Ada berbagai ritual pernikahan kejawen yang masih eksis di dunia modern ini, puasa mutih salah satunya. Puasa mutih biasanya dilakukan ketika seseorang memiliki hajat atau keinginan tertentu seperti berharap datangnya rezeki, jodoh, dan keberhasilan acara yang akan digelar.
Banyak calon pengantin Jawa yang melakukan ritual kejawen ini demi mendapatkan kelancaran sampai tiba hari-H. Meski begitu, puasa yang satu ini memang tak ada tuntunannya dalam ajaran agama Islam, loh. Nah, apabila kamu juga salah satu yang berniat melakukannya, yuk, bekali diri dulu dengan tata cara, doa, dan manfaat puasa mutih di bawah ini, ya!
Pengertian dan Waktu Puasa Mutih
Puasa mutih adalah pantangan makan dan minum selain yang berwarna putih atau bening. Misalnya saja seperti makan hanya nasi putih, singkong, tahu rebus, dan lain sebagainya. Sementara untuk minuman yang boleh dinikmati seperti susu dan air putih. Beberapa orang juga menyebutkan bahwa ketika puasa mutih tak diizinkan menggunakan penyedap rasa seperti garam, gula, dan bumbu lainnya.
Lalu, kapan waktu puasa mutih yang benar? Sejatinya tak ada waktu baku berapa lama puasa tersebut bisa dilakukan, tapi menurut berbagai sumber bisa dilakukan sampai kurun waktu 40 hari. Sayangnya secara medis puasa mutih sampai 40 hari tidak diizinkan karena akan mempengaruhi keseimbangan gizi pelakunya.
Maka dari itu, biasanya puasa mutih dilakukan dalam kurun waktu tiga, enam, sembilan, dan terlama adalah dua belas hari. Perihal jamnya juga cukup berbeda dengan puasa Ramadhan yang dimulai sejak azan subuh sampai magrib, melainkan mulai pukul 18.00-18.00 keesokan harinya. Jadi, saat berbuka puasa makanan dan minuman yang disantap yaitu yang berwarna putih atau bening saja.
Sementara, ada juga yang melakukan puasa mutih tanpa terikat jam tertentu dan dalam satu hari diizinkan makan beberapa kali atau sesuai dengan jam makan biasa, tapi tak diizinkan makan makanan yang berwarna selain putih.
Filosofi Puasa Mutih
Meskipun tak ada keharusan puasa mutih dalam agama Islam, tapi amalan sebelum menikah ini dipercaya bisa membawa keberkahan dan kelancaran sampai di hari-H. Karenanya, puasa mutih haruslah memiliki niat yang baik dan bukan untuk kejahatan. Sejalan dengan kata mutih dalam bahasa Jawa yang artinya putih. Putih identik dengan warna bersih, suci, dan lembut.
Dengan begitu diharapkan apabila kamu melakukan puasa mutih adalah upaya menyucikan, memutihkan, atau memperbarui diri sehingga mendapat keberkahan yang lebih. Jadi, ketika telah tiba waktunya sampai di gerbang pernikahan, pengantin telah dalam keadaan baru dan bersih karena telah ‘bersuci’.
Orang Jawa zaman dulu tidak hanya karena akan menikah atau memiliki tujuan tertentu lantas melakukan puasa mutih. Namun ada juga yang melaksanakan puasa kejawen ini supaya mendapat kemampuan supranatural. Pelaku puasa mutih yang berharap mendapat ilmu tertentu juga harus dibimbing guru spiritual karena jika salah dalam bertindak, bisa mendatangkan risiko besar.
Tata Cara Puasa Mutih
Eits, tak bisa sebarang puasa, loh. Mengutip dari berbagai sumber, cara puasa mutih tetap harus dimulai dengan langkah-langkah yang benar sehingga sekalipun sedang berpuasa, kamu bisa tetap beraktivitas dengan baik. Berikut tata cara puasa putih yang perlu kamu tahu:
1. Makan sahur
Seperti puasa yang dilakukan, sahur puasa mutih juga dianjurkan makan dan minum hanya dengan yang berwarna putih. Kamu bisa minum air putih atau susu sapi yang dilengkapi dengan nasi putih dengan lauk putih telur rebus, tahu rebus, atau roti tawar tanpa topping.
2. Membaca niat
Setelah selesai makan dan minum secukupnya, jangan lupa untuk membaca niat berpuasa. Niat yang diucapkan tentu tak sama dengan niat puasa Ramadan atau puasa Senin-Kamis, tapi intinya tetap sama yaitu semata-mata hanya untuk Allah dan untuk bertindak yang baik.
Berikut ini doa niat puasa mutih sebelum menikah yang bisa kamu baca: “Niat ingsun puasa mutih supados putih batin kaliyan putih awak kula kaya dining banyu suci kanthi ridho Allah Ta'Ala." Yang artinya, “saya niat puasa mutih supaya kembali putih batin dan badan seperti air suci dengan ridho Allah Ta'ala.”
3. Memperbanyak ibadah
Kegiatan yang disarankan saat sedang menjalani puasa mutih adalah memperbanyak ibadah. Selain menjalankan ibadah wajib, jangan lupa untuk bersedekah yang bisa dengan harta atau tenaga, dan disertai dengan berbuat menyenangkan untuk siapa pun saja.
4. Mempercepat buka puasa
Saat buka puasa di jam 18.00, jangan lupa untuk membaca doa buka puasa mutih sebagai tanda syukur kamu sudah melewati satu hari berpuasa dengan lancar. Jangan menunda-nunda buka puasa beserta membaca doa sebelum makan seperti biasa.
5. Menghindari larangan puasa mutih
Supaya puasa mutih yang kamu jalani bisa berjalan lancar, perhatikan hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan. Yang pertama adalah makan dan minum yang berwarna dalam kurun waktu tertentu, sekalipun warnanya berubah karena proses masak. Misalnya saja kamu memasak putih telur dengan bumbu kari, awalnya memang putih, tapi kuning karena bumbu, maka kamu dilarang memakannya. Kedua, berbicara dengan bahasa yang kasar kepada siapa pun. Terakhir, memiliki niat atau tujuan buruk yang ingin dicapai.
Terlepas dari keunikan dari puasa mutih yang telah dijelaskan di atas, puasa sendiri adalah tirakat untuk melatih hati senantiasa bersabar, ikhlas, dan cara tenang menjelang hari istimewa. Dan tentu saja, puasa mutih juga harus dibarengi dengan bersedekah dan doa kepada Allah supaya segala perjalanan menuju hari pernikahan bisa dilewati tanpa banyak drama. Yuk, bersama kita bilang Aamin ya Rabbal alamin!