Ada berbagai tradisi yang dilakukan dalam pernikahan adat di Indonesia. Salah satu yang memiliki prosesi cukup panjang dan sarat akan makna adalah tradisi pernikahan adat Jawa. Mulai dari lamaran hingga hari–H pernikahan, ada banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya adalah siraman.
Apa itu prosesi siraman adat Jawa?
Sesuai dengan namanya, siraman adalah sebuah prosesi menyiram atau memandikan calon pengantin untuk membersihkan diri sebelum acara pernikahan dimulai. Calon pengantin yang melakukan siraman bukan hanya mempelai perempuan saja, lo, tapi juga mempelai pengantin laki-laki.
Tentu saja prosesi siraman ini tidak dilakukan sembarangan karena memiliki tata cara dan maknanya sendiri. Ada berbagai perlengkapan yang harus dipersiapkan dan tahapan yang akan dilakukan. Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang prosesi ini, simak penjelasan selengkapnya berikut ini, yuk!
Tujuan Siraman
Ternyata siraman tidak hanya dilakukan untuk membersihkan diri secara fisik dan mental saja, tapi juga dilakukan untuk membersihkan calon pengantin dari segala energi negatif yang ada di dalam dirinya.
Selain itu, selama proses siraman berlangsung akan ada berbagai doa yang dipanjatkan yang berisi tuntunan dan harapan supaya nantinya calon pengantin bertindak secara bersih dalam kehidupan berumah tangga.
Dilansir dari beberapa sumber, siraman biasanya dilakukan sebelum ijab qabul atau antara pukul 10.00 sampai 15.00 karena pada saat ini dipercaya bahwa para bidadari sedang mandi sehingga pengantin diharapkan bisa ketularan kecantikan mereka saat pernikahan berlangsung nantinya.
Perlengkapan Siraman
Ternyata ada cukup banyak barang yang harus dipersiapkan saat akan melakukan siraman selain air dan bunga. Apa saja perlengkapan siraman tersebut?
Air
Biasanya air yang digunakan untuk mengguyur calon pengantin berasal dari sumber mata air langsung karena air inilah yang dianggap digunakan juga oleh para bidadari dari kahyangan. Bahkan, air yang digunakan biasanya juga diambil dari beberapa sumber mata air yang berbeda.
Kembang Setaman
Kembang setaman adalah bunga-bunga yang biasanya tumbuh di taman. Bunga yang biasanya dipilih adalah yang memiliki harum semerbak, seperti mawar, melati, dan kenanga.
Masing-masing bunga memiliki artinya sendiri, seperti bunga mawar yang melambangkan harus selalu jujur dan mengasihi, melati yang artinya pasangan harus saling mengharumkan nama satu sama lain dan tidak membicarakan keburukannya, serta kenanga yang bermakna kemakmuran dan keberkahan.
Kelapa
Kelapa yang disiapkan adalah yang sudah tua dan berjumlah dua biji. Sabut dari kedua kelapa ini akan diikat dan diimasukkan ke dalam air siraman.
Konyoh manca warna
Konyoh manca warna adalah lulur yang terdiri dari lima warna, terbuat dari tepung beras, kencur, dan pewarna. Lima warna tersebut yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan putih.
Perlengkapan untuk keramas
Perlengkapan ini terdiri dari landha merang yang merupakan abu merang yang sudah direndam ke dalam air, santan kanil atau santan yang kental, dan air asem yang digunakan sebagai pengganti dari kondisioner.
Alas untuk duduk
Ada beberapa kain yang digunakan untuk alas duduk, seperti kain jingga, kain letrek, kain motif pulo watu, kain motif yuyu sekandang, hingga kain mori. Selain itu, ada juga alas lain dari berbagai macam dedaunan dan tikar jenis klasa bangka yang terbuat dari daun pandan.
Kendi
Kendi merupakan sebuah wadah air dengan kucuran yang biasanya digunakan oleh orang zaman dulu untuk menyimpan air. Dalam prosesi ini, kend akan digunakan saat menutup prosesi siraman.
Tata Cara Siraman
Setelah semua perlengkapan sudah disiapkan, saatnya memulai prosesi siraman. Calon pengantin akan keluar dari kamar menuju tempat berlangsungnya prosesi tersebut. Berikut ini beberapa langkah yang akan dilakukan selama prosesi berlangsung.
1. Sungkeman
Sebelum melakukan siraman, calon pengantin akan melakukan sungkeman, yaitu berlutut dan bersalaman untuk memohon restu sekaligus meminta maaf dan berterima kasih atas segala yang sudah dilakukan orang tua.
2. Ngracik sekar
Pada saat inilah, semua bunga setaman dan kelapa yang sudah disiapkan akan dimasukkan ke dalam air yang langsung diambil dari sumber 7 mata air yang berbeda.
3. Prosesi inti siraman
Prosesi ini akan dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh tokoh yang ditunjuk. Kemudian, calon pengantin mulai disiram perlahan oleh ayah dilanjutkan ibu, dan orang-orang yang dituakan. Jumlah orang yang melakukannya harus ganjil, misalnya 7 orang.
Pada siraman terakhir, konyoh yang telah disiapkan akan dilumurkan pada tubuh pengantin. Tak hanya itu, pengantin juga akan dikeramasi menggunakan ubarampe landha merang, santan kanil, dan dan juga air asem yang sudah disiapkan.
4. Wudu
Jika siraman sudah dilakukan, tahap selanjutnya adalah melaksanakan wudu. Biasanya wudu dilakukan dengan air yang mengalir dari kendi atau tempat air dengan kucuran yang terbuat dari tanah liat. Tahap ini memiliki makna bahwa nantinya kehidupan rumah tangga diharapkan bisa menjadi ladang untuk beribadah dan mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
5. Pecah kendi
Kendi yang sudah digunakan tadi selanjutnya akan dipecahkan oleh orang tua atau perempuan yang paling tua dalam keluarga. Hal ini digunakan sebagai penanda bahwa calon pengantin telah cantik dan bersih sehingga siap untuk melangsungkan kehidupan rumah tangga.
6. Pangkas rikmo
Pangkas rikmo memiliki arti memotong rambut. Calon pengantin laki-laki dan perempuan akan memotong beberapa bagian rambut masing-masing. Kemudian, rambut ini akan disatukan dan dikubur bersamaan. Hal ini menandakan bahwa keduanya telah mengubur masa lalu masing-masing dan siap menghadapi masa depan bersama.
7. Bopongan
Mengakhiri rangkaian prosesi ini, calon pengantin akan dibopong oleh sang ayah menuju kamar pengantin. Hal ini menunjukkan bentuk dukungan dari orang tua yang akan terus diberikan kepada anak walaupun mereka sudah menikah. Nantinya, calon pengantin akan bersiap-siap untuk melakukan ijab qabul.
Beberapa rangkaian dari tradisi siraman tersebut masih dilakukan oleh banyak orang di Jawa. Maknanya yang dalam membuat prosesi ini sayang untuk dilewatkan. Nah, semoga gambaran tujuan dan tata cara siraman dalam pernikahan Jawa tersebut bisa kamu jadikan panduan saat melaksanakannya.