Pilih Kategori Artikel

8 Seserahan Sangjit dan Maknanya, Jangan Sampai Ada yang Terlewatkan!
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Selayaknya perkawinan daerah di Indonesia yang memiliki tradisi masing-masing, pernikahan adat Tionghoa juga memiliki tata caranya sendiri. Salah satunya adalah guo da li, yang merupakan prosesi sebelum menikah yang menurut keturunan Chinese tak boleh sampai terlewatkan. 

Mungkin saat mempersiapkan pernikahan secara umum kamu bisa mendapatkan berbagai informasi dari mana pun dengan mudah. Namun ketika sudah berurusan dengan tradisi, duh, langsung bingung dan minim pengetahuan. Tenang, tim WeddingMarket hadir buat menuntun kamu mempersiapkan prosesi guo da li dengan sukses, termasuk soal seserahan atau yang kita kenal dengan sangjit yang jumlahnya cukup beragam dan harus genap itu. 

Kira-kira, apa saja ya seserahan sangjit dan makna yang terkandung di dalamnya? Yuk, cari tahu di bawah ini!

Waktu pelaksanaan guo da li

wm_article_img
Foto: sa.se.box

Jika dalam adat Indonesia, guo da li ini adalah momen lamaran antara calon pengantin laki-laki kepada calon pengantin perempuan. Prosesi ini bisa dilakukan kapan saja, tapi idealnya yaitu dilaksanakan antara 2 - 4 minggu sebelum hari pernikahan yang sebenarnya. 

Dalam tradisi sangjit atau Guo Da Li, penentuan waktunya kadang juga harus bersama ahli Feng Shui (). Ahli tersebut akan melihat apakah tanggal terbaik yang dipilih akan cocok dengan pasangan yang akan menjalankan Guo Da Li atau tidak, sampai untuk menghindari periode tahun yang tidak menguntungkan seperti tanggal Qingming. 

Calon pengantin lelaki akan membawa sangjit yang jumlahnya harus genap sebagai hadiah baik untuk calon pengantin perempuan atau keluarga. Baru setelah itu diadakan prosesi lanjutan yang disebut hui li yang merupakan momen membalas kebaikan pengantin pria dan keluarga dengan hadiah.

Tempat berlangsung prosesi guo da li

wm_article_img
Foto: Primrose Sangjit

Guo da li biasanya dilakukan di dalam rumah orang tua mempelai wanita. Dalam tradisi, seharusnya pengantin perempuan dan laki-laki tidak boleh bertemu saat acara berlangsung. Begitu juga orang tua pihak laki-laki yang juga tak boleh hadir. Namun semakin berkembangnya zaman, kini pasangan bertemu dalam prosesi ini. 

Orang tua calon mempelai laki-laki biasanya akan menunjuk seseorang yang dianggap bijaksana dan paham akan proses sangjit dan tingling. Kedua pihak pun bisa meminta pertolongan dari masing-masing pengiring pengantin. 

Isi seserahan dalam adat guo da li

Seserahan sangjit dari pihak laki-laki cukup beragam isinya. Pun tentu saja tak sebarang karena memiliki makna di balik tiap hadiahnya. Setiap dialek memiliki tradisi isi hantaran yang berbeda, tapi berikut ini beberapa seserahan yang umum diberikan: 

  • Nampan hantaran

wm_article_img
Foto: sa.se.box

Setiap seserahan sangjit yang diberikan oleh calon pengantin lelaki harus menggunakan nampan atau wadah berwarna merah. Bukan tanpa alasan, warna merah menggambarkan kebahagiaan yang dirasakan oleh calon pengantin, juga keluarga. 

Selain itu, bagi orang Tionghoa warna merah juga merupakan perlambang dari api yang di dalamnya ada keberuntungan dan kelimpahan. Nampan tersebut harus berjumlah genap.

  • Angpau

wm_article_img
Foto: sa.se.box

Dimasukkan dalam amplop merah, calon pengantin laki-laki harus memberikan dua buah angpau. Angpau yang pertama adalah uang susu yang dalam pernikahan adat Tionghoa tak kalah pentingnya karena diberikan untuk orang tua calon pengantin perempuan. Angpau ini diberikan sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan orang tua dalam merawat dan membesarkan anak. 

Angpau kedua yaitu disebut uang pesta. Uang ini modal untuk melaksanakan pernikahan nantinya. Jumlah uang angpau harus ada unsur angka 8. Nah, pihak calon perempuan bisa mengambil semua uang pestanya atau mengembalikan sebagian yang biasanya dikembalikan 'buntut' saja.

