Kamu sedang merencanakan pernikahan adat Melayu? Wah, pasti sangat meriah dan mewah, nih. Pernikahan adat ini menjadi konsep tradisional yang tak kalah populer dengan pernikahan adat Jawa yang umumnya dilaksanakan oleh mereka yang memiliki darah Sumatera sampai Riau. Berbagai prosesi pernikahan Melayu kental hubungannya dengan agama.
Masyarakat Melayu dengan keyakinan Islamnya masih juga mengandalkan nilai tradisi yang begitu kuat , jadi di setiap langkahnya memiliki makna dan doa yang baik untuk mereka yang menjalaninya. Nah, jika kamu berminat atau sedang merencanakan pernikahan dengan adat Melayu, berikut ini tata caranya yang wajib dilalui calon pengantin. Kamu dan pasangan sudah siap?
1. Merisik
Mengutip Jurnal An-Nahl karya Budiawan, Afiq, yang berjudul 'Tinjauan al Urf dalam Prosesi Perkawinan Adat Melayu Riau' vol. 8 (2021):2, nikah kawin dalam prosesi adat Melayu, berawal dari sentuhan pandang memandang. Dalam hal ini besar kemungkinan bermula dari sentuhan pandangan antara lelaki (anak bujang) dengan perempuan (anak gadis). Tapi bisa juga terjadi dari pandangan ibu dan bapak kaum kerabat yang berniat untuk mencarikan jodoh untuk anaknya.
Saat seorang anak bujang memberitahukan gadis pujaannya kepada ibu bapaknya atau kepada kaum kerabat memandang ada seorang anak gadis yang patut menjadi jodoh anaknya, maka pihak keluarga lelaki mulailah melakukan semacam kegiatan yang bernama merisik. Merisik adalah proses mengenali perempuan yang akan dinikahkan atau dijadikan istri.
Tak berlangsung tiba-tiba, proses tersebut dilakukan secara bertahap oleh keluarga calon mempelai laki-laki. Mereka akan mengirimkan utusan keluarga baik orang tua atau keluarga lain untuk mencari informasi seputar calon mempelai perempuan. Akan ditanyakan apakah anak perempuan tersebut sudah di tanggam atau di pinang oleh orang lain, atau sudah mengikat janji dengan orang lain atau belum.
Namun ada juga yang melakukan tahapan merisik secara diam-diam. Utusan pihak laki-laki akan mengamati perempuan yang akan dijadikan istri dari jauh, melihat apakah perempuan tersebut berperilaku baik, keluarganya pun baik, dan sebagainya.
2. Merisi
Jika pihak perempuan disetujui sebagai calon pendamping, tata cara pernikahan adat Melayu selanjutnya adalah merisi. Merisi sendiri adalah meramal kedua calon mempelai apakah keduanya berjodoh atau tidak.
Mengutip jurnal dari Pulungan Rahmat, yang berjudul 'Tradisi Merasi Dalam Adat Perkawinan Melayu Riau (Studi Analisis Terhadap Penentuan Kafaah Calon Pengantin Di Kelurahan Bagan Batu)' Vol. 2 (2016), cara merasi ini beragam metodenya sesuai dengan datuk yang akan mem-faal. Namun umumnya, yaitu menggunakan cara menggabungkan kedua nama calon mempelai, dan datuk yang bersangkutan akan meramal keadaan rumah tangga mereka setelah menikah.
3. Meminang
Apabila pada kedua prosesi sebelumnya berjalan lancar, akan dilaksanakan adat nikah Melayu yang selanjutnya yang disebut dengan meminang. Pada tahap ini, pihak dari calon mempelai laki-laki akan kembali mengirim utusan ke pihak perempuan yang bertujuan untuk menyampaikan niatan baik berupa keinginan untuk menikahi.
Nah, biasanya pihak yang dikirimkan adalah tetua keluarga yang dinilai bijak juga paham akan adat pernikahan. Tak main-main, peminangan akan disampaikan dengan bahasa pantun dan pepatah petitih serta diawali dengan ritual bernama tepak sirih Melayu.
4. Antar belanja atau mengantar tanda
Sembari menunggu hari pernikahan, pihak laki-laki melakukan tahap antar belanja, yakni mengirimkan barang-barang tertentu, seperti uang atau cincin ke pihak keluarga perempuan dengan tujuan membantu keluarga perempuan dalam menggelar upacara perkawinan. Prosesi ini juga sebagai simbolis ikatan janji kedua keluarga yang akan menikahkan anaknya.
