Pilih Kategori Artikel

14 Prosesi dalam Pernikahan Adat Betawi. Calon Manten, nyok Disimak!
Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Ingat Jakarta, ingat suku Betawi. Suku asli Ibu Kota ini, sejatinya merupakan campuran berbagai kelompok etnis, baik dari berbagai daerah di Indonesia maupun pendatang asing. Suku Betawi lahir dari keberagaman entitas yang berasal dari Sunda, Melayu, Makassar, Jawa, Bugis, Bali, Ambon, Tionghoa, Arab, Belanda, dan Portugis.  Keberagaman itu berasimilasi menghasilkan kebudayaan Betawi yang kita kenal hingga saat ini. Apabila kita cermati dari gaya bahasa, cara berpakaian, kesenian, hingga makanan khasnya, tentu akan sangat terasa corak dan ragamnya. Namun, khusus pada pernikahan adat Betawi, yang paling kental terasa adalah ciri khas Melayu dan Tionghoa. 

Lebih lanjut membahas pernikahan adat Betawi, bayangan kita pastinya tak jauh-jauh dari berbalas pantun, arak-arakan keliling kampung diiringi dengan ondel-odel, hantaran berupa roti buaya, maupun semarak dari suara petasan yang sengaja dinyalakan untuk menyambut mempelai pengantin pria. Hal itu tidak asing lagi, bukan? Ya, sebab tradisi unik tersebut sudah sering terekspos secara umum bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

Namun, tahukah kamu bahwa sebenarnya dalam rangkaian prosesi pernikahan adat Betawi tidak sesederhana itu. Sebelum resmi menjadi pasangan suami istri, dalam tradisi masyarakat Betawi, setidaknya ada 14 prosesi atau tahapan penting yang tak boleh terlewatkan. Mulai dari acara pra-lamaran (ngedelengin), bawa tande putus, hingga akhirnya pasangan pengantin baru itu diizinkan untuk tinggal bersama setelah prosesi yang disebut Pulang Tiga Ari. Nah, Penasaran apa saja tahapan-tahapan itu? Disimak, nyok!

14 Prosesi dalam Pernikahan Adat Betawi yang Harus Kamu Ketahui

  1. Ngedelengin (cari mantu)

wm_article_img

Foto cari mantu, tradisi sebelum pernikahan adat Betawi (Dok. Yahya Andi Saputra via mediaindonesia.com)

Ketika seseorang ingin menikah, tentunya dia harus mencari calon pasangan, bukan? Meskipun mencari jodoh bukanlah perkara yang mudah, ternyata masyarakat Betawi punya caranya tersendiri, loh. Cara tersebut mereka namakan sebagai ngedelengin, yang berarti ‘melihat dengan seksama’ atau proses pendekatan atau penelaahan. Ngedelengin bisa dilakukan oleh pihak lelaki maupun perempuan. Namun, umumnya yang lebih sering melakukannya adalah dari pihak lelaki.

Ketika proses ngedelengin, biasanya si anak lelaki akan meminta keluarganya atau saudaranya untuk menjadi mak comblang dan mencarikan atau menyampaikan maksudnya untuk menikahi si gadis idamannya. Mak comblang ini nantinya akan memberi tahu kepada pihak perempuan dan menanyakan soal kesediaanya. Jika ia bersedia, maka akan diberikan uang sembe atau angpao. Setelah itu, mak comblang akan menyampaikan kepada calon pihak laki-laki mengenai apa-apa saja yang harus ia persiapkan. Dalam hal ini, untuk melangkah ke proses selanjutnya pada pernikahan adat Betawi yang disebut ngelamar.

  1. Ngelamar

Ngelamar adalah proses meminta calon pengantin perempuan kepada orang tuanya. Dalam pernikahan adat Betawi, proses ini tidak hanya bertujuan untuk mengikat calon pengantin perempuan, tapi juga berfungsi untuk mengenal keluarganya. Sehingga, sebelum pernikahan dilangsungkan keluarga kedua belah pihak sudah saling mengenal satu sama lain.

Pada pernikahan adat Betawi asli, ketika ngelamar, yang dikirim sebagai utusan dari pihak laki-laki biasanya bukan orangtua sang laki-laki langsung, melainkan kerabat dekat dengan rombongan berjumlah 6 orang atau lebih. Barang-barang yang dibawa ke rumah calon mempelai perempuan pun sangat beragam. Namun, ada yang wajib dibawa yakni, daun sirih, roti tawar, pisang raja, uang sembah dan hadiah lainnya. 

