Saat mempersiapkan pernikahan, kamu dan pasangan mungkin banyak dilingkupi oleh pikiran tentang beragam istilah yang maknanya terasa sama, tetapi pelafalannya berbeda. Ya, begitu pula dengan sebutan mahar dan mas kawin. Lantas, apa bedanya mahar dan mas kawin?
Apa Bedanya Mahar dan Mas Kawin dalam Pernikahan?
Jawabannya adalah tidak ada. Keduanya merupakan istilah yang sama untuk menamai suatu pemberian yang sifatnya wajib dari pihak mempelai pria kepada pihak mempelai wanita. Bedanya hanya pada bahasa, yang mana mahar berasal dari bahasa Arab, sedangkan mas kawin merupakan bahasa Indonesia.
Mahar atau mas kawin ini haruslah sesuatu yang berharga. Jadi, apabila di kemudian hari terjadi hal yang tidak diinginkan antara suami dan istri, seperti perceraian, maka mahar dan mas kawin itulah yang menjadi bekal untuk menutupi kebutuhan sang istri kelak.
Meski tergantung keinginan pihak mempelai wanita, pemberian mahar dan mas kawin ini juga sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan pihak mempelai suami. Mahar atau mas kawin tidak boleh menjadi beban bagi kedua belah pihak, sehingga harus disepakati terlebih dahulu sebelum pernikahan dilangsungkan.
Tidak harus berupa barang mewah atau mahal, mahar dan mas kawin ini juga bisa berupa jasa serta apa pun yang bermanfaat. Di Indonesia, mahar dan mas kawin ini biasanya berupa cincin, seperangkat alat solat, atau uang tunai yang nominalnya sesuai keinginan calon mempelai.
Di dalam Alquran, mahar atau mas kawin telah diatur dalam surat An-Nisa ayat 4 yang berbunyi:
"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya."
Ayat ini menjelaskan bahwa mahar atau mas kawin melambangkan pemberiaan dengan penuh kerelaan dari sang suami untuk istrinya, sebagai tanda awal mula hidup bersama. Pemberian ini menjadi simbol dari ketulusan hati seorang suami, untuk memunculkan benih-benih cinta sang istri.
Mahar hanya diberikan oleh calon suami kepada calon istri, bukan untuk keluarganya apalagi kepada wanita lain atau orang-orang terdekatnya. Bahkan, sang suami pun tidak boleh mengambil mahar atau mas kawin tersebut setelah diberikan, kecuali atas izin istri.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Syeikh Abdul Azhim al-Badawi yang berbunyi:
“Dengan demikian, mahar adalah hak istri yang wajib dipenuhi suami. Dan mahar adalah harta milik istri, tidak halal bagi siapa saja, baik ayahnya atau orang lain, untuk mengambil darinya sedikitpun. Kecuali jika si wanita merelakan jika mahar tersebut diambil.”
Tanpa adanya mahar atau mas kawin, pernikahan dua insan yang sakral ini tidak menjadi sah, meski sang istri ikhlas tidak mendapatkan mahar dari suaminya.
Jenis-Jenis Mahar atau Mas Kawin
Dalam Islam, mahar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu mahar musamma dan mahar mitsil. Berikut penjelasannya:
Mahar musamma
Mahar yang satu ini merupakan jenis mas kawin yang disepakati oleh pengantin pria dan wanita dalam akad nikah. Tidak ada jumlah maksimal dalam mahar musamma.
Mahar mitsil
Mahar mitsil adalah jenis mahar yang jumlahnya ditetapkan menurut kebiasaan atau kepercayaan yang dianut oleh pihak keluarga mempelai wanita. Hal ini karena saat akad nikah berlangsung, jumlah mahar belum ditetapkan. Mahar ini boleh diterapkan jika:
Suami tidak menyebutkan jumlah mahar atau mas kawin saat akad nikah.
Suami menyebutkan mahar musamma, tetapi tidak memenuhi syarat yang ditentukan.
Suami menyebutkan mahar musamma, tetapi kemudian tidak disetujui oleh sang istri.
