Your Smart Wedding Platform

Menikah dengan Sahabat Sendiri, Yay or Nay?

15 Apr 2025 | By Intan Vandini Wedding Market | 35

Menikah dengan teman atau sahabat sendiri, kedengarannya seperti kisah cinta dalam film yang happy ending, ya! Karena, siapa sih yang tak ingin menghabiskan hidup bersama seseorang yang sudah mengenal kita luar dalam, yang tahu cerita di balik tawa dan luka, serta yang selalu hadir tanpa diminta? 

Banyak yang percaya bahwa pondasi persahabatan adalah modal kuat untuk membangun pernikahan yang langgeng. Tapi, seiring dengan romantisme yang ditawarkan, muncul juga pertanyaan: apakah benar menikah dengan sahabat adalah pilihan terbaik?

Di sisi lain, tak sedikit yang merasa bahwa menyatukan persahabatan dan romansa justru bisa menghadirkan risiko besar. Jika hubungan tersebut tidak berjalan sesuai harapan, bukan hanya cinta yang hilang, tapi juga persahabatan yang sudah terbangun bertahun-tahun lamanya. 

Perubahan dinamika, ekspektasi baru, dan tekanan dalam rumah tangga bisa menjadi tantangan tersendiri. Jadi, apakah menikah dengan sahabat sendiri adalah langkah bijak yang membawa kebahagiaan, atau justru taruhan besar dalam perjalanan hidup?

Kenapa Menikah dengan Sahabat adalah Pilihan yang Tepat?

Foto: Instagram/enzystoria

Menikah dengan sahabat adalah impian banyak orang, karena hubungan yang dibangun dari persahabatan biasanya memiliki pondasi kuat berupa saling pengertian, kepercayaan, dan kenyamanan. Berikut beberapa alasan menikah dengan sahabatmu sendiri bisa menjadi pilihan yang tepat:

1. Sudah Saling Mengenal Luar Dalam

Salah satu keuntungan dari menikah dengan sahabat sendiri adalah sudah saling mengenal sejak lama, termasuk tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak perlu lagi berpura-pura jadi orang lain karena sudah sama-sama tahu sifat baik dan buruk. 

Kamu juga mungkin sudah terbiasa dengan kebiasaan sehari-hari, bahkan yang kadang menyebalkan tapi tetap bisa diterima. Kedekatan ini membuat hubungan terasa lebih jujur dan tulus, tanpa perlu menyembunyikan diri. Karena itu, hubungan bisa tumbuh dengan dasar keaslian dan saling menerima apa adanya.

2. Komunikasi Lebih Terbuka

Persahabatan yang sudah lama terjalin biasanya membuat komunikasi jadi lebih jujur, terbuka, dan nyaman. Ini berbeda dengan hubungan yang masih baru, yang kadang masih terasa canggung atau sungkan membahas hal-hal sulit. 

Dalam hubungan sahabat yang jadi pasangan, biasanya tidak ada drama yang berlebihan. Mereka lebih memilih menyelesaikan masalah dengan ngobrol dari hati ke hati. Kemampuan ini sangat penting dalam pernikahan, karena komunikasi yang baik adalah kunci supaya rumah tangga tetap awet dan harmonis.

3. Kepercayaan Sudah Terbangun

Fotografi: Imagenic

Dalam persahabatan yang sudah berjalan bertahun-tahun, kepercayaan tumbuh dengan sendirinya lewat waktu dan pengalaman bersama. Kamu dan dia sudah melewati banyak hal yang membuat kalian saling percaya. 

Jadi, ketika memutuskan untuk menikah, biasanya tidak ada banyak rasa cemburu atau curiga yang berlebihan. Hubungan pun terasa lebih aman, dan ini sangat membantu menciptakan pernikahan yang tenang dan stabil. Kepercayaan yang sudah ada juga membantu mencegah konflik akibat salah paham atau prasangka.

4. Memiliki Riwayat Emosional yang Panjang

Ketika kamu dan sahabatmu sudah melewati banyak pengalaman emosional bersama, baik saat senang maupun sedih, kalian akan punya ikatan batin yang lebih kuat dibanding pasangan yang baru kenal. Sahabat yang menjadi pasangan sudah terbiasa saling menguatkan di masa sulit, tertawa bersama di saat bahagia, dan saling mendukung dalam berbagai keadaan. 

