Pilih Kategori Artikel

Melihat Keunikan 15 Prosesi Pernikahan Adat Banjar yang Memikat
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Keberagaman budaya Indonesia menjadi salah satu kebanggaan seluruh rakyatnya. Lewat banyaknya adat, Indonesia menjadi negara yang kaya akan segala keunikannya. Hingga saat ini, masyarakat Indonesia masih terus melestarikan keindahan tersebut.

Salah satu caranya melalui pernikahan adat. Di dalam pernikahan, terdapat banyak sekali prosesi yang kental akan unsur adat istiadat. Pernikahan merupakan garis besar bagaimana budaya dari adat tersebut.

Kita bisa dengan mudah mengenali karakteristik dan keunikan setiap budaya suku di Indonesia lewat upacara pernikahannya. Semua prosesi memperkenalkan budaya setiap suku lewat busana adat, dekorasi pernikahan, hingga ritual didalamnya. 

Pada ulasan kali ini, WeddingMarket ingin mengajak kamu berkenalan dengan salah satu budaya yang ada di Pulau Kalimantan yaitu Banjar. Kita akan berkenalan dengan adat istiadat suku Banjar lewat prosesi pernikahannya. 

wm_article_img
Fotografi: Maleo Photo

1. Basuluh

Prosesi pernikahan selalu diawali dengan mencari informasi calon pengantin wanitanya. Pada pernikahan adat Banjar, prosesi ini disebut dengan basuluh. Kata ‘suluh’ sendiri memiliki arti dilakukan diam-diam.

Di mana calon pengantin pria akan “menyelidiki” bibit, bebet, dan bobot wanita pilihannya secara diam-diam. Kalau di adat-adat lain prosesi ini dilakukan dengan mengirimkan perwakilan untuk mencari informasi secara terang-terangan, basuluh melakukannya secara rahasia. 

Pada zaman dulu, banyak pernikahan dilakukan atas dasar perjodohan kedua orang tua, karena itulah basuluh ini menjadi prosesi yang wajib dilakukan.

2. Batakun

Proses pencarian informasi seputar latar belakang kedua keluarga calon mempelai dilakukan dua kali. Setelah basuluh, kedua keluarga melakukan batakun untuk mengenal satu sama lain secara terbuka.

Batakun dilakukan untuk memastikan segala informasi yang telah didapatkan sebelumnya, mulai dari asal-asul, kemampuan ekonomi, dan lain sebagainya.

3. Badatang (Melamar)

wm_article_img
Foto via Asky Febrianti

Setelah saling mengenal, pihak pria datang secara resmi untuk melamar calon pengantin wanita. Prosesi badatang ini terbilang cukup unik, karena terdapat acara berbalas pantun berbahasa Banjar antar dua keluarga. Berbalas pantun di acara badatang dilakukan untuk mencairkan suasana lamaran.

Terkait dengan jawaban atas lamaran pihak keluarga pria, calon mempelai wanita memiliki dua pilihan. Ia bisa menjawabnya setelah 3-15 hari acara badatang dilangsungkan atau memberikan kepastian secara langsung di waktu yang sama.

Waktu paling lama 15 hari tersebut digunakan untuk merundingkan kembali latar belakang calon mempelai prianya sebelum memutuskan. Jika lamaran diterima di hari yang sama, maka kedua keluarga akan membicarakan penentuan jujuran atau mahar, tanggal pernikahan, dan hal-hal lainnya. 

4. Mantan Patalian (Pengikat)

Selanjutnya, kedua calon mempelai akan melewati tahap peresmian. Calon mempelai wanita akan diikat menggunakan benda-benda seperti seperangkat baju, skincare, makeup, perlengkapan tidur, parfum, perhiasan, atau sejumlah uang oleh pihak pria.

Mantan patalian ini menandakan kamu dan pasangan sudah resmi akan melanjutkan prosesi hingga naik ke pelaminan. 

5. Bapapayuan atau Bapatut Jujuran

Begitu mereka sudah saling “terikat” secara resmi, kedua keluarga akan menentukan jumlah mahar yang akan diberikan kepada calon pengantin wanita. Biasanya acara ini diadakan di malam hari bersama keluarga dan tokoh agama. 

Pada prosesi bapapayuan, kedua keluarga akan membahas tentang tanggal akad nikah dan resepsi. Masyarakat suku Banjar umumnya memisahkan waktu akad nikah dan resepsi dalam jangka waktu yang cukup lama, bisa sampai berbeda hingga berbulan-bulan.

6. Maantar Jujuran

wm_article_img
Foto: Seserahan by LidaTaher

Setelah memutuskan barang seserahan dan mas kawin, pihak calon mempelai pria akan kembali mendatangi keluarga wanita untuk memberikannya secara resmi. Dahulu, maantar jujuran dilakukan saat prosesi bapapayuan.

Namun, sekarang ini proses resmi mengantarkan mas kawin dan lainnya memiliki acara sendiri dan lebih meriah dari sebelumnya. Prosesi ini dilakukan terpisah untuk mengumumkan berita bahagia bahwa akan ada pernikahan dalam waktu dekat. Maantar jujuran juga akan dihadiri oleh seluruh keluarga besar dan orang banyak.