  1. Bawa Tande Putus

Proses selanjutnya dalam pernikahan adat Betawi adalah bawa tande putus. Dari pihak laki-laki, mereka akan mengutus salah satu orang kepercayaan untuk menemui keluarga mempelai perempuan. Utusan tersebut lalu membawa tande putus, yaitu sebuah cincin yang terbuat dari irisan rotan. Cincin tersebut menjadi simbol dari ikatan yang sudah terjalin di antara kedua calon mempelai.

Selain membawa tande putus, si utusan juga membawa uang seserahan dan juga berbagai macam kue. Setelah memberikan berbagai hantaran kepada keluarga calon mempelai perempuan, si utusan lalu menjelaskan tujuan kedatangannya. 

Ada beberapa topik yang biasa dibahas dalam acara ini. Topik tersebut antara lain, penentuan tanggal pernikahan, uang belanja, cingkrem (mas kawin), plangkah (sesuatu yang diberikan kepada kakak pengantin perempuan jika ia melangkahi kakaknya), kekudang (makanan kesukaan pengantin perempuan), waktu digelarnya pesta, serta siapa saja yang akan diundang pada pesta pernikahan adat Betawi tersebut.

  1. Masa Dipiare

wm_article_imgRiasan Pengantin Adat Betawi (photo via @dpmakeup__ on instagram)

Prosesi selanjutnya dalam pernikahan adat Betawi adalah masa dipiare, bisa dikatakan sebagai waktu dipingitnya calon pengantin perempuan. Pada waktu tersebut, sang calon pengantin dibatasi kegiatannya di luar rumah dan disarankan untuk tetap tinggal di rumah demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Walaupun kegiatan calon pengantin perempuan hanya terbatas di dalam rumah saja, tapi banyak hal yang harus tetap ia lakukan, antara lain, diet. Diet ini bertujuan untuk menjaga bentuk badan, sehingga baju pengantin adat Betawi yang akan dikenakan di hari H nanti bisa pas dibadan.

Biasanya, calon pengantin perempuan melakukan diet dengan menjaga pola makan, serta menghindari makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Untuk lebih menyukseskan program diet tersebut, calon pengantin perempuan juga minum jamu godog dan jamu akar secang.

Lama waktu masa dipiare bisa bermacam-macam. Dahulu, calon pengantin perempuan bisa dipiare hingga satu bulan lamanya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman banyak mobilitas yang harus dilakukan oleh calon pengantin perempuan. Sehingga, masa dipiare yang ia jalani pun jadi semakin singkat, yaitu dalam kurun waktu satu minggu hingga dua hari sebelum akad saja.

  1. Siraman

wm_article_img

Photo via Fotologue Photo

Sebelum melaksanakan akad, dalam pernikahan adat Betawi juga dilaksanakan prosesi siraman. Prosesi siraman biasanya dilakukan sehari menjelang akad. Sebelum prosesi siraman dilangsungkan, calon pengantin perempuan harus dipingit terlebih dahulu oleh tukang rias. Tujuannya adalah untuk membersihkan none mantu (pengantin wanita) dari hal-hal negatif yang dapat mengganggu kelancaran acara pernikahan. Sebelum prosesi siraman dilangsungkan, none mantu akan dirias terlebih dahulu. Ia akan mengenakan jarik dimana bagian dadanya akan disematkan rangkaian bunga melati. Setelah itu, calon pengantin perempuan akan duduk di sebuah kursi, kemudian disiram menggunakan air kembang oleh keluarganya.

  1. Tangas atau Kum

    wm_article_img

    Foto Tangas via budaya-indonesia.org

Dalam proses pernikahan adat Betawi, calon pengantin wanita juga disarankan untuk melakukan luluran dan tangas atau mandi uap. Luluran bertujuan untuk membuat kulit si pengantin menjadi halus, dan menghilangkan kotoran berlebih di seluruh badan. Sedangkan, tangas atau mandi uap efektif untuk membersihkan sisa lulur yang masih menempel, bahkan sampai ke pori-pori. Jadi, pengantin wanita bisa tampil cantik, bersih, wangi dan tidak berkeringat di hari pernikahannya nanti. 

  1. Potong Centung

Potong centung merupakan salah satu proses di dalam rangkaian pernikahan adat Betawi dimana bulu-bulu si perempuan dibersihkan sampai bersih. Bulu-bulu tersebut meliputi kening, pelipis, tengkuk dan leher. Pembersihan tersebut dilakukan untuk mempermudah membuat centung yang terletak di kedua sisi pipi. Centung ini biasa dibuat dengan memanfaatkan uang koin dengan cara menjepitkannya.  Tujuannya adalah agar pengantin selalu diberikan keberkahan baik saat dilangsungkannya acara maupun setelah menjalani kehidupan pernikahan.