Karena itu, kalian akan lebih siap menghadapi tantangan dalam pernikahan, karena sudah terbiasa menyelesaikan masalah bersama. Ikatan ini juga membuat kalian lebih pengertian dan lebih peka terhadap perasaan satu sama lain.

5. Tujuan Hidup Sejalan

Persahabatan sering terjalin karena adanya kesamaan visi, prinsip hidup, dan minat. Ketika dua sahabat memutuskan untuk menikah, mereka biasanya sudah sepaham tentang tujuan hidup ke depan. Misalnya, mereka mungkin sepakat untuk memiliki keluarga kecil, punya pandangan yang sama tentang peran dalam rumah tangga, atau cara yang mirip dalam mengelola keuangan dan mendidik anak. Kesamaan ini mengurangi kemungkinan terjadinya konflik besar di masa depan dan memperkuat kerjasama dalam membangun kehidupan bersama.

6. Sudah Teruji Waktu

Persahabatan yang bertahan lama menunjukkan bahwa keduanya sudah melewati banyak perubahan hidup bersama. Dari masa sekolah, kuliah, mulai bekerja, hingga menjadi dewasa, mereka sudah melalui suka dan duka bersama. 

Ketahanan ini menunjukkan bahwa hubungan mereka punya dasar yang kuat. Tidak mudah mempertahankan hubungan lama tanpa ketulusan dan saling pengertian. Jadi, ketika kamu memilih menikah dengan sahabatmu, itu bukan karena cinta sesaat, tapi karena perjalanan panjang yang sudah terbukti menguatkan hubungan kalian.

7. Lebih Sedikit Drama

Karena sudah terbiasa menyelesaikan masalah bersama, konflik dalam pernikahan pun terasa lebih ringan. Kalian akan tahu bagaimana berkomunikasi tanpa menyakiti, memahami batasan masing-masing, dan bisa menyelesaikan perbedaan tanpa memperbesar masalah. 

Dalam hubungan seperti ini, harapan satu sama lain juga lebih realistis. Tidak ada tuntutan untuk selalu sempurna karena kalian sudah saling mengenal dengan baik. Akibatnya, hubungan jadi lebih tenang, tanpa drama yang melelahkan, dan jauh dari konflik yang berkepanjangan.

Tantangan Menikah dengan Sahabat Sendiri

Foto via SweetSalt Wedding Cake

Meskipun menikah dengan sahabat sendiri terdengar ideal, tapi tetap akan ada tantangan yang perlu disadari supaya hubungan kamu dan pasangan tidak hanya nyaman di awal tapi juga bertahan dalam jangka panjang. Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi jika menikah dengan sahabat sendiri?

1. Perubahan Dinamika Hubungan

Saat hubungan persahabatan berubah menjadi pernikahan, dinamika hubungan pasti berubah. Sebagai sahabat, banyak hal bisa dibicarakan dengan santai, tapi dalam pernikahan, ada lebih banyak tanggung jawab dan ekspektasi. Masalah yang sebelumnya dianggap ringan, seperti tugas rumah tangga atau pengelolaan uang, kini menjadi hal yang perlu dibahas lebih serius. 

Dalam pernikahan, ada rasa kehilangan kebebasan yang dulu ada sebagai sahabat, karena tanggung jawab lebih besar. Semua ini membuat hubungan yang sebelumnya sederhana menjadi lebih rumit.

2. Terlalu Nyaman Bisa Jadi Masalah

Keuntungan dari menikahi sahabat sendiri adalah kenyamanan yang sudah terbentuk. Tapi ternyata, kenyamanan ini juga bisa jadi sumber masalah baru. Terkadang, rasa nyaman yang berlebihan membuat pasangan kurang berusaha menjaga romantisme dalam hubungan. 

Tanpa usaha untuk mempertahankan keintiman, hubungan bisa terasa seperti hubungan teman serumah, bukan pasangan suami istri. Meski kenyamanan itu penting, menjaga perasaan cinta yang dalam juga sangat diperlukan supaya pernikahan tetap harmonis.

