
Menikah dengan dia yang kamu sayangi memang hal paling bahagia. Namun, kamu perlu tahu, di dalam pernikahan cinta dan komitmen bukan satu-satunya. Pernikahan juga tentang bagaimana kamu dan dia bisa menyatukan hidup yang mungkin berbeda dalam banyak hal, termasuk dari sisi keuangan.
Karena, tidak sedikit pasangan baru terjebak dalam euforia kehidupan pernikahan, sampai lupa bahwa urusan uang bisa jadi sumber masalah serius kalau tidak dibicarakan sejak awal. Padahal, persoalan keuangan adalah salah satu penyebab utama konflik dalam rumah tangga.
Mulai dari kebiasan belanja berbeda, tanggungan keluarga besar, hingga cicilan menumpuk, semua bisa menjadi pemicu keretakan kalau tidak dikelola dengan bijak. Dan, tidak sedikit juga dari mereka merasa canggung atau enggan membicarakan soal uang karena takut menyinggung perasaan pasangan.
Padahal, keterbukaan dan komunikasi jujur justru bisa mencegah banyak kesalahpahaman di kemudian hari. Buat kamu dan pasangan yang baru saja melangkah ke kehidupan pernikahan, tips-tips jitu ini bisa membantu kamu lebih siap menghadapi realita keuangan dalam rumah tangga.
Jadi, yuk mulai sama-sama belajar ngobrolin duit tanpa canggung dan atur strategi pasangan supaya bahtera rumah tangga bisa berlayar lancar dan jauh dari badai keuangan. Simak tips nya, ya!
Membahas masalah keuangan sebelum menikah

Sebelum masuk ke tips-tipsnya, ada satu pertanyaan untuk kamu. Sudah membahas masalah keuangan bersama pasangan sebelum menikah? Selamat! Kamu sudah selangkah lebih maju, jika sebelumnya pernah membahas masalah keuangan sebelum menikah.
Nah, saran untuk kamu – yang belum menjadi pengantin baru, sebelum melangsungkan pernikahan wajib membahas hal-hal terkait finansial. Pembicaraan soal keuangan mungkin terasa ”kurang romantis” atau bahkan canggung.
Namun, obrolan inilah pondasi kuat untuk membangun kehidupan rumah tangga bersamanya. Ada banyak hal penting jika membicarakan tentang keuangan. Namun 8 poin paling penting ini jangan sampai terlewat untuk dibahas, diantaranya:
1. Sumber Pendapatan

Sumber pendapatan, hal paling penting di masalah keuangan dan harus dibahas pertama kali bersama pasangan sebelum resmi menikah. Pembahasannya cukup sederhana, tetapi topik krusial ini akan memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan pernikahan kamu.
Mulai dari cara mengelola keuangan rumah tangga hingga perencanaan masa depan. Terbuka tentang berapa banyak uang yang masuk ke dalam dompet masing-masing bukan untuk saling menghakimi, tetapi memahami kondisi keuangan secara realistis.
Baik itu pekerjaan tetap dengan gaji bulanan stabil, sampai penghasilan berubah-ubah–seperti freelance atau wirausahawan tidak ada yang salah dengan kondisi ini. Kalian hanya perlu menentukan bagaimana cara berbagi dan mengelola pendapatan tersebut.
Selain itu, penting juga untuk mendiskusikan potensi sumber penghasilan di masa depan. Apakah ada rencana menambah pendapatan, seperti berinvestasi, memulai bisnis sampingan, atau melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan.
Semua ini harus dibahas sebelum menikah untuk membuat perencanaan keuangan lebih matang dan menghindari masalah nantinya.Ingat, jangan sampai ada pendapatan lain yang kamu rahasiakan dari pasanganmu!
2. Utang

Tidak kalah penting dari sumber pendapatan, utang – meskipun sering dianggap topik sensitif harus dibicarakan sebelum menikah. Utang bisa sangat memengaruhi kehidupan keuangan setelah menikah.
Bayangkan jika kamu baru mengetahui bahwa pasanganmu memiliki utang menumpuk, tepat saat pernikahan tinggal selangkah lagi. Tentu mengejutkan, bukan? Mungkin ini akan menjadi salah satu kejutan tidak menyenangkan, apalagi kalau utang tersebut datang dengan bunga dan cicilan besar.
Pertama, penting untuk membahas seberapa besar jumlah utang masing-masing, apakah itu kartu kredit, pinjaman pribadi, atau cicilan lain. Selain jumlah, jenis utang juga perlu diperjelas.
Ada utang yang sifatnya konsumtif, misalnya pembelian barang-barang yang tidak terlalu penting. Sebaliknya, ada juga utang yang sifatnya produktif, seperti pinjaman pendidikan atau investasi properti.
Selain itu, kamu juga harus obrolin bagaimana cara melunasi utangnya setelah menikah. Kalau memang ternyata calon pendamping hidupnya tidak bisa mengelola utang tersebut, lebih baik kamu memikirkan sekali lagi, apakah dia tepat untuk diajak berumah tangga bersamamu? Karena, bisa saja hubungan penuh cinta kalian berubah diliputi kesedihan dan amarah hanya karena utang sebelum pernikahan.
3. Pembagian Tanggung Jawab