Menurut laman Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, apabila prosesi meminang disambut baik, keduanya bisa melangkah ke tahap pernikahan adat Melayu selanjutnya yaitu antar belanja. Prosesi ini dilakukan tak lama setelah meminang, yaitu antara 3-5 hari kemudian. Di momen antar belanja atau yang juga disebut dengan mengantar tanda, pihak laki-laki akan mengajak serta kerabat dan tetangga terdekat untuk turut hadir.
Barang yang diberikan memiliki tujuan untuk meringankan pihak perempuan sebagai yang menggelar acara upacara pernikahan, sekaligus sebagai perlambang bahwa kedua keluarga akan segera menikahkan anaknya. Barang yang biasanya dibawa untuk mengantar tanda antara lain:
Tepak sirih yang berisikan pinang yang sudah dikupas kulitnya, kapur-sirih, gambir, daun sirih, tembakau, juga kacip. Barang-barang tersebut memiliki makna, loh, misalnya kapur-sirih adalah simbol kesucian hati. Kapur yang jika dicampur dengan gambir warnanya akan menjadi merah merupakan harapan agar tujuan baik semoga terkabul. Sementara tembakau yang sifatnya yang lembut, merupakan simbol dari kelembutan hati calon pengantin. Kacip sendiri adalah alat untuk membelah, pengupas atau peracik buah pinang yang umumnya berbahan besi. Alat ini terdiri atas dua bagian, bagian atas sebagai mata pisau dan bagian bawah sebagai alas untuk meletakkan buah pinang yang akan diracik. Karena masing-masing bagian memiliki fungsinya sendiri, bisa dikatakan kalau kacip merupakan simbol seia sekata (kemufakatan).
Bunga rampai yang berisi daun pandan, bunga kemuning, melati, dan kenanga tersebut memiliki makna kebaikan, kelembutan, ketenangan, juga kebesaran.
Cincin nikah juga wajib dipersiapkan dalam antaran tande. Bahannya bisa apa saja, tapi jika mampu alangkah baik dengan emas murni. Cincin akan diletakkan dalam sebuah tempat khusus yang disebut sebagai cembol. Seperti makna cincin nikah pada umumnya, maknanya adalah sebagai pengikat antara calon pengantin satu sama lain.
Barang pengiring lain yaitu bisa berupa buah-buahan, teh, gula, kopi, dan lain sebagainya.
5. Gantung-gantung
Tak sampai di situ saja, akan dilakukan tahap gantung-gantung sebagai penanda dimulainya pernikahan Melayu yang dilakukan oleh pihak pengantin perempuan. Tahap ini biasanya dilakukan antara 2-1 hari sebelum dilaksanakannya akad nikah Melayu.
Baik dari pihak keluarga pengantin perempuan sampai tetangga terdekat akan saling gotong royong menghias rumah atau tempat yang akan digunakan sebagai pelaminan pernikahan. Selain itu juga akan dihias tempat tidur, ruang tengah rumah, sampai mengangkut bahan-bahan yang akan dimasak untuk hidangan para tamu.
6. Berandam
Prosesi selanjutnya yaitu berandam. Pada pernikahan adat Melayu, terutama di Lingga, prosesi berandam memiliki tujuan untuk membersihkan diri sebelum melaksanakan ijab kabul yang dikenal sakral. Berandam sendiri umumnya dilakukan pada pagi hari saat matahari tinggi dan berakhir jelang waktu zuhur.
Dalam pelaksanaannya, yang akan diandamkan pertama adalah calon pengantin laki-laki, lalu diikuti oleh calon pengantin perempuan. Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Riau, tahapan pelaksanaannya yaitu:
Tukang andam yang telah dipilih akan meminta izin kepada wali atau orang tua calon pengantin perempuan untuk berangkat ke rumah calon pengantin laki-laki untuk melakukan prosesi berandam pada calon pengantin laki-laki.
Tukang andam beserta beberapa orang yang membantu membawa peralatan dan perlengkapan berandam yang sudah disiapkan, lalu dibawa dengan arak-arak yang dimulai dari rumah calon pengantin perempuan sambil diiringi music yang menggunakan serunai, gendang panjang, dan gong.