  1. Serta Malam Pacar

    wm_article_img

Foto Prosesi Malam Pacar pada Pernikahan Adat Betawi (via budaya-indonesia.org)

Kecantikan make up pengantin adat Betawi tidak perlu diragukan lagi, bahkan keindahan pun ikut terpancar dari hiasan kukunya. Sesuai dengan namanya, serta malam pacar adalah proses mengaplikasikan pacar/henna ke kuku tangan dan kaki mempelai perempuan, guna mempercantik penampilan sang pengantin di hari istimewanya nanti. 

  1. Malem Mangkat

Pada malam hari sebelum akad nikah dilaksanakan, keluarga pengantin adat Betawi mengadakan acara syukuran yang disebut malam mangkat. Dalam acara tersebut, keluarga pengantin akan mendirikan tenda untuk menyambut para tamu. Tamu-tamu yang datang yakni para tetangga di sekitar rumah. Para ibu-ibu akan membawa sejumlah sembako yang bisa digunakan untuk membantu pemilik rumah. Sembako yang mereka bawa bisa berupa beras, mie, kue kering, telur, dll. Sementara itu untuk bapak-bapak, mereka biasa menggunakan acara malem mangkat untuk begadang satu malam penuh. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk menemani keluarga mempelai dan menjaga mempelai wanita.

  1. Akad Nikah

    wm_article_img

    Roti buaya - seserahan lamaran adat Betawi (by stelete Cake)

Setelah berbagai prosesi panjang yang dilakukan dalam tahapan pernikahan adat Betawi sebelumnya, akhirnya hari akad nikah pun tiba. Proses ini diawali dengan kedatangan mempelai laki-laki keluarga besarnya ke rumah mempelai perempuan. Tentunya, ia tidak datang dengan tangan kosong, melainkan membawa berbagai pernak-pernik khas seserahan adat Betawi seperti sirih nanas lamaran, sirih nanas hiasan, mas kawin, uang yang dibentuk miniatur masjid, dan sepasang roti buaya. 

Selain yang sudah dijelaskan di atas, keluarga pengantin laki-laki juga membawa sie atau kotak ornamen Cina yang berfungsi sebagai tempat penyimpan sayur dan telur, jung atau perahu Cina yang bermakna sebagai jalan hidup baru sepasang suami istri, kue pengantin dan kekudang atau makanan yang disukai oleh pengantin perempuan. 

Nah, yang menarik di pernikahan adat Betawi ini bukan hanya banyaknya hantaran yang dibawa oleh pengantin pria. Dari pihak keluarga mempelai wanita juga memberikan kesan tersendiri pada acara penyambutan. Ketika pengantin pria datang, keluarga pengantin wanita akan langsung menyalakan petasan. Bentuk petasan yang panjang, memberikan efek bunyi yang saling bersahutan. Lalu, disambung pula dengan bunyi tabuhan rebana yang mengiringi setiap langkah kaki pengantin laki-laki menuju ke dalam rumah pengantin wanita. Wah, meriah sekali, ya!

  1. Buka Palang Pintu

    wm_article_img

Tradisi buka palang pintu (via Sanggar Bambu Kuning Krukut)

Kamu mungkin bertanya-tanya, apa itu prosesi buka palang pintu dalam pernikahan adat Betawi? Secara singkat, buka palang pintu adalah tradisi berbalas pantun yang dilakukan antara salah satu utusan dari masing-masing keluarga. Diawali oleh utusan keluarga laki-laki yang menjelaskan kedatangannya menggunakan pantun, kemudian utusan keluarga perempuan lalu menanggapinya dengan menggunakan pantun pula. Dari balas-membalas pantun ini, terjadilah percakapan antara keduannya.

Dalam pernikahan adat Betawi ini, pada awalnya memang hanya saling berbalas pantun dan terkesan santai, tapi lama kelamaan atmosfer diantara keduanya menjadi memanas. Pihak keluarga wanita juga ingin menguji, seberapa tangguh utusan keluarga laki-laki dalam bersilat dan mengaji. Jika persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka barulah utusan mempelai wanita mempersilahkan keluarga laki-laki untuk masuk ke dalam rumah dan melaksanakan ijab qabul.

Di beberapa bagian, tradisi palang pintu dalam pernikahan adat Betawi memang terlihat menegangkan. Namun, justru karena ‘ketegangan’ tersebutlah yang membuat tradisi ini masih dilestarikan sampai sekarang.  Tradisi buka palang pintu juga mempunyai makna mendalam, yakni bahwa seorang laki-laki harus mengerti agama agar bisa menjaga dan menjadi pemimpin dalam keluarganya.