3. Tidak Ada Jarak Emosional

Karena sudah sangat dekat sebagai sahabat, terkadang tidak ada batasan yang jelas antara kehidupan pribadi masing-masing. Dalam pernikahan, meskipun kedekatan itu berharga, tetap dibutuhkan ruang pribadi untuk menjaga keseimbangan hubungan. 

Jika salah satu merasa terlalu tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, ini bisa menimbulkan perasaan sesak atau jenuh. Mengatur batasan pribadi yang sehat sangat penting supaya hubungan tetap nyaman dan tidak membosankan.

4. Sulit Mengubah Cara Pandang

Foto: Instagram/leyladerina

Sebagai sahabat, komunikasi biasanya santai dan penuh canda, tapi setelah menikah, cara berkomunikasi harus berubah menjadi lebih dewasa dan penuh tanggung jawab. Jika salah satu pihak tidak siap berubah, bisa timbul ketegangan dan konflik. 

Masing-masing mungkin punya harapan berbeda tentang peran mereka dalam pernikahan, dan jika tidak ada usaha untuk beradaptasi, konflik bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Karena itu, perubahan dari sahabat ke pasangan memerlukan kedewasaan dalam berpikir dan juga bertindak.

5. Ekspektasi Terlalu Tinggi

Setelah bertahun-tahun menjadi sahabat, mungkin ada anggapan bahwa pasangan sudah tahu apa yang kita inginkan tanpa perlu diucapkan. Tapi, dalam pernikahan, meskipun sudah dekat, tetap dibutuhkan komunikasi yang jelas. Harapan yang tidak disampaikan bisa menimbulkan kekecewaan karena pasangan tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan. Dalam hal ini, komunikasi terbuka sangatlah penting supaya hubungan pernikahan tetap bisa saling mendukung satu sama lain.

6. Konflik dari Lingkungan Lama

Ketika sahabat menjadi pasangan, lingkungan sosial yang dulu sangat bebas akan bisa menimbulkan rasa cemburu atau ketidaknyamanan.  Sahabat yang dulunya dekat dengan banyak teman, termasuk lawan jenis, bisa menimbulkan rasa cemburu atau ketidaknyamanan bagi pasangan. 

Ini adalah hal yang biasa terjadi ketika status berubah, karena lingkungan sosial yang lama kadang sulit untuk ditinggalkan. Perubahan ini memerlukan penyesuaian dan komunikasi yang baik untuk menjaga supaya rasa aman dan kepercayaan tetap terjaga dalam hubungan.

7. Perbedaan Cara Memandang Cinta

Meskipun dalam hubungan persahabatan kamu dan pasangan memiliki kedekatan emosional yang kuat, tapi kalian mungkin akan melihat cinta dengan cara yang berbeda setelah menikah. Kamu mungkin merasa nyaman dengan cinta yang lebih tenang, sementara pasangan kamu mungkin menginginkan lebih banyak perhatian dan ekspresi kasih sayang. 

Jika kamu dan pasangan punya kebutuhan emosional yang tidak sama, maka bisa timbul ketidakseimbangan dalam hubungan. Penting untuk berkomunikasi dan mencari jalan tengah supaya kamu dan pasangan sama-sama merasa dihargai dan kebutuhan emosional kalian terpenuhi.

Tips Hubungan Langgeng Bersama Sahabatmu

Jika sudah memutuskan menikah dengan sahabat, penting untuk saling meyakinkan bahwa hubungan ini tidak hanya didasari kenyamanan masa lalu, tapi juga siap untuk tumbuh bersama sebagai pasangan suami istri. Berikut beberapa cara untuk saling meyakinkan satu sama lain supaya pernikahan bisa langgeng dan bahagia:

1. Komunikasi dengan Jujur

Foto: Instagram/yurayunita

Saat memutuskan untuk menikah dengan sahabat, penting untuk berbicara terbuka tentang harapan dan kekhawatiran kalian. Hubungan yang sehat dibangun dari komunikasi yang jujur, di mana kalian bisa saling berbagi tentang apa yang diinginkan dan dikhawatirkan dalam pernikahan. Ini membantu kamu dan pasangan bisa lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin datang dan memperkuat rasa saling percaya.

