Memiliki suku bangsa Melayu membuat beberapa mempelai wanita Indonesia tampil dengan makeup tradisional Melayu ketika menggelar pernikahan. Serangkaian adat berikut busana khas Melayu akan meramaikan hari bahagia bersama pasangan yang diharapkan akan berjodoh seumur hidup.
Menjelang hari bahagia pasti banyak persiapan dilakukan, terlebih dari pihak mempelai wanita. Coba gaun hingga memilih jasa tata rias dilakukan agar pelaksanaan saat hari H bisa berjalan dengan lancar. Bahkan dari segi makanan juga harus memenuhi selera dan standar lezat dari dua mempelai.
Saat hari pernikahan, ada orang yang lebih suka menggunakan adat tradisional untuk menegaskan identitas suku bangsa. Salah satunya makeup tradisional Melayu yang tidak hanya membuat mempelai wanitanya dandan, namun juga mempelai laki-laki. Setidaknya penggunaan pakaian dan riasan kepala pada laki-laki.
Penerapan adat Melayu di hari pernikahan sendiri banyak ragamnya, bergantung terhadap kayanya berbagai suku bangsa Melayu di Indonesia. Ada yang menggunakan makeup Melayu asli dan ada juga yang mengombinasikannya dengan pertimbangan salah satu mempelai bersuku lain.
Misal Melayu dan Jawa menikah, akadnya bisa dengan adat Melayu dan resepsinya menggunakan adat Jawa. Makeup denga sentuhan budaya Melayu nyatanya cukup menarik minat beberapa wanita untuk menerapkannya dalam pernikahan mereka.
Tampil Cantik sebagai Wanita Melayu
Bagi yang penasaran dengan makeup tradisional Melayu atau akan menggunakannya di hari pernikahan, penerapan beberapa elemen makeup wajib hukumnya. Kamu bisa menggunakan primer, foundation, concealer, dan baru kemudian memulaskan bedak serta menggunakan eyeshadow.
Pada bagian mata, di samping menggunakan eyeshadow, Kamu bisa semakin menegaskannya dengan bulu mata palsu dan maskara serta eyeliner. Memilih bulu mata yang tebal disertai maskara untuk mempertegas makeup mata merupakan pilihan tepat jika dipadukan bersama garis eyeliner di mata.
Saat ini tren membuat alis bukan lagi menipis atau melengkung, namun cenderung lurus atau agak rata dengan tampilan alis rapi. Kamu bisa memilih pensil alis yang senada dengan warna alis asli. Jangan lupa untuk merapikan hasil polesan pensil alis dengan sikat agar lebih memberikan kesan rapi.
Terakhir, makeup tradisional Melayu pada area bibir bisa memoleskan warna bibir sesuai dengan selera dan kesesuaian dengan gaun. Jika gaun bernuansa kalem maka polesan lipstik pada bibir cukup menggunakan warna nude. Sementara warna pakaian merah merona akan lebih cocok dengan lipstik merona juga.
Makeup Pernikahan Orang Minang
Kayanya suku bangsa di Indonesia menciptakan persinggungan antara suku bangsa Melayu dan Minang. Banyak yang kebingungan apakah Melayu itu Minang atau Minang itu Melayu. Kita hanya akan membahas makna riasan pengantinnya saja di sini. Menarik jika kita bahas riasan pengantin padang pesisir.
Mempelai wanita padang pesisir mengenakan hiasan kepala bernama suntiang yang tingkatannya ganjil. Konon, zaman dulu wanita menggunakan 13 tingkatan, namun saat sudah modern hanya menggunakan 11 atau 9 tingkatan saja. Berat suntiang ini biasanya bisa mencapai 5 kg ketika diguanakan di kepala.
Menelisik lebih jauh tentang suntiang pada kepala mempelai wanita yang kini menjadi makeup tradisional Melayu ternyata dipengaruhi oleh 3 kebudayaan asing sekaligus. Budaya Cina, Spanyol, dan Portugis melengkapi riasan pengantin mempelai wanita maupun mempelai pria.
Padang Sumatera Barat memiliki banyak kekayaan adat istiadat. Hal tersebut berpengaruh juga terhadap kekayaan riasan kepala pengantin wanita. Di hari pernikahan, ada yang menerapkan polesan makeup tradisional Melayu utuh dan ada juga yang menerapkan riasan Melayu modern.
Busana Koto Gadang Minang
Selain penutup kepala, perempuan Minang juga menggunakan pakaian adat koto gadang saat melaksanakan pernikahan. Gaun yang cantik dilengkapi dengan penutup kepala bernama tengkuluk talakuang dengan hiasan unik kalung yang dikenakan di dahi dan makeup tradisional Melayu.
Gaya berpakaian para perempuan Minang seperti ini merupakan pengaruh Gujarat. Secara keseluruhan dapat dipastikan pengaruh Gujarat, namun untuk bagian kalung di dahi, baru-baru ini saja diaplikasikan. Tujuannya untuk menambah daya tarik agar orang semakin berfokus memperhatikan kecantikan pengantin.
Tengkuluk ada banyak jenisnya, di antaranya tengkuluk tanduak yang digunakan oleh pada mempelai wanita dari Solok. Yang menjadi poin unik adalah kain songket di kepala dibentuk sedemikian rupa menjadi seperti tanduk. Bentuk menyerupai tanduk tersebut dijadikan sebagai mahkota wanita.
Minang memberikan sentuhan akulturasi dengan budaya Arab, di mana penggunaan baju adatnya tidak begitu membentuk lekuk tubuh. Mempelai wanita Minang akan memadankan makeup tradisional budaya Melayu di wajah dengan keanggunan busana kurung plus hiasan kepala dan aksesori lainnya.
Riasan Pengantin Melayu Kepulauan Riau
Wilayah lain yang sudah pasti memoleskan makeup tradisional Melayu terhadap pengantin adalah Kepulauan Riau. Kental dengan adat Melayunya, mempelai wanita akan mengenakan baju pernikahan bernuansa emas dan merah sebagai tanda dirinya datang dari kalangan bangsawan dan simbol kehormatan.
Riasan adat Melayu tidak hanya kental pada kedua pengantin, namun juga lekat pada pemangku hajat selama acara digelar. Mempelai pengantin akan menggunakan baju kebaya kancing depan lengkap dengan selendang yang digunakan di pundak. Pada perempuan tentunya ada riasan kepala yang digunakan.
Yang menarik adalah motif pada kebaya mempelai mengadaptasi kehidupan sekeliling dengan maknanya yang dalam. Ada motif semut beriring yang menandakan rasa gotong royong serta kerja sama tim selayaknya yang dilakukan para semut. Ada juga motif yang tidak kalah unik, yakni motif itik pulang perang.
Mempelai wanita kepulauan Riau akan melengkapi makeup di wajahnya dengan riasan kepala sanggul lintang yang menawan. Sudah tidak perlu dipertanyakan betapa mewahnya riasan kepala adat Melayu di tanah air. Para mempelai harus kuat menahan riasan hingga berkilo-kilo beratnya sambil mempertahankan makeup tradisional Melayu di wajah.
Seru sekali, ya memahami budaya yang ada di Indonesia?
Foto: Amalia Indah Permata, Ivory Admiral, Flona