Ketika membicarakan tentang pernikahan adat Jawa, umumnya identik dengan riasan paes pengantin. Paes adalah riasan pengantin wanita yang berbentuk lekukan yang dimulai dari area dahi hingga ujung rambut.
Jenis paes Jawa sendiri beragam, setidaknya ada 5 macam paes yang bisa kamu pilih sesuai pakem adat di daerahmu. Dalam artikel ini, kami akan membahas tuntas mengenai perbedaan kelima paes pengantin Jawa tersebut. Simak ulasan selengkapnya, ya!
Riasan Paes
Sebelum membahas berbagai macam jenis paes Jawa, ada baiknya kamu mengetahui pengertian dari paes itu sendiri. Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, paes adalah riasan berbentuk lengkungan pada area dahi wanita. Bentuk lekukan pada paes ini tidak hanya sebuah coretan, tetapi juga memiliki makna, doa, dan tuntunan untuk calon mempelai wanita.
Paes sendiri dilukis dengan menggunakan pidih, yaitu campuran malam atau sejenis lilin. Lilin pidih adalah krim pewarna yang dibuat dari ramuan jelaga yang dicampur dengan kulit jeruk purut, lilin kote, asem, dan daun pandan sehingga menghasilkan warna hitam yang pekat. Namun tidak sedikit juga perias yang memilih menggunakan cairan celak untuk melukis paes karena lebih aman untuk kulit sensitif dan tidak menimbulkan iritasi.
Paes tidak hanya digunakan pada pernikahan adat Jawa, namun provinsi lain juga menggunakan riasan paes bagi mempelai wanitanya. Seperti paes Makassar dan Banjar yang memiliki bentuk dan makna yang berbeda dengan paes Jawa.
Macam-macam Paes Jawa
Setelah mengetahui tentang paes, kamu juga perlu mengetahui bahwa paes Jawa memiliki berbagai macam desain, model, dan makna sesuai daerahnya.
Paes Jawa yang paling terkenal adalah paes Yogya dan Paes Solo. Ada juga paes Madura yang memiliki pesonanya sendiri. Untuk itu, kami akan membahas perbedaan 5 ragam paes Jawa dari Yogya, Solo, dan Madura secara lengkap.
1. Yogya Paes Ageng
Di Yogyakarta, ada 6 jenis paes yang masih sering digunakan, yaitu Paes Ageng, Yogya Putri, Ageng Kanigaran, Ageng Jangan Menir, Kasatriyan Ageng, dan Pura Pakualam.
Yogya Paes Ageng merupakan paes yang paling populer di Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta. Banyak pengantin yang memilih riasan paes ini karena mampu memancarkan keanggunan khas wanita Jawa yang sarat akan makna.
Bentuk paesnya sendiri lebih runcing dengan pidih berwarna hitam. Lengkungan pidih ini dibingkai dengan payet emas atau prada, yang mewah dan elegan.
Lekukan Yogya Paes Ageng berbentuk seperti daun sirih yang merupakan pengharapan agar sang istri dihormati dan ditinggikan derajatnya oleh suami. Lekukan ini juga menyimbolkan agar istri menjaga nama baik suami.
Yogya Paes Ageng ini juga terkenal dengan riasan aliasnya yang berbentuk tanduk rusa. Bentuk alis ini disebut dengan menjangan ranggah yang merupakan sebuah pengharapan agar mempelai wanita bisa cerdas dan bijaksana dalam menghadapi berbagai permasalahan rumah tangga.
Riasan Yogya Paes Ageng dilengkapi dengan cunduk mentul atau kembang goyang berjumlah 5 buah yang diletakkan di atas sanggul. 5 cunduk mentul ini melambangkan rukun Islam.
Pada zaman dahulu, Yogya Paes Ageng hanya digunakan oleh keluarga keraton. Hal ini karena pemakaian prada atau emas yang dinilai mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat biasa. Oleh karena itu, diciptakan Yogya Paes Putri yang lebih sederhana dan ekonomis. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Yogya Paes Ageng dapat digunakan oleh berbagai kalangan untuk membantu melestarikan budaya.
