Suku Bugis adalah suku terbesar dari Sulawesi Selatan yang hingga saat ini masih mempertahankan kebudayaan aslinya. Salah satunya adalah pakaian adat Bugis yang memiliki nuansa ketimuran yang dipadukan dengan corak lokal. Baju adat Bugis ini banyak digunakan pada acara resmi seperti upacara adat, budaya, keagamaan, pernikahan, penjemputan tamu besar, pagelaran seni, dan acara resmi lainnya.

Di sini, WeddingMarket akan membahas mengenai baju pengantin adat Bugis, pernak-pernik yang digunakan, berserta makna di baliknya. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah!

Baju Pengantin Adat Bugis

Baju pengantin adat Bugis adalah salah satu busana tertua di dunia dan masih digunakan hingga saat ini. Ciri khas dari busana adat Bugis adalah warnanya yang cerah dan hiasannya yang menarik. Tidak hanya indah saat dipandang, baju adat Bugis juga memiliki makna di baliknya yang akan kita bahas tuntas di bawah ini.

1. Baju Bodo

Baju Bodo adalah baju pengantin adat Bugis yang dikenakan oleh wanita. Ciri khas dari Baju Bodo ini adalah bentuknya yang segi empat dengan lengan pendek. Ukurannya pun dibuat lebih besar daripada ukuran tubuh pemakainya, sehingga terlihat longgar saat dikenakan.

Pada mulanya, baju ini mulanya dibuat dari kain tipis dan transparan yang memperlihatkan lekukan tubuh pemakainya. Bahkan, Baju Bodo ini dulu dipakai tanpa menggunakan pakaian dalam, jadi kulit pemakainya langsung terlihat. Namun sejak masuknya pengaruh agama Islam, Baju Bodo dibuat dari bahan yang lebih tebal dan mengenakan dalaman dengan warna senada yang lebih terang. Meskipun begitu, ciri khas Baju Bodo yang sedikit transparan dan desainnya tidak mengalami perubahan.

Baju pengantin adat Bugis ini juga memiliki beragam pilihan warna yang dapat dipakai berdasarkan usia atau status sosialnya. Berikut macam-macam warna dan pemakaian Baju Bodo:

• Baju Bodo berwarna jingga biasanya dipakai oleh anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun.

• Baju Bodo warna jingga dan merah dipakai oleh anak perempuan berusia 10-14 tahun atau menjelang usia baligh.

• Baju Bodo warna merah dipakai oleh anak perempuan yang sudah memasuki masa remaja atau gadis, yaitu sekitar usia 17-25 tahun.

• Baju Bodo warna putih digunakan oleh perempuan yang berasal dari kalangan pembantu atau dukun.

• Baju Bodo warna hijau dipakai oleh perempuan yang berasal dari kalangan bangsawan.

• Baju Bodo warna ungu dipakai oleh perempuan yang sudah janda.

Meskipun setiap warna pada baju pengantin adat Bugis memiliki makna dan menunjukkan status sosial seseorang, namun untuk saat ini kamu bisa menggunakan Baju Bodo sesuai dengan selera tanpa harus mengikuti aturan sesuai warnanya.

Tidak hanya Baju Bodo saja, baju pengantin adat Bugis modern untuk pengantin wanita juga dilengkapi aksesoris lainnya untuk menambah keindahan dan kecantikan pengantin wanita. Berikut adalah beberapa aksesoris penting pada pernikahan adat Bugis yang perlu dipakai:

Saloko Pinang Goyang

Hiasan pertama pada baju pengantin adat Bugis adalah Saloko Pinang Goyang yang merupakan mahkota dari logam dengan bentuk menyerupai ekor burung merak. Akan ada riasan di dahi dengan bentuk melebar dan berwarna hitam yang disebut dengan paes dadasa yang bentuknya berupa siluet bunga teratai. Di atasnya, akan diletakkan Saloko Pinang Goyang yang dipakai seperti bando dengan aksen mutiara sebanyak 17 buah.

Siluet teratai pada dadasa melambangkan kesucian, sedangkan warna hitam pada paes dadasa mengandung harapan agar dapat memberikan manfaat bagi keluarga. Sedangkan mahkota saloko dan pinang goyang yang dipasang di atas kepala melambangkan pengantin wanita yang cantik dan anggun bagaikan burung merak.