Meskipun pernikahan itu tentang dua orang yang menjadi satu, bukan berarti semua harus ditanggung bersama tanpa kejelasan pembagian. Mungkin di awal pernikahan kamu tidak masalah jika belum ada pembagian tanggung jawab keuangan yang jelas karena masih dalam suasana pengantin baru.
Namun, lama kelamaan kamu akan merasa terbebani atau kesal karena merasa tanggung jawabnya lebih berat daripada pasanganmu. Jadi, harus ada pembagian sebelum menikah. Misalnya, siapa pengelola pengeluaran bulanan, membayar tagihan, atau bahkan tabungan.
Kemudian, apakah ada yang akan mengurus khusus investasi atau dana darurat. Pembagian tanggung jawab ini bukan soal siapa yang punya kendali, tetapi bagaimana kalian saling melengkapi. Mungkin satu pasangan lebih ahli dalam mengatur anggaran bulanan, sementara yang lain jago banget soal investasi.
Kalau nanti kamu mau membeli rumah, merencanakan liburan atau membuat keputusan finansial besar, semua akan mudah dilakukan. Dengan begitu, kalian bisa fokus pada hal-hal lain dalam pernikahan.
4. Pengeluaran Rutin Pribadi

Setiap orang pasti punya kebiasaan belanja berbeda, mulai dari biaya transportasi, kebutuhan utama sehari-hari, hingga langganan aplikasi atau hiburan. Baik dari hal penting maupun sepele, semuanya harus dibicarakan sebelum menikah.
Jika tidak, bisa jadi ada kesalahpahaman atau rasa kesal setelah menikah, terutama jika salah satu merasa pengeluarannya sudah terlalu banyak sementara yang lain keuangan keluarga tidak cukup.
Ini penting untuk menyusun anggaran rumah tangga yang realistis – tidak berlebihan atau kekurangan. Dengan tahu pengeluaran masing-masing, bisa kembali dibicarakan apakah ada yang harus dipangkas atau disesuaikan.
Sekecil apapun harus dibicarakan, jangan takut untuk memberitahu pasangan tentang pengeluaran rutin kamu, ya
5. Dana Darurat

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, kehidupan seringkali tiba-tiba memberikan kejutan, baik itu dalam bentuk pengeluaran tak terduga atau situasi darurat lainnya.
Dana darurat itu ibarat penyelamat di saat genting—bikin kamu dan pasangan tetap tenang tanpa panik saat menghadapi kejutan tak terduga. Sebagai pasangan, penting banget untuk saling sepakat berapa jumlah yang harus disiapkan, dimana uang itu akan ditempatkan, dan bagaimana cara mengaksesnya dengan mudah.
Banyak ahli keuangan merekomendasikan agar dana darurat ini setara dengan 3 hingga 6 bulan pengeluaran rutin. Memangnya nggak bisa dibicarakan sesudah menikah? Bisa saja, tetapi mengetahui salah satu dari kalian sudah memiliki dana darurat yang cukup bisa meringankan beban pasangan, terutama di situasi genting.
6. Tujuan Keuangan
Tujuan keuangan menjadi hal penting karena setiap orang bisa punya pandangan berbeda tentang apa yang mereka inginkan secara finansial, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dengan begitu, perencanaan bersama jadi lebih realistis dan memiliki tujuan yang jelas.
Mungkin saja pasangan kamu ingin menabung untuk membeli rumah dalam lima tahun ke depan dan kamu malah lebih fokus pada persiapan pensiun usia muda. Perbedaan ini terlalu besar bukan? Kalau kamu tahunya setelah menikah, perbedaan ini bisa menimbulkan masalah besar.
7. Tabungan, Investasi, dan Asuransi