Ketika arak-arakan sampai di rumah calon pengantin laki-laki, tukang andam memberi ucapan salam serta disambut oleh tuan rumah, dipersilahkan masuk, duduk, lalu meminta izin untuk melakukan prosesi berandam
Setelah mendapatkan izin, tukang andam melakukan beberapa persiapan laiknya; meminta calon pengantin laki-laki mengganti pakaian dengan kain pelekat yang diikat di pinggang serta memasang kain putih pada leher hingga menutup bagian depan tubuh calon pengantin. Selanjutnya tukang andam akan memasukkan sehelai daun sirih ke dalam segelas air yang sudah dipersiapkan dan tukang andam akan membacakan doa pada air tersebut yang akan diminum oleh calon pengantin laki-laki
Calon pengantin laki-laki dipersilakan duduk pada kain pelekat, lalu dikalungkan dengan benang tukal yang diambil dari kelapa
Tukang andam mengambil daun sirih dari dalam gelas, lalu diberikan kepada calon pengantin untuk dimakan
Tukang andam melaksanakan prosesi tepuk tepung tawar
Tukang andam menggunting sedikit anak rambut di tengah ubun-ubun, lalu mengguncang perlahan sambil memutar kelapa mengelilingi kepala calon pengantin berlawanan dengan arah jarum jam, sambil membaca shalawat nabi
Tukang andam membakar sedikit benang tukal yang semula dikalungkan pada calon pengantin laki-laki dengan api hingga putus
Tukang andam meminta calon pengantin untuk mandi dengan air bersih dan air tolak bala
Setelah selesai mandi, calon pengantin menggunakan pakaian baju kurung lengkap
7. Khataman Al-Quran
Prosesi terakhir sebelum akad dalam pernikahan Melayu adalah khataman Al-Quran. Sebagai daerah yang menjadi pusat berkembangnya Islam, tentu adatnya tak lepas dari ajaran Islam.
Umumnya, calon pengantin laki-laki akan memakai jubah, sorban dan pakaian adat Melayu lain, dan calon pengantin perempuan memakai baju kurung Melayu labuh dan kerudung. Tempat pelaksanaan prosesi tersebut umumnya dilaksanakan di rumah pengantin perempuan, tepatnya di depan pelaminan. Lalu setelahnya kedua pengantin akan bertandang ke rumah guru mengaji dengan arak-arakan.
Perlengkapan yang wajib ada di prosesi khatam Al-Quran yaitu:
Nasi sekone atau asi besar yang diletakkan pada bagian tengah atas nasi pulut kuning, lalu dikelilingi dengan bunga telur atau yang disebut tajuk. Nasi ini bermakna kemegahan.
Saksi yang berjumlah minimal dua atau lebih
Al-Quran dan Rehal sebagai simbol pedoman kehidupan yang memegang iman dan takwa.
Di sebelah kiri dan kanan calon pengantin, diletakkan kaki dian atau wadah tempat meletakkan lilin yang dinyalakan. Lilin tersebut bermakna penerangan hati, jiwa, dan raga.
8. Akad nikah
Di masyarakat Melayu, biasanya akad nikah dilaksanakan pada malam hari. Acara akan dimulai dengan upacara tukar tepak sirih dan kedua pengantin Melayu yang saling memakan sirih yang disediakan.
Saat akad ijab kabul, pengantin perempuan tetap tak keluar dari kamar. Pada saat itu juga diadakan upacara tepuk tepung tawar oleh para tetua dari pihak lelaki maupun perempuan.
Baru setelahnya, suami membacakan sighot taklik yang tak lain adalah ikrar untuk mempergauli istri sesuai syariat Islam dan berjanji bertanggung jawab untuk memenuhi nafkah lahir dan batin.
Memang panjang prosesi pernikahan adat Melayu yang harus ditempuh oleh kamu dan pasangan nantinya. Namun, mengingat setiap langkah tadi memiliki makna dan doa baik, pastinya sangat disayangkan jika tak dilakukan sampai akhir. Selain itu dalam tata cara pernikahan adat Melayu juga terselip nilai-nilai agama, berbagi kebahagiaan dengan orang banyak, serta menumbuhkan kembali semangat gotong royong yang mulai pudar di zaman sekarang, kebahagiaan tak ternilai pasti akan memelukmu dan pasangan setelahnya.
Kamu juga bisa temukan berbagai kebutuhan untuk menyempurnakan hari istimewamu kelak, baik untuk pernikahan adat maupun internasional dari vendor-vendor pernikahan terbaik di pameran pernikahan WeddingMarket Festival pada 18-19 Februari 2023 di The Krakatau Grand Ballroom. Pesan Tiket Masuk Gratis dengan klik di tautan ini.