Pilih Kategori Artikel

Mengenal Gebyok Pelaminan pada Pernikahan Adat Jawa
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Ada banyak sekali jenis dekorasi pernikahan budaya di Indonesia, salah satunya adalah Gebyok. Dekorasi pernikahan gebyok jawa adalah salah satu jenis furniture yang terbuat dari kayu sebagai bahan utamanya. Kayu yang digunakan untuk membuat gebyok adalah kayu jati mentah.

Gebyok Jawa ini merupakan sekat ruangan yang biasanya dipisahkan adalah ruang tamu, yaitu sebuah rumah bernuansa tradisional. Selain itu gebyok juga dapat digunakan sebagai pemanis paviliun. Ukiran dari gebyok pelaminan biasanya juga lebih detail.

Pengertian Gebyok Pelaminan

wm_article_img
Foto: pinterest.fr/lmunoraharjo

Hingga saat ini, gebyok Jawa menjadi salah satu cagar budaya. Bentuk tubuhnya telah memberikan banyak informasi dan kebijaksanaan hidup kepada umat manusia. Gebyok sebagai penyekat juga memiliki nilai estetika berseni tinggi berkat ukirannya serta bahan furniturnya dari kayu jati yang kokoh.

Bentuk ini berupa sekat ruangan dengan kayu yang paling banyak digunakan untuk gebyok adalah kayu jati. Ruangan yang biasanya terbagi menjadi beberapa ruangan antara lain ruang tamu atau ruang keluarga, serta rumah berdesain tradisional.

Gebyok biasanya dikenal terbuat dari ukiran yang detail, namun sebenarnya ada juga gebyok yang simpel atau tidak ada dekorasi. Jika pengerjaannya halus dan pengukirannya sulit, maka sebuah  gebyok dianggap bagus. Apalagi jika gebyok diukir menjadi tiga ukuran dan memiliki kualitas kayu kering tua yang awet.

Oleh karena itu, gebyok pelaminan berupa lebih dari sekedar partisi yang multifungsi. Khususnya untuk gebyok dari daerah Jepara dan Kudus di Jawa Tengah dengan tradisinya yang masih khas. Gebyok Jawa memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk sebagai pemisah ruang dan lorong masuk ke dalam rumah.

Gebyok jawa biasa digunakan pada acara pernikahan yang seiring dengan nuansa kental tradisi jawa serta sering disebut zonasi. Lorong yang biasanya diikutsertakan juga terdiri dari papan kayu cukup besar dengan ukiran untuk menambah kesan yang khas sekaligus mewah. Warnanya tentu tidak perlu terlalu rumit tapi bisa juga disesuaikan pada konsep pernikahan itu sendiri.

Dekorasi pelaminan ini biasanya dihiasi dengan bunga artifisial lain atau bunga abadi di beberapa sudut gebyok. Fungsi dasarnya digunakan sebagai pemisah antara furnitur atau ruang. Saat ini penggunaannya sudah beragam serta ukurannya yang bisa disesuaikan. Cukup berbeda dengan gebyok masa lalu yang harus mengikuti sistem ukuran tertentu.

Sejak dahulu gebyok jawa ini diciptakan sebagai karya seni yang khas. Selain terlihat cantik gebyok pelaminan juga mencerminkan moral dan estetika pikiran dan emosi. Gebyok tersebut bukan hanya wujud yang tidak berarti, tapi juga merepresentasikan kearifan.

Hal ini dirancang untuk melayani tujuan praktis yang meski penuh dengan ukiran, kekuatannya sebagai penyangga rumah tidak boleh berkurang. Sehingga rumah akan menjadi lebih dihormati di masa depan. Kalau hanya bikin gebyok harus pilih bahan kayu, ahli pekerja keras dan waktu pengerjaannya lama, jadi bagaimana mungkin.

Gebyok pelaminan juga bisa dipadukan dengan furnitur kayu yang lainnya. Misalnya seperti kursi dan meja klasik dan modern, atau bisa dipadukan dengan gaya jati bali. Sejak abad ke-16 lahirlah filosofi gebyok jawa, dan gebyok jawa adalah sebuah karya seni.

Selain penampilannya yang cantik serta menarik juga sangat khas, gebyok pelaminan juga mencerminkan pikiran dan emosi moral juga estetika. Bukan saja yang biasa tapi juga pada setiap implementasi gebyok yang mewakili manusia tersebut. Karenanya diperlukan ukiran penuh arti yang tidak akan mengurangi kekuatannya sebagai penyangga rumah juga dekorasi.