2. Bangun Komitmen Baru

Pernikahan adalah awal baru yang membutuhkan komitmen yang lebih besar dari hubungan persahabatan. Jangan anggap pernikahan hanya sebagai kelanjutan dari persahabatan, tapi sebagai langkah serius untuk hidup bersama. Di pernikahan, kalian akan menghadapi tanggung jawab baru dan perlu membuat kesepakatan tentang bagaimana menghadapi masalah, menjaga romantisme, dan mendukung tujuan satu sama lain.

3. Tunjukkan Kesiapan untuk Tumbuh Bersama

Walaupun kalian sudah saling kenal lama sebagai sahabat, tapi pernikahan tetap membutuhkan lebih dari sekadar kenyamanan. Kalian perlu siap untuk berkembang bersama dan berubah menjadi pasangan yang lebih baik. Menghadapi pernikahan dengan sikap dewasa dan siap berubah akan membantu hubungan kalian tetap berkembang.

4. Rancang Masa Depan Bersama

Foto: Instagram/dittopercussion

Pernikahan tidak hanya soal kebahagiaan saat ini, tapi juga merencanakan masa depan bersama. Mulailah berpikir tentang hal-hal praktis seperti tempat tinggal, keuangan, dan rutinitas keluarga. Diskusikan juga impian bersama, seperti liburan impian atau membangun usaha. Merencanakan masa depan akan memperkuat hubungan dan memberi tujuan yang sejalan antara kamu dan pasangan.

5. Tunjukkan Love Language

Walaupun sudah lama bersahabat, mungkin kalian belum sepenuhnya mengerti bagaimana pasangan merasakan cinta. Setiap individu punya cara unik dalam mengekspresikan dan menerima cinta. Maka dari itu, kamu dan pasangan bisa mempelajari love language kalian berdua supaya bisa membuat hubungan lebih harmonis dan penuh perhatian.

6. Ikut Konseling Pra-Nikah

Konseling pra-nikah adalah cara yang tepat untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan pernikahan. Konseling membantu kalian memahami lebih dalam tentang harapan, kekhawatiran, dan pola komunikasi yang mungkin belum dibahas sebelumnya. Ini juga bisa memberi alat untuk menghadapi tantangan di masa depan.

7. Rawat Cinta Seperti Merawat Tanaman

Cinta dalam pernikahan perlu perawatan terus-menerus supaya tetap tumbuh. Lakukan hal-hal kecil seperti kencan rutin, pelukan, atau rajin memberikan kata-kata manis untuk menjaga hubungan tetap hangat dan penuh kasih sayang. Hal ini bisa memperdalam ikatan antara kalian dan menjaga cinta tetap hidup.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pernikahan yang dimulai dari persahabatan akan memiliki dasar yang lebih kuat. Komunikasi yang terbuka, komitmen yang jelas, kesiapan untuk tumbuh bersama, serta perencanaan masa depan yang matang akan membantu menjaga hubungan tetap kokoh dan langgeng.

Menikah dengan sahabat sendiri tentu merupakan keputusan yang dipikirkan dengan matang dan penuh pertimbangan. Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi langkah yang indah, tapi ada juga yang merasa khawatir akan mengubah dinamika persahabatan yang telah terbangun begitu kuat.

Yang terpenting, keputusan ini harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang perasaan satu sama lain, komunikasi yang terbuka, dan kesiapan untuk menghadapi tantangan yang datang dengan peralihan peran. Apapun keputusan yang diambil, yang utama adalah saling mencintai, mendukung, dan membangun hubungan yang sehat, apapun bentuknya.

Kalau kamu merasa sedang berada di kisah yang serupa, jangan ragu untuk merangkai momen bahagiamu bersama pasangan dengan persiapan yang matang. Temukan vendor terbaik dan inspirasi pernikahan lainnya di WeddingMarket–karena setiap cerita cinta layak dirayakan dengan cara yang istimewa.


Cover | Foto: Instagram/leyladerina


Artikel Terkait



Artikel Terbaru