Tiga hal penting untuk menentukan bagaimana kehidupan rumah tangga kalian nantinya. Setiap orang pasti punya cara dan tujuan berbeda dalam menabung, ada yang rajin setor dana setiap bulan atau lebih santai. Investasi juga salah satu bentuk lain dari menabung. Dalam prinsip keuangan, menabung sudah tidak cukup lagi kalau kita tidak bisa mengelola uang dengan bijak. Investasi adalah cara jitu untuk membuat uang berkembang.
Seperti kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Tentu ada cara berbeda untuk investasi seperti di properti, saham, atau bahkan reksadana. Kamu dan pasangan harus sama-sama sepakat bahwa investasi itu penting dan bisa menjadi pondasi kuat keuangan di masa depan.
Namun, jangan lupa membahas soal asuransi. Masih banyak orang kurang suka memikirkan soal risiko dan kejadian tidak terduga. Padahal asuransi bisa memberikan perlindungan dan rasa aman.
Asuransi jiwa, kesehatan, atau bahkan rumah merupakan bentuk perhatian kita terhadap pasangan dan masa depan keluarga. Membicarakan asuransi berarti kamu berdiskusi tentang jenis dan jumlah asuransi, serta bagaimana membayar preminya.
Langsung dicatat! Tiga hal ini memang terlihat tidak penting sekarang, tetapi akan sangat penting ketika tiba-tiba kamu membutuhkannya.
8. Pengelolaan Rekening di Rumah Tangga

Hal terakhir ini juga tidak kalah penting untuk kamu bicarakan sebelum menikah. Pemisahan rekening bersama dan pribadi kedengarannya sepele, tetapi percayalah ini bisa berdampak besar pada dinamika keuangan dalam rumah tangga nanti.
Memisahkan rekening bersama dan pribadi bukan karena tidak ada kepercayaan antara pasangan. Justru sebaliknya, ini adalah bentuk pengelolaan yang lebih transparan dan adil. Ya, coba kalau semua uang masuk ke satu rekening bersama, lalu masing-masing tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas apa.
Rekening pribadi membantu setiap pasangan menjaga kemandirian finansialnya, sementara rekening bersama untuk menyatukan sumber daya guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Rekening bersama ini bisa digunakan untuk pembayaran rutin seperti biaya rumah, listrik, air, dan kebutuhan lainnya. Sedangkan rekening pribadi tentu kamu bisa gunakan untuk hobi, kebutuhan sendiri, atau investasi.
Memisahkan rekening juga sebagai bentuk menghormati pendapatan dan pengeluaran masing-masing. Karena, dalam kehidupan rumah tangga, keseimbangan keuangan akan sangat mendukung keharmonisan hubungan.
Nah, sudah tahu, kan, apa saja hal-hal penting yang harus dibicarakan sebelum menikah khususnya soal keuangan. Sekarang, kamu sudah siap untuk mendapatkan tips-tips jitu mengatur keuangan rumah tangga dengan tepat.
Strategi cerdas mengelola keuangan rumah tangga

Tadi kamu sudah membicarakan keuangan sebelum menikah, sekarang kamu pasti masih bingung bagaimana cara mengelolanya. Ini dia tips-tips cerdas yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari masalah-masalah keuangan.
Sebelum itu, kamu perlu tahu bahwa di dalam satu rumah tangga ada banyak pos pengeluaran, seperti kebutuhan sehari-hari, transportasi, pendidikan, kesehatan, tagihan rutin, rekreasi dan cicilan.
Semua ini seharusnya sudah kamu ketahui apa-apa saja kebutuhan di masing-masing pos tersebut sebelum menikah. Nah, bagaimana cara mengaturnya?
1. Pendapatan dan pengeluaran disusun secara proporsional

Strategi cerdas dalam mengelola keuangan rumah tangga adalah dengan menyusun pendapatan dan pengeluaran secara proporsional. Setelah menghitung semua penghasilan, buat daftar pengeluaran bulanan wajib, seperti biaya rumah, makanan, transportasi, dan tagihan lainnya.
Untuk mencapai proporsional kamu harus bisa menyusun anggaran bulanan secara realistis. Misalnya, kalau total penghasilan sebulan adalah 10 juta, jangan sampai belanja bulanan dan gaya hidup memakan biaya sampai 8 juta atau bahkan lebih.
Maka dari itu, kamu harus membuat anggaran belanja bulanan tersebut berdasarkan proporsi masuk akal: 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk tabungan dan investasi, serta 20 persen kebutuhan pribadi atau hiburan.
Tentu saja, presentase ini dapat kamu sesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan masing-masing. Keuangan proporsional akan meminimalisir stres akibat utang atau kekurangan dana, karena sudah ada batasan jelas untuk setiap pos pengeluaran.
Jangan terlalu kaku sampai tidak bisa ada ruang untuk kejutan-kejutan kecil, seperti pesta ulang tahun keluarga atau jalan-jalan sejenak. Keuangan rumah tangga bisa sehat tanpa melakukan hemat berlebihan!
2. Melakukan pencatatan pengeluaran