Rumah atau dekorasi gebyok akan terlihat lebih sopan, jika hanya perlu memilih bahan kayu, ahli dan waktu yang lama, lalu bagaimana mungkin. Pada saat yang sama, filosofi Gebjörk dari sudut pandang etika memiliki pencerahan spiritual bagi penghuninya.

Dekorasi ini sebenarnya juga menceritakan tentang kehidupan manusia dan tujuan dari kerukunan dan perdamaian. Pada desainnya menggambarkan betapa penting hidup harmonis yang selaras dengan alam. Gebyok juga memiliki arti penting berupa perjalanan suci yang perlu ditempuh. Swastikanya sering menggambarkan simbol dari harmoni serta keseimbangan hidup.

Pola bunga bambu yang sering disematkan menggambarkan kesuburan, regenerasi dan keberlanjutan kehidupan. Pola kalamakara dengan simbol cinta dari ibu juga anaknya. Beserta dengan sisi etikanya dari gebyok pelaminan yang menyampaikan pesan spiritual. Patung Gebyok sebenarnya mengisahkan tentang tujuan hidup manusia (Sangkan Pala Dumadi), serta keharmonisan, kemakmuran, dan perdamaian.

Jenis-Jenis Gebyok untuk Pelaminan

1. Gebyok Putih

wm_article_img
Foto: desainrumahnya.com

Ukiran gebyok pelaminan bernuansa putih yang memang dengan banyak digunakan untuk dekorasi. Hal itu dikarenkan warnanya lebih menuju netral dan bisa digunakan secara bersamaan pada hampir semua warna yang mungkin. Biasanya terdapat berbagai macam ukiran yang tertera pada konsep dekorasi pelaminan yang satu ini.

2. Gebyok Ukiran khas Jawa Klasik

wm_article_img
Foto: soranwedding.wordpress.com

Gebyok ukiran khas jawa klasik yang berupa produk gebyok pelaminan khas dari Jepara dan kudus yang tidak ada ditempat lainya yaitu gebyok ukir. Model berukiran klasik jawa juga dipakai pada resepsi pernikahan yang menonjolkan tema budaya terutama untuk pernikahan dekorasi pelaminan Jawa. Kesan seperti suasana kerajaan tempo dulu sangat kental terasa.

3. Gebyok Minimalis Modern

wm_article_img
Foto: dewiswedding.com

Gebyok pelaminan dengan ukiran minimalis modern menjadi desain yang saat ini sedang digemari. Kamu mungkin sering menemukan salah satunya pada dekorasi gebyok pelaminan. Dekorasi minimalis ini biasa diproduksi dari bahan yang kuat yaitu jati padahal juga untuk bahan bakunya yang lebih banyak menggunakan kayu mahoni dan nangka. Bahkan sebagian besar pengusaha industri banyak juga yang memilih gebyok putih.

Berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa finishing beserta cat duco yang sangat rentan terhadap kerusakan dari minyak yang terkandung sedangkan untuk fakta lain yang menunjukkan juga kayu jati sebanding pada yang lain. Sebagai perbandingan kandungan minyak pada gebyok pelaminan berbahan ini paling tinggi.

Sebenarnya pengerajin Jepara Furniture telah menggunakan bahan material tertentu untuk mengatasi masalah tersebu. Namun hal ini menyebabkan biaya produksi meningkat 20% hingga 40% dari produksi normal. Solusinya adalah dengan menggunakan kayu mahoni dan nangka dengan kandungan kayu nektarin yang jauh lebih sedikit.

Hal itu membuat pengantin tidak luput dari resiko di atas saat memilih gebyok bertema minimalis modern. Di zaman sekarang ini memang gaya minimalis sangat populer. Mengingat memang dekorasi pernikahan akan terpengaruh dan harus sesuai dengan permintaan pasar gebyok pelaminan sederhana adalah solusi yang tepat.

Setiap dekorasi pasti memiliki ukuran panggung yang berbeda, dan memang sengaja disesuaikan. Dan gebyoknya itu sendiri mengalami banyak perubahan ukuran. Diantaranya 4-5 meter, lalu ada 6-8 meter serta juga 10-12 meter.

Ukuran-ukuran di atas hanyalah tolok ukur umum, karena pada kenyataannya sedikit orang yang meminta ukuran khusus, Bahkan setiap tahapan dalam gebyok pelaminan itu berbeda-beda. Jadi tenang saja jika tidak sesuai, jangan khawatir masih bisa dikurangi begitu juga sebaliknya bisa ditambahkan.

Sekian ulasan mengenai gebyok pelaminan yang mungkin juga bisa kamu gunakan pada acara pernikahan. Semoga membantu dan menambah referensi terkait dekorasi yang lebih menarik lagi pada venue. Sehingga acaranya akan semakin berkesan dan unik.

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...