Kamu mungkin sudah akrab dengan love language atau bahasa cinta yang sering dibahas. Bahasa cinta ini digunakan untuk mengetahui apa saja hal yang membuat pasangan merasa bahagia dan dicintai. Dengan begitu masing-masing bisa lebih memahami dan bisa menerapkan cara apa yang harus dilakukan ke pasangan untuk membuat kehidupan pernikahan lebih bahagia.
Ternyata selain love language, ada juga istilah apology language, yaitu bahasa yang digunakan untuk meminta maaf. Gary Chapman yang menulis buku tentang love language jugalah yang menemukan konsep ini. Ia menulis bersama dengan Jennifer Thoman dalam buku yang berjudul The Five Languages of Apology.
Jika love language terdiri dari words of affirmation, act of service, physical touch, quality time, dan receiving gifts, kira-kira apa saja apology language yang ada? Yang manakah tipemu dan pasangan yang membuat kalian merasa meminta maaf dengan tulus? Simak yuk selengkapnya!
5 macam apology language
Sama seperti love language, ada 5 bentuk apology language yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan dan contoh kalimat yang digunakan ketika meminta maaf.
1. Expressing regret (mengungkapkan rasa penyesalan)
Permintaan maaf yang satu ini diungkapkan persis dengan kalimat “Aku minta maaf.” Tentu saja bukan hanya berhenti di kata-kata saja, tapi juga mereka yang meminta maaf harus juga memahami apa saja dampak yang sudah dibuat kepada orang lain. Mereka juga cenderung mengungkapkan alasan penyesalan seperti telah membuat kecewa, takut, atau frustasi. Contoh kalimat utuhnya adalah sebagai berikut:
“Aku sangat menyesal telah mengatakan hal itu kepadamu. Kata-kata itu tidak pantas dan sangat tidak sopan."
"Aku merasa begitu bersalah karena tidak mendengarkanmu dengan baik. Kamu pantas untuk dihargai."
"Aku menyesal telah melakukan tindakan yang menyakiti perasaanmu. Seharusnya hal itu terjadi."
2. Accepting responsibility (menerima pertanggungjawaban)
Banyak orang yang meminta maaf, tapi hanya berhenti di kata-kata. Ada juga yang malah menambahkannya dengan berbagai alasan untuk membenarkan perbuatan yang telah dilakukan.
Melalui apology language accepting responsibility, kamu akan menunjukkan bahwa kamu benar-benar merasa bersalah dan tidak berusaha untuk membela diri. Jika perbuatanmu tidak dapat dimaafkan, katakan pula demikian. Kalimat yang digunakan adalah “Aku memang bersalah.” Berikut ini contoh kalimat yang lain.
“Maaf aku sudah melakukannya. Tidak ada alasan untuk membenarkan tindakan tersebut.”
“Maaf sudah membuatmu malu, aku memang bersalah.”
3. Genuinely repenting (benar-benar menyesal dan tidak mengulangi kesalahan)
Seperti yang kita tahu, kata maaf saja rasanya kurang cukup bagi kebanyakan orang. Permintaan maaf ini sebaiknya diikuti juga dengan tindakan perubahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan. Hal inilah yang diinginkan oleh mereka yang memiliki apology language dalam bentuk genuinely repenting. Kalimat yang digunakan untuk meminta maaf dalam bahasa ini adalah “Aku tidak akan mengulanginya lagi.” Selain itu, ada beberapa kalimat yang digunakan untuk menyatakan komitmenmu dalam memperbaiki diri.
“Maaf aku telah melakukannya. Nanti aku akan melakukan A B C supaya hal ini tidak terjadi lagi.”
“Maaf, aku tidak akan mengulangi melakukan A B C lagi di masa depan.”
4. Making Restitution (memberikan ganti rugi)
Ketika melakukan sebuah kesalahan, ada kemungkinan terjadinya kerugian dalam berbagai bentuk. Bagi beberapa orang, penting untuk bukan hanya sekadar minta maaf, tapi juga memberikan ganti rugi yang sesuai atas kerugian yang sudah ditimbulkan. Ganti rugi ini bisa berbentuk materi maupun yang lainnya. Beberapa kalimat ini bisa diucapkan saat meminta maaf.
“Maaf sudah melakukan A B C. Aku akan melakukan hal ini untuk memperbaikinya.”
“Maaf ya barang milikmu rusak karenaku, aku akan menggantinya dengan barang yang sama.”
