Pilih Kategori Artikel

Paes Madura: Keindahan Rias Pengantin ala Keraton Sumenep yang Mulai Ditinggalkan
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Ketika membicarakan tentang paes Jawa, pasti yang pertama kali terlintas di pikiran kamu adalah Paes Solo Putri dan Paes Ageng Yogyakarta, bukan? Padahal ada juga paes Madura yang tidak kalah cantik dan memiliki keanggunannya sendiri. Tidak heran paes Madura jarang diketahui oleh banyak orang karena tradisi ini mulai terkubur. Untuk itu agar kamu semakin tahu dan membantu melestarikan riasan paes Madura, yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah!

Sejarah Paes Madura

wm_article_img
Pengantin Sumenep Kapotren | Foto via Falah Make Up

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral bagi masyarakat Madura. Semua persiapan dan riasannya diatur secara kompleks dan memiliki maknanya masing-masing. Sayangnya, nasib paes Madura hampir sama dengan budaya Madura lainnya yang mulai ditinggalkan karena kalah dengan perkembangan zaman.

Untuk melestarikan budaya peninggalan khas Keraton Sumenep ini, TP-PKK Sumenep rutin mengadakan seminar tata rias pengantin Madura dan membakukan tiga macam paes Madura. Dilansir dari website sumenepkab.go.id dan berbagai sumber, seminar ini dilakukan dengan mewawancarai berbagai narasumber dari berbagai kalangan mulai dari budayawan hingga pakar tata rias pengantin untuk memberikan pengetahuan mengenai paes Madura.

Paes Madura sendiri dipatenkan menjadi 3 macam, yaitu paes legha, kapotren, dan lilin. Ketiga jenis paes ini dipakai satu hari di waktu malam perayaan upacara pernikahan. Jadi prosesi pernikahan adat Madura dilangsungkan selama 3 hari 3 malam.

wm_article_img
Pengantin Madura Sumenep | Foto via Indah Sithoresmi

Setiap riasan pada paes Madura ini ditekankan tidak hanya untuk tujuan estetika semata, namun juga bertujuan untuk menampilkan sisi terbaik dari kedua mempelai. Paes Madura diharapkan dapat menonjolkan pengantin wanita agar terlihat lebih cantik dan anggun, serta membuat pengantin pria terlihat lebih tampan dan gagah.

Berikut adalah penjelasan secara lebih lengkap mengenai ketiga paes Madura yang digunakan pada upacara pernikahan adat Madura:

1. Paes Legha

wm_article_img
Paes Pengantin Madura Legha | Foto via Sanggar Liza

Di malam perayaan pernikahan pertama, pengantin menggunakan paes legha. Riasannya sendiri terbilang paling ramai hiasannya dibandingkan dengan kedua riasan lainnya. Untuk tata riasnya sendiri tidak jauh berbeda dengan paes Jawa atau Jogja. Bedanya, paes legha tidak dilengkapi dengan kinjengan, yaitu hiasan di tengah paes berbentuk capung. Paes legha juga tidak menggunakan jahitan mata (riasan pada mata untuk memberikan kesan redup dan anggun) dan menjangan ranggah (riasan pada alis yang berbentuk seperti tanduk rusa).

Untuk pemakaian sanggul pada pengantin wanita sendiri adalah sanggul gelung malang dengan bentuk yang seperti angka delapan. Sanggul ini berisi babur atau irisan pandan yang dibungkus dengan rajut panjang. Hiasan kepala lainnya adalah kaco’ yang merupakan hiasan pada dahi, kemudian diatasnya diberikan peces, lalu ada sisir yang diletakkan di belakang peces, dan jamang atau mahkota.

Ada juga giwang atau anting dan kalung khusus yang digunakan dalam paes legha ini yang dibuat dari bahan beludru hitam berbentuk bulan sabit. Ada juga klat bahu kuning emas, gelang empela, dan buntalan bunga melati dengan panjang lebih dari 1 meter.

2. Paes Kapotren

wm_article_img
Paes Madura Kapotren Sumenep | Foto via Teadatu Bachtiar

Di hari perayaan kedua, sepasang suami istri akan menggunakan paes kapotren. Busananya sendiri berupa kebaya dari bahan beludru yang dikombinasikan dengan kain batik khas Madura yang disebut dengan samper sarong. Prosesi ini hanya dihadiri oleh pini sepuh dan keluarga dekat dari kedua mempelai saja.

3. Paes Lilin

wm_article_img
Riasan Pengantin Madura Lilin | Foto via Sanggar Liza

Selanjutnya pada perayaan pernikahan di hari ketiga, kedua pengantin akan menggunakan paes lilin. Disebut demikian karena busana yang dikenakan berwarna putih. Pada kebaya wanita juga akan disematkan hiasan bunga melati yang berbentuk seperti lilin. Hiasan ini melambangkan sebuah kesucian.

Ulasan yang cukup menarik, bukan? Sayangnya, upacara pernikahan Madura yang seharusnya dilakukan selama 3 hari dengan penggunaan paes Madura yang berbeda sudah tidak lagi dilakukan. Jika masih ada masyarakat Madura yang melangsungkan pernikahan adat ini, dapat dipastikan mereka tidak melaksanakannya sesuai pakem dan melakukan modifikasi pada busana maupun riasannya.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk menggunakan paes Madura sebagai riasan di hari pernikahan? Atau mau pakai riasan adat lainnya? Simak ulasan selengkapnya di WeddingMarket buat tau detailnya, ya!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...