Melangsungkan pernikahan dengan mengusung konsep adat merupakan impian banyak calon pengantin. Alasannya bukan hanya karena ingin meneruskan tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Melainkan juga, karena pernikahan adat terasa lebih sakral dan penuh makna.
Salah satu tradisi pernikahan yang terkenal dengan ritualnya yang panjang yakni adat Sunda. Rangkaian upacara pernikahan adat Sunda tidak hanya berlangsung sebelum dan saat pernikahan saja. Melainkan juga masih berlanjut setelah pemberkatan atau akad nikah dilaksanakan. Upacara setelah pernikahan dalam adat Sunda ini pun terdiri dari beberapa tahapan dan semuanya sarat akan makna.
Salah satu tradisi yang dilakukan pasca menikah dalam adat Sunda adalah sawer atau saweran. Eits, jangan salah! Tradisi saweran yang dimaksud disini berbeda dengan saweran yang dilakukan ketika menonton konser dangdut, loh! Tradisi saweran Sunda ini berupa pembacaan syair berisi petuah-petuah sembari memberikan 'saweran' secara simbolis dalam bentuk benda-benda yang memiliki makna filosofi.
Nah, Bagi para pasangan pengantin yang berniat untuk melangsungkan pernikahan dengan adat Sunda, tentu harus memahami prosesi yang penuh makna ini. Berikut WeddingMarket berikan ulasan selengkapnya!
Apa itu tradisi saweran dalam pernikahan adat Sunda?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, acara pernikahan dalam adat Sunda tidak hanya berjalan sebelum dan pada saat pernikahan saja. Masih ada serangkaian prosesi yang harus dilakukan kedua mempelai pengantin, bahkan setelah ijab qabul sudah diucapkan.
Saweran merupakan tradisi berupa pembacaan syair atau nyayian yang berisi petuah-petuah sambil menaburkan benda-benda kecil dan uang yang dilakukan oleh orang tua kedua mempelai. Kemudian, benda-benda tersebut akan diperebutkan oleh pasangan pengantin.
Tradisi saweran ini sebagai tanda rejeki yang berlimpah bagi para pasangan. Doa agar pasangan pengantin menjalani kehidupan yang bahagia, sekaligus sebagai petuah agar pasangan pengantin senantiasa bersedekah agar kehidupan rumah tangga semakin berkah.
Sebenarnya, tradisi saweran ini tidak hanya pada prosesi pernikahan adat Sunda saja. Ada beberapa tradisi saweran pada budaya lain yang ditujukan untuk acara yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Namun, saweran di pernikahan adat Sunda memiliki ciri khasnya sendiri. Mulai dari proses pelaksanaannya dan barang-barang yang digunakan sebagai bahan saweran.
Ketentuan Saweran dalam Pernikahan Adat Sunda
Dalam melakukan prosesi saweran ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan oleh para pengantin adat Sunda. Ketentuan ini harus dilakukan hal ini agar berkah dan doa dari prosesi ini semakin lengkap dan tidak mendatangkan bala pada pasangan. Ketentuannya adalah sebagai berikut :
- Pemberi saweran haruslah kedua orang tua pasangan pengantin baik dari pihak laki-laki dan pihak perempuan.
- Prosesi saweran harus diiringi dengan kidung tradisional adat Sunda. Kidung ini berisi nasehat agar rumah tangga dapat berjalan dengan tentram dan Makmur.
- Jika ada halangan orang tua mempelai untuk melakukan saweran, maka saweran harus dilakukan oleh tetua di keluarga kedua mempelai.
Itulah yang menjadi ketentuan prosesi saweran dalam Adat Sunda. Ketentuan ini ada baiknya untuk dilakukan dengan baik dan tidak dilanggar.
Isi Saweran dalam Prosesi Pernikahan Adat Sunda
Tidak hanya menyawerkan uang dan benda-benda kecil saja pada pasangan pengantin. Isi saweran dalam prosesi pernikahan adat Sunda ini harus dipertimbangkan dan dipilih dengan seksama. Karena setiap saweran melambangkan doa yang dipanjatkan pada pasangan pengantin.
Berikut ini adalah isi saweran yang biasanya digunakan dalam prosesi pernikahan adat Sunda. Berikut dengan makna masing-masing isi saweran yang diberikan.
