperti motif batik atau ukiran tradisional. Bahasa yang digunakan lebih formal dan cenderung menggunakan kata-kata baku sesuai dengan norma kesopanan.

• Modern

Undangan pernikahan modern bisa sangat kreatif, baik dalam bentuk cetak maupun digital. Misalnya, undangan berbentuk video animasi, website pernikahan, atau undangan fisik dengan desain pop-up. Pasangan juga bisa menambahkan elemen-elemen personal seperti cerita cinta mereka, foto prewedding, atau QR code yang mengarahkan ke peta lokasi acara.

8. Suvenir

• Tradisional

Suvenir pernikahan tradisional biasanya berupa barang-barang yang memiliki nilai budaya, seperti kipas batik, kain tenun, atau miniatur kerajinan tangan khas daerah. Suvenir ini dipilih untuk memperkenalkan budaya daerah dan sebagai simbol terima kasih kepada para tamu.

• Modern

Suvenir modern lebih variatif dan praktis, seperti lilin aromaterapi, tumbler, pouch, atau produk-produk eco-friendly seperti sedotan stainless atau tas belanja lipat. Pasangan juga bisa memberikan suvenir yang personal dan bermanfaat, seperti produk skincare, atau barang-barang handmade yang menggambarkan kepribadian mereka.

9. Musik dan hiburan

• Tradisional

Musik yang dimainkan adalah musik daerah atau gamelan, disertai dengan tarian tradisional seperti tari piring, tari pendet, atau tari jaipong. Ada beberapa iringan musik untuk setiap prosesi yang memiliki pakem tertentu sehingga musik yang dipilih sudah jelas. Musik dan tarian ini tidak hanya sebagai hiburan saja, tetapi juga melambangkan penyambutan tamu dengan hormat.

• Modern

Musik lebih bervariasi, mulai dari live band, DJ, hingga penyanyi solo yang membawakan lagu-lagu pop, jazz, atau bahkan sesuai dengan playlist pilihan pengantin. Beberapa pasangan juga menambahkan hiburan interaktif seperti photobooth, games, atau pertunjukan teater mini.

10. Susunan acara

• Tradisional

Susunan acara pernikahan tradisional memiliki alur yang sangat terstruktur, mulai dari persiapan sebelum hari-H seperti lamaran, siraman, dan midodareni, hingga acara hari-H seperti akad atau ijab kabul dan resepsi. Semua tahapan ini diikuti dengan prosesi adat yang ketat.

• Modern

Susunan acara lebih fleksibel dan disesuaikan dengan keinginan pengantin. Misalnya, setelah akad atau pemberkatan, acara bisa langsung dilanjutkan dengan resepsi, sesi foto bersama, dan hiburan tanpa perlu mengikuti urutan atau prosesi tertentu. Acara juga bisa dipersingkat atau ditambahkan segmen khusus seperti first dance atau pemotongan kue dan lempar bunga yang lebih akrab di pernikahan modern.

Baik pernikahan tradisional maupun modern, keduanya memiliki berbagai kebutuhan pernikahan yang berbeda untuk disiapkan. Jika ingin sedikit lebih simpel, pernikahan modern bisa dipilih. Namun, jika memiliki waktu persiapan dan sumber daya yang cukup, kamu bisa memilih pernikahan tradisional yang penuh dengan makna.

Cover: Fotografi oleh Thepotomoto