Pilih Kategori Artikel

Pahami Prosesi Lamaran Adat Sunda Beserta Seserahan Khasnya
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Ada banyak tahapan atau prosesi adat yang dilakukan saat mendekati hari-H pernikahan, salah satunya adalah prosesi lamaran. Secara sederhana, lamaran adalah pernyataan kesiapan dari sang laki-laki kepada perempuan pujaan hatinya, untuk menjalin hubungan ke arah yang lebih serius. Lamaran yang dilakukan mulai dari 3 sampai 7 bulan menjelang pernikahan juga sekaligus menjadi pertemuan perdana antara dua keluarga calon mempelai. 

Penyerahan seserahan, prosesi pertukaran cincin, hingga penentuan tanggal pernikahan adalah beberapa hal yang ada di dalam agenda lamaran. Menariknya, rangkaian acara tersebut juga kental dengan tradisi khas masing-masing daerah, entah itu dari segi obrolan ataupun segi materiel (bentuk seserahan). Maka tak mengherankan jika lamaran dapat digolongkan sebagai salah satu kekayaan tradisi, khususnya prosesi adat menjelang pernikahan.

Di Indonesia sendiri, prosesi lamaran hampir selalu ada pada tiap-tiap daerah. Beberapa di antaranya juga memiliki sebutan beragam sesuai dengan asal daerah. Misalnya, lamaran adat Sunda yang dinamakan dengan narosan atau ngalamar. Sama seperti prosesi lamaran secara umum, narosan juga menjadi agenda pertemuan pertama antara kedua calon mempelai beserta masing-masing keluarga, untuk saling mengenal lebih dalam.

Lalu, bagaimana pelaksanaan dari prosesi narosan itu sendiri? Apakah ada ciri khas yang berbeda dengan lamaran-lamaran yang biasa dilakukan? Nah, WeddingMarket telah merangkum serba-serbi lamaran adat Sunda secara singkat dan jelas. Simak ulasan berikut.  

Prosesi Pra-lamaran, Neundeun Omong

wm_article_img
Fotografi: Mamoto Picture

Secara sederhana, nendeun omong dalam bahasa Sunda artinya menyimpan janji. Orang tua dari calon mempelai lelaki bersilaturahmi ke kediaman calon mempelai perempuan. Memastikan sang kekasih tak memiliki hubungan dengan siapapun adalah hal yang dilakukan dalam tradisi nendeun omong. Setelah mendapatkan jawaban, kedua keluarga melanjutkan diskusi seputar penentuan tanggal lamaran. Walaupun isi perbincangan telah mengarah pada topik yang serius, pertemuan informal ini tetap berlangsung dengan hangat dan santai.

Prosesi pra-lamaran adat Sunda ini sangat umum dilakukan di masa lampau. Tentu saja hal ini didukung oleh banyaknya tradisi perjodohan yang dilakukan oleh para orang tua pada masa itu. Namun seiring berkembangnya zaman, prosesi ini sudah mulai ditinggalkan. Para calon mempelai dan orang tua lebih memilih untuk langsung melaksanakan prosesi lamaran.

Lamaran Adat Sunda, Narosan

wm_article_img
Foto: Seserahan Story

Bagi kedua calon mempelai, lamaran menjadi momen berkesan pertama sebelum akhirnya disatukan dalam pernikahan. Lamaran dalam adat Sunda sendiri biasa disebut dengan istilah narosan atau ngalamar. Calon mempelai laki-laki beserta keluarga mendatangi kediaman calon mempelai perempuan. Pihak laki-laki kemudian mengungkapkan maksud kedatangan, yakni menyatakan keseriusan terhadap sang kekasih, lalu melamarnya.