7. Bapingit

Pernikahan adat Banjar juga memiliki ritual pingitan, loh. Prosesi ini disebut dengan bapingit, di mana calon mempelai wanita akan ‘dikurung’ selama satu minggu sebelum hari pernikahan.

Selama pingitan, calon pengantin wanita tidak boleh bertemu dengan mempelai prianya. Di masa pingitan ini pulalah ia lebih mempersiapkan mental dan fisik menyambut hari pernikahan. 

Adapun pingitan dilakukan untuk menghindarkan calon pengantin wanita dari segala hal-hal buruk yang ada.

8. Batamat Qur’an

wm_article_imgwm_article_img

Fotografi: Unoia

Karena mayoritas suku Banjar beragama Islam, terdapat prosesi menguji kelancaran calon mempelai wanita membaca Al-Qur’an sebelum hari pernikahan. Ujian ini dilakukan di depan guru mengaji, pemuka agama, dan seluruh keluarga besar.

9. Bakasi atau Batimung

wm_article_img
Foto: instagram/thedharmawangsa

Masih prosesi bagi calon pengantin wanita suku Banjar dan kali ini merupakan ritual perawatan menggunakan cairan pembersih khusus yang terbuat dari beras ketan sangrai. Inilah yang disebut dengan bakasi.

Setelah itu, ia juga akan melakukan batimung – ritual mandi uap air dengan wewangian. Prosesi batimung ini akan mengeluarkan keringat. Ini dilakukan agar ketika pernikahan nantinya calon mempelai wanita tidak terlalu berkeringat.

10. Bapacar atau Bainai

Pernikahan adat Banjar juga memiliki ritual menghias kuku dengan pacar atau inai yang sudah ditumbuk halus.

11. Badudus

wm_article_img
Fotografi: Unoia

Badudus merupakan prosesi siraman pada pernikahan adat Banjar. Kedua calon pengantin akan melakukan ritual mandi menggunakan air yang telah dicampur dengan bunga, air jeruk, mayang, dan air kelapa gading.

Sama seperti siraman pada umumnya, badudus juga diharapkan dapat membuat kedua calon mempelai bersih dari segala kotoran yang tampak maupun tidak. Prosesi ini dilakukan secara bersamaan oleh kedua calon mempelai setelah bapingit.

12. Maarak Pengantin

wm_article_img

wm_article_img
Fotografi: Maleo Photo

Tibalah di hari pernikahan, keluarga pengantin pria mengantarkannya menuju kediaman wanita dengan berbagai pertunjukan seni. Salah satunya adalah sinoman hadrah (tarian massal yang dilakukan dengan membawa bendera-bendera dan diiringi pukulan rebana). Mempelai pria dilindungi oleh payung ubur-ubur yang tidak berhenti berputar sampai rombongan tiba di kediaman wanita.

13. Akad Nikah 

wm_article_img
Fotografi: Maleo Photo

Inilah saatnya meresmikan pernikahan kedua pengantin. Mempelai pria akan mengucapkan ijab kabul meresmikan wanitanya menjadi istri yang akan menemani hingga maut memisahkan di depan penghulu, keluarga, dan seluruh tamu undangan.

14. Bausung Penganten

wm_article_img
Foto via instagram/budporaparbjm

Setelah menikah, kedua pasangan pengantin dianggap sebagai raja dan ratu di pernikahan adat Banjar. Selama satu hari tersebut, mereka tidak boleh menginjakkan kakinya ke tanah. Oleh karena itu, kedua mempelai akan digendong (bausung) oleh dua pria saudara mereka ataupun pesilat menuju pelaminan.

Prosesi singkat ini dilakukan sambil menari-nari. Mempelai wanita duduk menyamping di pundak pesilat. Sedangkan mempelai pria duduk di atas bahu pesilat. Kedua pengantin dan orang yang menggendongnya ikut menari-nari sepanjang perjalanan menuju pelaminan.

Bausung ini merupakan tradisi lama yang dulunya hanya dilakukan oleh saudagar kaya raya atau para bangsawan sebelum semua kalangan masyarakat bisa ikut mengadakannya. Upacara bausung penganten hanya diwariskan pada anak laki-laki.

15. Mandi-mandi

wm_article_imgwm_article_img

Sebagai penutup upacara pernikahan, kedua pengantin melakukan ritual mandi di alam terbuka. Hal ini dilakukan di atas balai yang memiliki tiga jenjang dan masing-masing sudutnya terpancang tombak serta atap berwarna kuning.

Pemilihan warna kuning pada pernikahan adat Banjar sebagai simbol keluhuran dan kebesaran. Ritual ini menggunakan air yang telah dicampur dengan tebu kuning, daun beringin, sebagai simbol pengayom, daun kambar serta linjuang untuk menolak bala dan pengusir setan. Terakhir, kedua mempelai juga akan dikelilingi oleh pagar mayang selama ritual mandi-mandi dilangsungkan.

Banyaknya prosesi dari mulai sebelum hingga setelah upacara pernikahan adat suku Banjar cukup menarik, bukan? Pernikahan adat Banjar dengan segala ritualnya yang sarat akan makna ini menjadi warisan budaya bagi Indonesia.

Sudah seharusnya kita mengenal dan memahami bagaimana setiap ritual adat dilakukan. Nah, buat kamu yang berencana menikah dengan masyarakat Banjar, sudah siap melewati semua prosesnya?

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...