2. Yogya Paes Putri
Seperti yang sudah dibahas sedikit di atas, Yogya Paes Putri adalah versi sederhana dari Yogya Paes Ageng. Paes Jawa ini menggunakan pidih hitam atau coklat tanpa tambahan prada (serbuk emas).
Bentuknya sendiri berbeda dengan Yogya Paes Ageng. Yogya Paes Putri berbentuk cengkorongan daun sirih berbentuk belah ketupat di dahi antara dua alis.
Aksesoris untuk rambutnya sendiri lebih sederhana, yaitu hanya menggunakan sisir gunungan, sebuah cunduk mentul, dan sepasang subang cepli. Cunduk mentul ini melambangkan keesaan Tuhan. Kemudian bagian kiri dan kanan sanggul dihias dengan sepasang rangkaian melati, mawar, atau ceplok dari beludru merah pelik.
3. Solo Puteri
Paes Jawa yang tidak kalah populer selanjutnya adalah Paes Solo yang terbagi dalam 3 jenis, yaitu Solo Puteri, Solo Basahan, dan Solo Takwo. Namun yang paling sering digunakan dalam pernikahan Jawa Solo atau Surakarta adalah jenis Solo Puteri dan Solo Basahan.
Jika Paes Yogyakarta memiliki bentuk yang meruncing, maka Paes Solo Puteri ini memiliki bentuk yang lebih bulat. Dilukis dengan pidih hitam pekat tanpa hiasan prada.
Sanggul bagian belakang dilengkapi dengan rangkaian kuncup bunga melati, atau yang biasa disebut dengan tibo dodo. Rangkaian ini menjuntai dari kepala, melewati dada, berakhir di pinggang bagian depan tubuh wanita.
Aksesoris lainnya pada sanggul adalah adanya cunduk jungkat dan cunduk mentul atau kembang goyang berjumlah 7 buah yang ditancapkan secara merata di atas sanggul. Cunduk mentul ini melambangkan pitulungan atau pertolongan.
4. Solo Basahan
Solo Basahan hampir sama dengan Solo Puteri. Hal yang unik dan membuat Paes Solo Basahan berbeda dengan paes Jawa lainnya adalah pemakaian pidih yang berwarna hijau gelap.
Sanggul pada paes Solo Basahan juga dihiasi oleh cunduk mentul sebanyak 9 buah yang melambangkan jumlah walisongo. Cunduk mentul ini juga memiliki bentuk yang berbeda-beda, yaitu sepasang berbentuk menjangan atau rusa, kupu-kupu kecil, dan matahari. Di bagian tengan dihias dengan cunduk mentul berbentuk kupu-kupu besar yang ditemani dengan cunduk jungkat.
Selain itu, tata rias paes Solo Basahan juga identik dengan cithak, yaitu bentuk belah ketupat memanjang di dahi di antara alis. Cithak berarti bahwa perempuan harus fokus dan setia dalam menjaga rumah tangga.
5. Paes Tretep
Ketika membicarakan mengenai paes Jawa, sebagian besar orang hanya berfokus pada paes Solo dan Yogyakarta saja. Padahal ada Paes Tretep ala pengantin Madura yang cantik ini, loh.
Paes Tretep atau Kacok memiliki bentuk yang unik dibandingkan paes Yogya dan paes Solo. Jika paes Yogya dan Solo memiliki bentuk yang menjorok ke bawah dan berbentuk seperti daun, maka Paes Tretep ini berbentuk melengkung ke dalam seperti bunga. Paes ini juga biasanya akan dihiasi payet mengikuti bentuk paes.
Sanggul pada Paes Tretep juga dihiasi oleh rangkaian kuncup bunga melati sebagaimana paes Jawa pada umumnya. Rangkaian bunga ini berbentuk seperti lilin yang menyimbolkan istri harus bisa menjadi penerang jalan untuk suami.
Itu dia pengertian paes dan 5 jenis paes Jawa yang bisa kamu pilih sebagai riasan pernikahan ala Jawa sesuai daerah dan selera. Kepoin juga artikel kami lainnya di WeddingMarket seputar persiapan pernikahan dan tips melangsungkan pernikahan yang indah dan berkesan.