Langkah sederhana – tetapi bisa bikin perbedaan besar dalam keuangan kamu dan pasangan. Pengeluaran tidak bisa hanya diingat-ingat di kepala, pasti bakalan ada yang terlewat, kan? Pencatatan pengeluaran membantu kamu dan pasangan untuk lebih sadar serta terkontrol dalam membelanjakan uang.
Nggak perlu ribet dengan menggunakan aplikasi keuangan mahal. Cukup sesederhana mencatat pengeluaran harian di buku catatan, aplikasi smartphone, atau spreadsheet sederhana.
Gambaran jelas tentang kemana uang kalian pergi setiap bulannya dapat menunjukkan bagaimana pola pengeluaran – apakah terlalu banyak ngopi dan nongkrong, makan di luar rumah, atau ada expenses yang bisa dikurangi.
Jadi, nggak ada salahnya mulai rutin mencatat setiap pengeluaran, meskipun kecil, karena setiap detail itu penting
3. Hemat dan belanja pintar

Terapkan prinsip hemat dan belanja pintar. Kamu dan pasangan bisa mulai dengan langkah sederhana – menghemat penggunaan listrik, air, dan sumber daya lainnya. Secara tidak sadar, penggunaan listrik, air, dan lainnya itu bisa membuat tagihan bulanan semakin membengkak.
Misalnya, kamu suka membiarkan lampu menyala ketika tidak digunakan – hanya untuk menerangi ruangan kosong. Sederhana memang, hanya lampu, tetapi kalau dilakukan setiap hari, pasti tagihan listrik akan melonjak.
Selain itu, menggunakan alat elektronik yang lebih efisien juga bisa jadi investasi jangka panjang. Namun, belanja pintar juga nggak kalah penting. Di era digital ini, banyak sekali cara membeli barang dengan harga lebih murah tanpa takut kualitas berkurang.
Belanja dengan memanfaatkan promo, diskon, atau cashback bisa sangat membantu menekan pengeluaran bulanan. Kamu juga bisa membandingkan harga di beberapa tempat, baik di toko fisik maupun online, sebelum membeli sesuatu.
Hati-hati, jangan sampai terjebak dengan godaan belanja impulsif atau membeli barang hanya karena promo yang terlihat menarik.
4. Hindari Utang

Hidup tanpa utang adalah kebahagiaan. Mungkin ada yang berpikir, ”Ah, utang kan biasa, bisa dicicil, nggak masalah!”. Tetapi sebenarnya utang bagaikan bom waktu yang bisa meledak kapan saja jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Sebelum menikah, mungkin utang pribadi nggak terlalu mengganggu, karena masing-masing punya tanggung jawab sendiri. Namun, begitu menikah keuangan menjadi satu, dan itu berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan uang – termasuk utang akan memengaruhi pasangan.
Lebih baik hindari utang, daripada kalian terjebak dalam lingkaran cicilan yang nggak ada habisnya. Ini adalah cara paling bijak untuk memprioritaskan kebutuhan dan menabung untuk masa depan.
5. Membuat rencana dan tujuan keuangan

]Rencana keuangan ibarat GPS–kalian akan terjebak dalam pemborosan, bingung kemana uang harus dialokasikan jika tidak menggunakannya. Tujuan keuangan seperti peta yang memberikan panduan jelas dalam perjalanan finansial rumah tangga.
Mulai dari tujuan jangka pendek hingga panjang, keduanya akan membuat hidup rumah tangga lebih teratur. Dengan memiliki rencana, kalian bisa menentukan prioritas bersama. Jika tujuan jangka pendek kamu dan pasangan adalah liburan, mulai membuat anggaran dan memutuskan pengeluaran mana yang bisa dikurangi.
Begitu juga dengan tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, yang akan membutuhkan rencana tabungan lebih serius dan strategi investasi.
Mengelola keuangan di dalam kehidupan berumah tangga memang bukan hal mudah. Maka, sebelum menikah sudah harus mempersiapkan semuanya. Setelah menikah, kamu tinggal mempelajari bagaimana strategi paling tepat yang bisa dilakukan agar bisa terhindar dari masalah keuangan dan lima cara di atas adalah salah satu langkah terbaik!
Udah sah jadi pasangan suami istri? Saatnya satukan visi, bukan cuma hati tapi juga isi dompet! Klik WeddingMarket dan jelajahi artikel inspiratif lainnya bareng pasangan biar langgeng sampai masa depan!
Cover | Fotografi: Axioo