Pilih Kategori Artikel

6 Jenis Pakaian Pernikahan Adat Jawa Tengah dan Maknanya yang Mendalam
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Ketika melangsungkan pernikahan, salah satu hal yang perlu kamu persiapkan adalah busana yang akan dikenakan. Apalagi jika kamu memutuskan untuk menggunakan adat Jawa Tengah pada prosesi pernikahan yang memiliki 6 jenis pakaian yang berbeda. Lalu, apakah harus menggunakan semua pakaian ini selama melangsungkan pernikahan? Apakah ada makna dan filosofi di baliknya? Semua akan WeddingMarket bahas di sini!

Pernikahan Adat Jawa Tengah

Ketika mendengar tentang pernikahan adat Jawa Tengah, pasti kamu langsung terbayang keindahan paes Jawa yang memesona, bukan? Tidak hanya itu saja, model kebaya yang menawan juga menjadi daya tarik utama pada pernikahan adat Jawa Tengah. 

Namun banyak yang belum mengetahui bahwa ada 6 jenis pakaian pernikahan adat Jawa Tengah yang biasa digunakan dalam prosesi pernikahan. Berikut adalah filosofi di balik setiap jenis pakaian pernikahan adat Jawa Tengah yang dipakai oleh kedua mempelai:

  1. Kebaya 

wm_article_img
Foto via Hanung Kusuma

Jenis pakaian pernikahan adat Jawa Tengah yang pertama adalah kebaya yang digunakan oleh pengantin wanita. Kebaya Jawa Tengah sendiri biasanya dibuat dari bahan beludru hingga kain sutra sehingga memberikan kesan klasik yang mewah bak bangsawan. Kebaya modern sendiri dibuat bahan lainnya seperti nilon, katun tipis, nilon tipis, hingga brokat yang tembus pandang dan dipakai dengan menggunakan manset sebagai dalaman.

Pada zaman dahulu, permaisuri kerajaan biasanya mengenakan kebaya beludru dengan model yang lebih tertutup. Sementara itu, kebaya tanpa lengan atau kemben kain yang menutupi hingga ke dada biasanya digunakan oleh abdi kerajaan. Namun untuk saat ini, keduanya dapat digunakan bersamaan. Jadi kamu bisa menggunakan kemben sebagai dalaman dan dibalut dengan kebaya beludru.

wm_article_img
Kebaya: Alleya Wedding Center

Pemakaian kebaya juga dilengkapi dengan tapih pinjung dan stagen untuk menekan dan membentuk area pinggang hingga perut agar terlihat lebih proporsional. Sementara untuk bawahannya, pengantin wanita akan menggunakan kain jarik panjang yang dililitkan dari pinggang hingga ke atas mata kaki.

wm_article_img
Fotografi: Venema Pictures

Untuk filosofinya, kebaya Jawa Tengah memiliki makna kesabaran dan sifat lemah lembut wanita. Potongan kebaya membalut tubuh pengantin wanita dengan pas yang memiliki harapan agar pengantin wanita dapat menjaga diri sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan.

Semakin berkembangnya zaman, desain kebaya dan rok juga semakin berubah. Kamu bisa menggunakan kebaya tradisional maupun kebaya modern di hari pernikahanmu.

  1. Jawi Jangkep

wm_article_img
Foto via Alamanda Indonesia

Selanjutnya ada Jawi Jangkep yang merupakan pakaian pernikahan adat Jawa Tengah yang dipakai oleh pengantin pria. Jawi Jangkep terdiri dari baju beskap dengan bawahan kain jarik. Untuk beskapnya sendiri terdapat jenis, yaitu beskap hitam polos dan beskap dengan motif. Beskap polos biasanya digunakan di acara formal dengan tambahan bros atau jam berantai pada saku. Sementara itu, untuk beskap motif dan kain tipis biasanya digunakan untuk acara biasa.

Untuk penutup kepala, pengantin pria juga akan menggunakan blangkon yang dibuat dari kain batik. Untuk alas kakinya juga menggunakan sandal selop atau sandal bertutup. Tidak lupa pula dengan untaian bunga melati yang dikalungkan pada leher pengantin pria yang menjuntai hingga ke dada. 

Pengantin pria juga akan menggunakan keris yang diselipkan pada pinggang belakang. Keris ini memiliki makna bahwa manusia harus selalu bisa menolak godaan dari energi negatif. Keseluruhan tampilan ini memberikan kesan pria Jawa Tengah yang santun dan gagah.

Jawi Jangkep memiliki kancing di bagian depannya. Dalam filosofi Jawa, kancing ini melambangkan bahwa semua tindakan yang diambil harus dipertimbangkan secara cermat dan teliti. 

  1. Kanigaran 

wm_article_img

Pakaian pernikahan adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Kanigaran yang pada zaman dahulu hanya dipakai oleh kaum bangsawan. Kanigaran juga dibuat dari bahan beludru hitam dengan motif benang berwarna emas yang membuat tampilannya terlihat semakin mewah dan elegan.