“Maaf telah merusak barang A. Aku akan memperbaikinya supaya bisa siap besok pagi.”
5. Requesting forgiveness (memohon untuk dimaafkan)
Saat melakukan kesalahan dan menyadarinya, kita mungkin akan langsung meminta maaf. Namun, orang yang mengalami kerugian akibat kesalahan yang kita perbuat belum tentu mau langsung memaafkan saat itu juga. Apology language dengan requesting forgiveness memungkinkan kita untuk meminta maaf, tapi juga memberikan waktu bagi orang lain untuk mencerna apa yang terjadi dan memaafkan nanti. Berikut ini beberapa kalimat permintaan maaf yang bisa diucapkan.
“Maaf aku telah melakukan A B C. Aku berharap kamu mau memaafkanku, tapi aku tahu kamu pasti membutuhkan waktu.”
“Aku paham, ini sulit untukmu saat ini, tapi maukah kamu memberikan maaf?”
Kenapa penting meminta maaf dalam pernikahan?
Nah, setelah mengetahui beberapa bahasa cinta versi meminta maaf tersebut, kamu mungkin sudah mulai bisa mengidentifikasi mana apology language milikmu maupun pasangan. Namun, jika belum menemukannya karena kamu cenderung menjadi seseorang yang menghindar dan seolah tidak terjadi apa-apa setelahnya, mungkin kamu harus mengetahui bagaimana pentingnya menyelesaikan masalah dan meminta maaf. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Membangun keharmonisan
Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang simpel, nyatanya masih banyak orang yang enggan meminta maaf setelah melakukan kesalahan. Permintaan maaf yang tulus dapat membantu memperbaiki konflik dan ketegangan dalam pernikahan. Pada akhirnya, hal ini juga akan membantu menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam hubungan. Meminta maaf juga membantu menciptakan keselarasan dalam pernikahan. Pasangan akan melakukan hal yang sama dalam mengatasi masalah sehingga kita bisa menjalani kehidupan bersama yang lebih bahagia.
2. Menguji keterampilan komunikasi
Salah satu tujuan berkomunikasi adalah untuk menyelesaikan masalah. Meminta maaf adalah bagian dari keterampilan komunikasi yang sehat. Dengan melakukannya, pasangan bisa belajar cara berbicara tentang masalah, mengungkapkan perasaan, dan mencari solusi bersama.
3. Meningkatkan keterbukaan
Ketika seseorang meminta maaf, berarti ia meningkatkan keterbukaan dalam hubungan. Pasangan juga akan merasa lebih nyaman berbicara tentang perasaan mereka dan berbagi dengan jujur.
4. Membangun kepercayaan
Permintaan maaf yang tulus adalah cara untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan dalam pernikahan. Ketika pasangan tahu bahwa mereka dapat mengandalkan satu sama lain untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab, ikatan kepercayaan pun akan menguat.
5. Menunjukkan rasa menghargai
Meminta maaf juga merupakan cara untuk menunjukkan bahwa seseorang menghargai pasangan. Hal ini menunjukkan bahwa kita menghargai perasaan mereka dan peduli tentang kesejahteraan batin mereka.
6. Menghindari penumpukan masalah
Jika kesalahan dan konflik tidak diatasi dengan baik, masalah-masalah ini bisa menumpuk dan menjadi beban besar dalam pernikahan. Meminta maaf di waktu yang tepat dapat mencegah penumpukan masalah tersebut.
7. Mengajarkan kepedulian
Permintaan maaf adalah tanda kepedulian terhadap pasangan. Kita jadi lebih memperhatikan perasaan dan kebutuhan mereka. Selain itu, meminta maaf juga menjadi upaya untuk mencoba memperbaiki hubungan ketika kita melakukan kesalahan.
8. Mendukung pertumbuhan pribadi
Meminta maaf juga merupakan cara untuk mengakui dan belajar dari kesalahan kita. Bukan hanya bermanfaat untuk pasangan, kita juga bisa mendukung pertumbuhan pribadi sehingga membantu kita menjadi pasangan yang lebih baik.
Meskipun terlihat sebagai sesuatu yang sepele, meminta maaf tetap harus dilakukan ketika kita melakukan kesalahan pada pasangan. Tentu saja bukan hanya berhenti di situ saja, tapi kita juga perlu memiliki komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan. Dengan begitu, kehidupan rumah tangga yang harmonis bisa tercipta ke depannya.
Cover: Drazen Zigic/freepik