Untuk jumlahnya, Islam tidak mengatur dengan pasti seberapa banyak mahar yang harus diterima oleh seorang istri dari suaminya. Rasulullah pernah bersabda soal jumlah mahar:
"Wanita yang paling besar berkahnya ialah wanita yang paling mudah (murah) maharnya." (H.R. Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Dengan begitu, sebagai mempelai wanita, kamu sebaiknya menetapkan jumlah mahar yang sesuai dengan kemampuan calon suami dan tidak memberatkannya.
Mahar atau mas kawin juga boleh bernilai rendah, asal bermanfaat untuk istri di masa depan dan kedua mempelai saling ridha.
Syarat Mahar atau Mas Kawin
Meski jumlah mahar dianjurkan tidak memberatkan calon suami, bentuk mahar atau mas kawin ini tidak boleh sembarangan, lho. Berikut ini adalah syarat mahar yang harus dipenuhi agar menjadi sah:
1. Harta atau benda berharga
Jika jumlahnya besar tetapi bukan merupakan benda berharga, barang tersebut bisa dinyatakan tidak sah sebagai mahar atau mas kawin.
2. Barang yang bermanfaat dan suci
Poin kedua ini tentunya sangatlah penting untuk dipahami oleh setiap calon mempelai. Minuman keras atau barang apa pun yang tidak suci dan tidak memiliki manfaat tidak bisa dijadikan sebagai mahar yang sah.
3. Bukan barang rampasan atau barang milik orang lain
Mahar atau mas kawin sebuah mobil mewah bisa dinyatakan tidak sah jika barang tersebut merupakan hasil rampasan atau milik orang lain (ghasab).
Selain itu, mahar atau mas kawin juga bukanlah sebuah bingkisan atau suvenir. Sah-sah saja jika kamu dan pasangan mengkreasikan mahar sedemikian rupa, agar tampak cantik dan estetis. Namun, pertimbangkanlah kelayakannya. Apakah setelah disusun secantik itu, barang yang dijadikan mahar masih bisa digunakan oleh istri? Atau hanya menjadi pajangan yang tidak memiliki nilai?
Jika ingin mengkreasikan barang untuk diberikan selama prosesi pernikahan, kamu dan pasangan mungkin dapat mengatur hal tersebut dalam seserahan, bukan sebagai mahar atau mas kawin.
Makna dari Mahar atau Mas Kawin
Pemberian mahar atau mas kawin dari calon suami kepada calon istri bukan sekadar menunjukkan kemampuan untuk menikahi, tetapi juga memiliki makna lain yang begitu dalam. Apa saja, ya?
Menunjukkan kasih sayang dan cinta kepada istri, sehingga keluarga yang dibangun ke depannya akan semakin harmonis.
Menunjukkan tanggung jawab seorang suami dalam menafkahi dan memimpin keluarganya.
Sebagai lambang kemuliaan terhadap wanita, karena pria akan berusaha mengorbankan apa pun, termasuk hartanya, untuk meminang wanita yang dicintainya.
Sebagai tanda kesungguhan dan kesetiaan dari janji semati seumur hidup.
Nah, melalui artikel ini, kalian sudah menemukan jawaban dari apa perbedaan mahar dan mas kawin, ‘kan?
Jadi, persiapkan mahar terbaikmu untuk diberikan kepada calon istri. Pastikan pula untuk mendiskusikan perkara mahar atau mas kawin dengan pasangamu, agar tidak timbul kesalahpahaman atau perselisihan di masa yang akan datang.
Mahar dan mas kawin memang sakral dalam sebuah pernikahan, tetapi jangan biarkan acara pernikahanmu berantakan karena tidak diatur dengan baik. WeddingMarket menyediakan beragam vendor yang dapat membantu kebutuhan pernikahanmu, mulai dari wedding organizer hingga katering.
Rencanakan acara hari bahagiamu dengan detail agar semuanya berjalan lancar. Selamat mencari inspirasi mahar atau mas kawin terbaik, dan jangan lupa diskusikan dengan pasanganmu, ya!
Tafsir ayat: tafsirweb.com