Ciri khas pada pakaian Kanigaran adalah pemakaian songkok atau penutup kepala yang dipakai oleh pengantin pria dengan bentuk yang menjulang ke atas. Dibuat dari beludru hitam dengan jahitan benang emas yang memberikan kesan klasik dan elegan. Songkok ini melambangkan kehormatan kaum laki-laki yang memakainya.

wm_article_img
Foto: Wedday Photography

Selain itu, pengantin pria akan menggunakan Kampuh atau Dodotan di bagian bawah. Dodotan sendiri sedikit berbeda dengan kain jarik. Dodotan memiliki panjang setidaknya 3 meter dan lebih berwarna. Cara pemakaiannya tidak hanya dililitkan pada pinggang saja, namun ekor atau sisa lilitan kain akan disampirkan hingga ke lengan.

  1. Basahan 

wm_article_img
Foto via Sanggar Rias Tari Donolobo

Basahan juga dikenal dengan sebutan dodot karena menggunakan kain batik lebar sebagai kemben yang juga dipakai sebagai dodotan. Kain yang digunakan pun akan memiliki motif yang sama antara pengantin pria dan wanita.

Untuk pengantin wanita, mereka akan menggunakan basahan hingga menutupi area dada sebagai kemben. Riasannya sendiri menggunakan Paes Ageng. Sementara untuk pengantin pria, basahan hanya dipakai hingga bawah dada sebagai dodotan. 

wm_article_img
Foto via Sanggar Rias Tari Donolobo

Pengantin pria juga tidak menggunakan tambahan atasan, jadi mereka akan bertelanjang dada ketika menggunakan pakaian pernikahan adat Jawa Tengah berupa Basahan. Pengantin pria juga akan menggunakan peci menjulang ke atas seperti songkok.

Filosofi di balik Basahan sendiri adalah berupa harapan agar kedua mempelai memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia, harmonis, sejahtera, dan hidup selaras dengan alam.

  1. Surjan 

wm_article_img
Busana pengantin: Delmora Attire

Pasti kamu tidak asing bukan dengan pakaian pernikahan adat Jawa Tengah yang berupa kombinasi 2 warna dengan garis besar vertikal? Nah jenis pakaian ini disebut dengan Surjan. Pakaian ini memiliki desain berupa kerah tegak berkancing dan dilengkapi dengan kancing dari area dada hingga perut dengan desain asimetris. Seperti halnya Jawi Jangkep, Surjan juga hanya diperuntukkan oleh kaum pria.

Jika kamu melihat Surjan dengan motif bunga, kamu tidak perlu bingung karena Surjan memiliki dua motif. Yang pertama ada Surjan Lurik dengan motif garis lurus seperti yang sering kamu lihat. Dan yang kedua ada Surjan Ontrokusuma dengan motif bunga di sepanjang pakaian ini.

wm_article_img
Busana pengantin: Delmora Attire

Berdasarkan sejarah, Surjan merupakan peninggalan kerajaan Mataram yang dikenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga. Dulu, Surjan hanya digunakan oleh kaum bangsawan dan abdi keraton saja. Namun saat ini, semua kalangan masyarakat bisa mengenakan Surjan tanpa terkecuali.

Surjan sendiri juga disebut sebagai pakaian ‘takwa’. Hal ini dapat dilihat dari desain pada area leher yang memiliki 6 buah kancing yang melambangkan rukun iman. Kemudian ada juga 2 kancing di sisi kanan dan kiri dada yang melambangkan 2 kalimat syahadat. Motif lurik pada Surjan sendiri melambangkan kesederhanaan.

  1. Batik 

wm_article_img
Foto via Callalily Wedding Organizer

Ketika membicarakan tentang pernikahan adat, pasti kita tidak akan bisa lepas dengan motif dan kain batik yang cantik. Setiap daerah juga memiliki motif batik sendiri dengan makna yang berbeda-beda pula. Berikut adalah beberapa motif batik populer yang digunakan pada pakaian pernikahan adat Jawa Tengah:

  • Truntum, berasal dari kata ‘taruntum’ yang memiliki tumbuh kembali atau bersemi kembali. Motif batik ini melambangkan rasa kasih sayang yang akan bersemi kembali di antara pasangan.

  • Tambal, yang memiliki arti menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Ada kepercayaan jika kamu menggunakan batik motif ini, maka akan disembuhkan dari penyakit yang sedang diderita.

  • Pamiluto, merupakan motif batik yang banyak digunakan pada saat acara pertunangan. Motif batik ini dalam bahasa Jawa memiliki arti kepilut atau tertarik, dan dipercaya jika menggunakan batik ini akan menciptakan hubungan antara perempuan dan laki-laki.

  • Sidoluhur, adalah motif yang memiliki harapan agar pemakainya dapat mencapai kedudukan tinggi dan menjadi panutan masyarakat.

  • Sido Wirasat, merupakan motif batik yang memiliki makna sebuah nasehat dari orang tua yang diberikan kepada anak-anaknya saat membangun rumah tangga bersama pasangannya.

  • Cakar Ayam, merupakan simbol semangat untuk menyambut hari esok dan mencari rezeki bagaikan ayam yang sudah mengais tanah sejak pagi buta untuk mencari makanan.

  • Kawung, memiliki makna kesempurnaan, kemurnian, dan kesucian.

Nah, itu dia 6 jenis pakaian pernikahan adat Jawa Tengah yang bisa kamu pakai di acara pernikahanmu. Jadi, jenis pakaian mana yang paling menarik perhatianmu?

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...