Mengenakan
gaun pengantin Thailand untuk hari pernikahanmu bisa menjadi pilihan yang cocok
supaya tidak hanya terlihat anggun dan menawan tetapi juga tampil begitu
berbeda dalam balutan baju pernikahan Negeri Gajah Putih.
Ya, sebagai
salah satu negara di Asia Tenggara yang sering dikunjungi oleh orang Indonesia
setiap tahunnya, Thailand memang banyak menawarkan pesona mulai dari
orang-orangnya, tempat-tempat pariwisata hingga busana pengantinnya.
Dalam bahasa Thailand sendiri gaun pengantin itu disebut Thai Phra Ratcha Niyom atau pakaian resmi kerajaan dalam bahasa Indonesia. Jika melihat dari namanya, Ladies, busana ini sebenarnya digunakan oleh para anggota kerajaan Thailand terutama dalam acara-acara resmi seperti pernikahan.
Meski begitu, rakyat biasa pun boleh memakainya saat mengadakan pesta pernikahan karena memang tidak ada hukum yang mengaturnya. Seperti halnya gaun pengantin dari negara-negara lain, Thai Phra Ratcha Niyom atau yang bernama lain Cut Thai ini mempunyai ciri khas.
Seperti apa
ciri khasnya? Yuk, mari simak!
1. Memakai Sabai
Ciri khas pertama yang terlihat dari baju pengantin Thailand adalah menggunakan Sabai sebagai atasan. Sabai ini berfungsi untuk menutup bagian dada yang diselempangkan di sebelah kanan serta menutupi kemben sebagai dalaman.
Sabai terbuat
dari sutra panjang selebar kaki. Jika di bagian depan ia menutupi bahu sebelah
kanan dan kemben, di bagian belakang, kain ini dibiarkan tampak jatuh.
Apabila melihat dari bentuknya, Sabai tampak seperti Sari yang dipakai dalam pernikahan tradisional di India. Hal itu karena Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang pengaruh kebudaayan Indianya begitu kuat hingga sekarang.
2. Menggunakan
Chong Kben
Untuk bawahan, gaun pernikahan Thailand menggunakan Chong Kben yang bentuknya berupa celana panjang sampai lutut. Celana ini merupakan warisan dari zaman Kerajaan Ayutthaya yang berkuasa dari abad ke-14 hingga ke-17.
Adapun kerajaan
tersebut terinsipirasi dari Kerajaan Khmer di Kamboja. Karena itu, tak
mengherankan jika Chong Kben di Thailand sama dengan Sampot di Kamboja
yang merupakan negara tetangga Negeri Gajah Putih tersebut.
Selain Chong Kben, bawahan pada baju pengantin di Thailand juga menggunakan Pha Nung atau semacam kain yang dilitkan di pinggang mencapai bawah lutut atau hingga sampai kaki sehingga tampak seperti sarung. Pha Nung ini merupakan bawahan yang mendapatkan pengaruh dari India, yaitu tampak seperti Dhoti di Negeri Hindustan.
Bawahan lain yang juga digunakan terkadang adalah Sinh yang bentuknya sama seperti Phanung, dan banyak digunakan di Thailand Utara yang berbatasan dengan Laos. Bawahan ini, baik Chong Kben, Pha Nung, dan Sinh dalam pernikahan menggunakan motif-motif bunga-bunga atau ornament lainnya yang tampak mempercantik penampilan.
3. Kental dengan
Nuansa Emas
Gaun pernikahan Thailand sebenarnya kental dengan nuansa warna emas baik pada atasan maupun bawahan. Emas sendiri mengartikan hal tersebut sesuai dengan julukan Thailand sebagai Tanah Emas atau Land of Gold karena banyaknya kandungan emas di negara ini.
Tidak hanya busananya, bahkan untuk aksesoris seperti kalung dan gelang di tangan serta ikat pinggang menggunakan warna yang serupa. Nuansa emas juga ditemukan pada varian gaun yang memakai mahkota yang menjulang tinggi di atas kepala.
4. Memakai
Sepatu Hak Tinggi
Ciri khas lain yang melekat pada Cut Thai adalah memakai sepatu hak tinggi sebagai alas kaki. Penggunaan sepatu pengantin ini merupakan yang paling populer semenjak masuknya kebudayaan Barat pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, alas kaki yang digunakan adalah sandal atau sepatu dengan ujung yang melengkung ke atas.
5. Menggunakan
Blus
Yang perlu kamu ketahui lagi tentang baju pengantin tradisional Thailand adalah dalam variannya bisa menggunakan pakaian tertutup atau blus. Blus yang terinspirasi dari pakaian Barat ini dipadukan dengan Sabai atau Suea Pat pada acara-acara formal seperti pernikahan. Varian yang satu ini cocok untuk kamu yang berhijab yang ingin tampil tertutup tanpa ada satu aurat yang terlihat.
Secara umum, gaun pernikahan di Thailand itu terbagi dari tiga bagian ketika dikenakan. Bagian pertama adalah hua dosa. Bagian tengah atau perut bernama dosa tua, dan bagian terakhir bernama timah dosa. Semua bagian ini terbuat dari bahan yang sama meski warna dan pola hiasnya berbeda.
6. Pengaruh
Agama Buddha
Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang mayoritas masyarakat memeluk agan Buddha, sedangkan di selatan memeluk Islam. Pengaruh kuat agama yang datang dari India ini telah menampakkan hasilnya pada gaun pernikahan tradisional Thailand yang memang begitu mirip dengan di India.
Nah, itulah, beberapa ciri khas yang melekat pada Thai Phra Ratcha Niyom atau gaun
pengantin tradisional Thailand.
Kamu bisa
menggunakan gaun pengantin pada hari pernikahanmu sebagai alternatif dalam
berbusana, dan apabila kamu menginginkan gaun Thailand kamu bisa melihatnya
pada vendor gaun pengantin di Wedding Market.
Silakan klik langsung di sini, ya!