1. Koin
Isi saweran yang paling wajib ada adalah uang koin. Uang koin sebagai perlambangan kekayaan dan kelancaran rejeki. Sebagai doa agar para pengantin dilimpahi rejeki dan tidak mengalami kesulitan finansial dalam rumah tangganya.
2. Beras
Beras merupakan perlambangan dari kemamkmuran dan kesejahteraan. Sebagai doa agar para pengantin tidak pernah mengalami kekurangan dan kelaparan selama menjalani rumah tangga. Sehingga, keluarga sampai anak-anaknya bisa selesai sejahterah.
3. Permen Manis
Permen dalam isis saweran pernikahan adat Sunda melambangkan manisnya hidup yang akan dijalani oleh kedua mempelai. Sebagai doa juga agar pasangan yang menikah menjalani kehidupan yang Bahagia dan manis.
4. Daun Sirih
Daun sirih diisikan dalam saweran sebagai doa agar para pengantin dapat hidup dengan rukun. Selain itu, sebagai harapan agar keduanya bisa hidup dalam kehidupan rumah tangga yang penuh dengan pengertian.
5. Kunyit
Kunyit merupakan isi saweran yang khusus ditujukan bagi para pengantin wanita. Pengantin wanita diharapkan menjadi sebagai kunyit yang bisa berfungsi sebagai obat dan bumbu masakan juga. Sekaligus, sebagai lambang bahwa kunyit adalah obat yang sangat bermanfaat.
Begitu pun dengan posisi sebagai istri yang harus mampu menjadi obat bagi keluarga. Karena itu, hanya pengantin perempuan saja yang mengambil isi saweran kunyit ini.
6. Makanan Ringan Kesukaan Pasangan Pengantin
Biasanya isi saweran ini juga akan diisi dengan makanan kecil kesukaan kedua mempelai sebagai selingan. Sebagai doa agar pasangan bisa saling mengerti satu sama lain, namun biasanya isi saweran ini bersifat opsional saja.
Itu beberapa isi saweran yang biasanya ada di dalam prosesi saweran adat Sunda. Isi saweran bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan kemampuan keluarga pasangan dan juga doa dan harapan yang ingin diberikan kepada pasangan yang menikah.
Tahapan Jalannya Prosesi Saweran
Prosesi saweran biasanya dilakukan tepat setelah proses ngaleupaskeun japati (melepaskan burung merpati) atau tepat setelah akad nikah dalam kondisi pasangan pengantin sudah sah sebagai suami dan istri. Barulah prosesi saweran bisa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
- Setelah prosesi akad nikah dan sah, kedua pengantin akan didudukan berdampingan di tempat lain. Biasanya yang dipilih adalah tempat duduk di bawah pelaminan.
- Kidung nasihat mengenai pernikahan akan mulai dinyanyikan pada saat ini untuk para pengantin.
- Kemudian, orang tua dari pihak perempuan akan maju terlebih dahulu untuk melakukan saweran. Para orang tua bisa melakukan saweran dari pelaminan agar lebih tinggi atau dari samping pasangan pengantin.
- Orang tua perempuan akan mulai menebarkan isi saweran kepada pasangan pengantin. Dengan menebarkan isi saweran dari bokor. Bokor adalah wadah saweran yang dianggap sebagai simbol kemakmuran.
- Pasangan pengantin pun harus mengambil barang-barang isi saweran itu sebanyak-banyaknya. Kemudian menyimpannya di dalam kantung yang sudah disiapkan.
- Setelah orang tua pihak perempuan, giliran orang tua pihak laki-laki yang memberikan saweran dengan cara yang sama pada pasangan pengantin.
Pada beberapa prosesi, saweran dilakukan bersamaan antara orang tua dari pihak laki-laki dan perempuan untuk mempercepat waktu prosesi. Hal ini tidak masalah untuk dilakukan, malah lebih baik agar isi saweran yang ditebarkan lebih banyak.
Itulah langkah yang dilakukan dalam melakukan prosesi saweran pernikahan adat Sunda. Prosesi ini memiliki makna yang dalam. Baca juga tentang prosesi adat dalam adat Sunda lainnya, seperti prosesi ngeuyeuk seureuh yang dilakukan sebelum pernikahan. Semoga bermanfaat!