Seperti prosesi lamaran biasanya, lamaran dalam adat Sunda juga mengharuskan calon mempelai laki-laki membawa sepasang cincin beserta isi seserahan lainnya, seperti pakaian, perlengkapan ibadah, perlengkapan rias, dan perlengkapan mandi. Uniknya, ada beberapa perlengkapan juga yang tak boleh terlewat dalam prosesi narosan. Perlengkapan seserahan khas tersebut antara lain:

  1. Seperangkat pakaian perempuan 

Seperangkat pakaian perempuan yang khas dalam lamaran adat Sunda terdiri dari kebaya, sinjang, dan beubeur tameuh. Seperti jarik, sinjang merupakan kain lilit panjang bermotif batik yang dikenakan sebagai bawahan. Beubeur tameuh sendiri adalah ikat pinggang yang biasa dipakai oleh para perempuan Sunda. Makna filosofis dari seperangkat pakaian ini yaitu bahwa lamaran dari sang calon mempelai laki-laki telah diterima, artinya kedua calon mempelai ini juga mulai terikat secara lahir dan batin.

  1. Lemareun 

Berikutnya, ada lemareun yang merupakan perlengkapan dedaunan khas dalam prosesi narosan. Lemareun terdiri dari sirih pinang, apu (daun sirih), kapur sirih, dan gambir. Aneka dedaunan ini memiliki rasa yang berbeda satu sama lain, ada yang pedas, pahit, dan kesat di lidah. Namun ketika sudah disatukan dan dikonsumsi bersama, cita rasa lemareun akan berubah sedap dan menyehatkan. Inilah yang menjadi makna filosofis dari lemareun. Penyatuan antara sepasang calon mempelai dengan latar belakang berbeda, diharapkan dapat membawa berkah dan kebahagiaan untuk keduanya beserta keluarga besar.

  1. Buah tangan

Tak lengkap rasanya bila tak ada buah tangan dalam agenda lamaran. Begitu pula dalam prosesi lamaran adat Sunda yang mengharuskan pihak laki-laki menyertakan bawaan satu ini. Buah tangan yang dibawa biasanya berisi kue-kue tradisional dan buah-buahan segar. Salah satu kue tradisional yang tak akan luput adalah kue uli (jadah) dari ketan putih. Uli yang identik dengan tekstur lengketnya, menyimbolkan kasih sayang untuk mempererat hubungan harmonis antara kedua keluarga besar.  

  1. Cincin meneng atau belah rotan

Cincin yang hadir dalam prosesi narosan dinamakan dengan cincin meneng atau cincin belah rotan. Cincin meneng adalah sepasang cincin bermodel bulat penuh tanpa memiliki garis sambungan. Dalam lamaran adat Sunda, cincin meneng memiliki makna yang istimewa. Bentuk bulat penuh pada sepasang cincin ini melambangkan kasih sayang antara dua pasangan yang tiada putusnya.

  1. Panyangcang (uang pengikat)

Lamaran adat Sunda juga mengharuskan calon mempelai laki-laki membawa sejumlah uang pengikat yang disebut dengan panyangcang. Jumlah uang yang dibawa biasanya sekitar 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah uang total yang nantinya akan diberikan dalam prosesi nyandakeun. Panyangcang sendiri menandakan bahwa pihak laki-laki bersedia untuk turut serta membiayai hajatan pernikahan. 

wm_article_img
Fotografi: Soe&Su Photography

Seperti itulah kira-kira gambaran prosesi narosan. Kekayaan bahasa serta tradisi khas yang tercermin dalam serba-serbi prosesi lamaran, menjadi identitas tersendiri bagi masyarakat tanah Pasundan. Tak hanya itu, makna filosofis yang terkandung dalam setiap isi seserahan, menjadikan prosesi lamaran adat satu ini juga sarat akan doa dari berbagai sisi. 

Bagaimana? Apakah kamu sudah memahami dengan jelas bagaimana pelaksanaan lamaran adat Sunda? Nah, bagi kamu dan pasangan yang tengah bersiap untuk melaksanakan pernikahan, pastikan pula untuk memenuhi segala persiapan lamaran nikah.  

Selain itu kamu juga harus sudah mulai merencanakan berbagai kebutuhan untuk hari istimewamu tersebut, terutama memilih vendor-vendor yang akan membantu persiapan pernikahan agar jadi lebih mudah dan sesuai keinginan. Temukan selengkapnya di WeddingMarket store, dapatkan juga promo spesial venue deals untuk gelaran pernikahan di tempat-tempat menarik dengan fasilitas terlengkap. Demikianlah, semoga seluruh persiapan lamaran dan pernikahanmu berjalan lancar ya!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...