Misal dalam angpau berisi Rp8.880.000 maka akan dikembalikan Rp880.000. Namun tak masalah jika diambil seluruhnya, tapi nanti saat prosesi pernikahan, seluruh biaya akan ditanggung oleh pihak perempuan. Dan jika dikembalikan artinya pihak laki-laki juga bisa turut andil dan ikut menanggung biaya segala prosesi pernikahan.

  • Kue pernikahan tradisional Chinese

wm_article_img
Foto: Primrose Sangjit

Chinese pastries atau kue ala China yang juga dikenal sebagai xi bang. Kue ini perlambang rasa terima kasih mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita karena telah membesarkan dan merawat sang calon pengantin perempuan sejak lahir hingga dewasa. 

Itu juga bisa berfungsi sebagai pengumuman pernikahan pasangan. Xi bing terdiri dari biskuit empat warna yang terdiri dari 2 jenis Dou Sha Bing, Hong Dou Sha, dan 1 kue bolu. Xi bing sendiri merupakan kue pernikahan Chinese yang tradisional. 

Ada kepercayaan China yang mengatakan kalau calon pengantin perempuan tidak diperkenankan ikut makan kue tersebut. Kue ini nantinya akan menjadi milik orang tua dan keluarga. 

  • Satu set pakaian 

wm_article_img
Foto: sa.se.box

Sama dalam lamaran adat di Indonesia pada umumnya, hantaran sangjit juga terdapat seperangkat pakaian dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk calon mempelai wanita. Makna dari pemberian pakaian adalah bahwa calon mempelai lelaki bisa memenuhi kebutuhan sang istri nantinya setelah pernikahan.

  • Perlengkapan kecantikan

Untuk menunjang kecantikan calon mempelai perempuan, tak lupa adanya sangjit yang berisikan alat makeup, skin care, sampai alat mandi. Tujuannya agar calon pengantin perempuan bisa merawat diri sampai jelang hari-H dan tampil maksimal. 

  • Lilin merah 

wm_article_img
Foto: sa.se.box

Meskipun mengusung sangjit sederhana, lilin pernikahan ala Chinese tidak boleh ketinggalan. Bukan sebarang lilin, melainkan lilin yang bermotif naga dan burung phoenix. Kedua lilin ini nantinya akan dinyalakan selama prosesi guo da li. 

Penerangan seperti lilin sangat penting dalam tradisi China. Lilin naga dan phoenix adalah tanda keberuntungan bagi pasangan yang akan menikah. Pun meski namanya lilin, biasanya berwarna merah dan terkadang tanpa asap.

  • Seafood 

Seafood seperti abalone, scallop, udang, dan lain-lainnya juga cukup umum diberikan sebagai perlengkapan sangjit. Ikan dalam bahasa Tionghoa memiliki lafal yang mirip dengan kata 'kelimpahan'. Jadi maknanya diharapkan pasangan pengantin mendapat kebaikan yang melimpah dan juga memiliki umur pernikahan yang panjang atau langgeng.

  • Buah-buahan

wm_article_img
Foto: sa.se.box

Buah-buahan juga bisa diberikan sebagai sangjit dalam acara guo da li. Buah-buahan yang diberikan harus berjumlah genap atau ada unsur angka 8. Angka 8 sendiri merupakan angka keberuntungan menurut adat Tionghoa. Selain itu, pemberian buah-buahan juga bermakna kelimpahan dan kebahagiaan. Buah yang bisa dipilih yaitu apel, pisang, jeruk, sampai buah naga. 

Pernikahan adat Tionghoa selalu penuh makna baik, termasuk dalam prosesi sangjit. Meski banyak calon pengantin yang mulai meninggalkan tradisi, jika mampu, akan lebih lengkap jika kamu tetap mengadakan prosesi guo da li ini. Doa dan maknanya sayang kalau dilewatkan!

Nah, buat kamu yang sudah mantap ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan pasangan terkasih, yuk temukan berbagai persiapan pernikahan dari vendor-vendor pernikahan terbaik di pameran pernikahan WeddingMarket Festival pada 18-19 Februari 2023 di The Krakatau Grand Ballroom. Termasuk kue hantaran seserahan dan catering untuk hari istimewamu kelak! Pesan Tiket Masuk Gratis dengan klik di tautan ini.

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...