  1. Di Puade (Duduk di Pelaminan)

wm_article_img

Pasangan pengantin Betawi (via orami.co.id)

Di puade adalah sesi dimana kedua mempelai duduk di dalam satu pelaminan. Dalam pernikahan adat Betawi, prosesi di puade dilakukan setelah kedua pengantin selesai melaksanakan ijab qabul. Tidak lama setelah melaksanakan ijab qabul, pengantin laki-laki membuka cadar yang terdapat pada baju nikah adat Betawi pengantin wanita. Hal ini dia lakukan untuk memastikan bahwa pengantin di sampingnya memang benar adalah wanita pilihannya. Pengantin wanita lalu membalas dengan mencium tangan sang suami.

Setelah itu, kedua pengantin duduk di puade (pelaminan). Di sana, mereka akan melaksanakan tradisi berupa pemberian siri dare yang dari pengantin pria kepada pengantin wanita. Dalam pemberian siri dare, biasanya masyarakat Betawi akan menyelipkan sejumlah uang, yang digunakan sebagai uang sembah.

  1. Malam Negor

Walaupun sudah resmi menikah, sang pengantin belum bisa langsung tinggal dalam satu atap. Jadi, baik pengantin wanita maupun pengantin pria masih harus tinggal di rumahnya masing-masing. Kamu pasti heran kenapa demikian, bukan? Disitulah uniknya prosesi pernikahan adat Betawi ini.

Meskipun belum bisa tinggal satu rumah, pengantin pria masih diperbolehkan kok untuk datang mengunjungi istrinya. Biasanya, hal ini dilakukan pada  malam hari setelah akad nikah. Pengantin laki-laki pun tidak datang sendiri, melainkan ditemani oleh rombongan teman-temannya. Setelah selesai mengantar, rombongan ini lalu pamit pulang sedangkan pengantin pria akan menginap selama satu malam di rumah istrinya. 

Uniknya, ketika menginap ini, diantara keduanya belum boleh melakukan hubungan suami istri. Sang suami harus melakukan berbagai cara untuk meluluhkan hati istrinya. Di sisi lain, sang istri diharuskan untuk jual mahal dan tidak mudah goyah. Tujuannya adalah untuk menjaga kehormatan dan kesuciannya dalam waktu yang lama. Untuk meluluhkan hati istrinya, si suami harus menunjukkan kesungguhan hati dan membuktikan ketulusannya kepada sang istri.

Walaupun dalam proses pernikahan adat Betawi ini seakan terjadi tarik ulur dari sepasang suami-istri, tapi sang istri tetap diwajibkan untuk menghormati dan melayani suaminya. Contohnya seperti menyiapkan makanan, menyiapkan alat-alat mandi, baju, atau yang lainnya. Sebagai ucapan terima kasih, Si suami akan melontarkan kata-kata indah disertai dengan pujian kepada istrinya. Selain itu, tidak jarang sang suami juga akan memberikan uang tegor yang ia letakkan di bawah taplak meja ataupun tatakan gelas.

  1. Pulang Tige Ari

Proses terakhir dalam tahapan pernikahan adat Betawi adalah pulang tige ari. Sesuai dengan namanya, pulang tige ari berarti menjemput pengantin perempuan dan mengajaknya untuk tinggal bersama sang suami. Tempat tinggalnya pun sesuai dengan kesepakatan, entah tinggal di rumah mertua, ataupun tinggal di rumah sendiri. Biasanya, proses pulang tige ari baru dilaksanakan setelah tiga hari sejak akad nikah, atau setelah pengantin menjalin komunikasi yang erat. 

Proses penjemputannya pun tidak sebatas pada suami menjemput sang istri, tapi melibatkan kedua belah keluarga. Ketika melakukan proses penjemputan, keluarga suami akan datang bersama-sama dengan membawa berbagai makanan dan buah-buahan. Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur, karena hubungan pengantin telah terjalin erat, dan juga sebagai tali yang mempererat hubungan antar keluarga.

Ternyata pernikahan adat Betawi sangat unik, ya. Jika kamu orang Betawi atau kamu ingin menikah dengan seseorang dari suku Betawi, tidak ada salahnya untuk mencoba konsep pernikahan tradisional ini. Walaupun terlihat rumit dan melelahkan karena banyak sekali tahapannya, namun tetap banyak diminati karena memiliki nilai tersendiri yang memberikan kesan mendalam kepada keluarga, pengantin, dan tamu undangan. Terlebih lagi, untuk melestarikan tradisi dan kebudayaan turun-temurun.

Jika masih bingung bagaimana mempersiapkan pesta pernikahan adat Betawi kamu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tim Smart Wedding Platform, Wedding Market. Disini, kamu bisa menemukan banyak vendor-vendor terbaik, MUA, jasa fotografi, catering, gaun pengantin, cincin kawin, hingga seserahan semuanya ada!

Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...