Simpolong Teppong

Tidak hanya Saloko Pinang Goyang yang menghiasi kepala pengantin wanita, ada juga simpolong teppong yang merupakan sanggul yang dipasang di bagian belakang kepala.

Rante Patibang dan Tabora

Rante Patibang dan Tabora adalah kaitan berupa lempeng logam berwarna emas berupa kalung. Kalung ini digunakan baik oleh pengantin wanita maupun pengantin pria untuk melengkapi baju pengantin adat Bugis. Rante Patibang dan Tabora ini biasanya dibuat dari logam kuningan.

Pada area leher sendiri ada 3 jenis kalung yang dipakai sekaligus, yaitu geno ma’bule atau kalung berantai, rantekote atau kalung panjang, dan geno sibatu atau rantai atau kalung besar.

Ponto (gelang)

Bagian lengan pengantin wanita juga dilengkapi dengan berbagai ponto atau gelang, yaitu bossa atau gelang keroncong bersusun, lola atau perhiasan lengan atas, dan paturu atau perhiasan lengan bawah. Gelang ini terbuat dari logam kuningan. Ponto hanya digunakan oleh pengantin wanita adat Bugis saja.

Sima-sima 

Sima-sima adalah aksesoris pelengkap pada lengan baju pengantin adat Bugis wanita yang dibuat dari kain yang diukir dengan tambahan renda pada pinggirannya.

Salempang emas

Salempang atau selempang adalah selendang emas yang digunakan secara menyilang dari pundak hingga pinggang. Biasanya diberikan perekat pada pundak agar tidak mudah bergeser saat digunakan. Salempang digunakan baik oleh pengantin pria maupun pengantin wanita.

Salempang emas ini pada awalnya akan disampirkan pada pundak kanan, kemudian akan dipindah ke pundak kiri setelah prosesi akad nikah.

Giwang 

Giwang atau anting yang biasanya terbuat dari logam kuningan dengan hiasan khusus dipakai oleh pengantin wanita untuk melengkapi riasan pengantin.

2. Baju Tutu’

Baju tutu’ adalah baju pengantin adat Bugis yang dipakai oleh pria. Memiliki desain seperti jas dengan bagian dada yang tertutup dan lengan panjang hingga pergelangan tangan. Dibuat dari kain berwarna hitam dengan hiasan kancing emas atau perak di bagian depannya.

Baju pengantin adat Bugis untuk pria ini dilengkapi dengan pemakaian penutup kepala yang disebut dengan Songkok Pabiring atau Songkok Recca’. Songkok sendiri berbentuk seperti peci yang terbuat dari pelepah daun lontar yang dipukul-pukul, atau dalam bahasa Bugis direcca-recca, hingga yang tersisa adalah seratnya saja, dan dibuat untuk menjadi songkok. Songkok juga dibuat dari anyaman rotan dengan benang sutra berwarna emas pada bagian atas dan sisi songkok yang menambah kemewahan tampilan songkok ini.

Baju Tutu’ dipasangkan dengan paroci atau celana sebagai bawahannya. Ada juga Lipa Sabbe atau sarung sutera yang digunakan bersamaan dengan paroci untuk melengkapi baju pengantin adat Bugis ini. Lipa Sabbe sendiri adalah sarung tenun khas Bugis dengan motif kotak-kotak dan berwarna cerah.

Selain itu, pengantin pria adat Bugis juga akan menggunakan Ponto Naga atau gelang naga yang dibuat dari logam kuningan dengan ukiran berbentuk naga di permukaannya untuk menambah wibawa pengantin pria Bugis.

Seiring berkembangnya waktu, baju pengantin adat Bugis juga mengalami perubahan dan modifikasi di berbagai aspek. Bahan dan desain disesuaikan dengan pengantin wanita yang berjilbab. Selain itu, pemilihan warna untuk Baju Bodo sendiri tidak lagi mengikuti aturan sesuai dengan usia atau strata sosialnya.

Baju Bodo Bugis sendiri terkenal dengan pilihan warnanya yang cerah dan mencolok. Namun saat ini, sudah ada banyak pilihan warna lain yang bisa kamu pilih. Tapi tidak perlu khawatir, aksesoris dan dan sentuhan warna emasnya tetap ada untuk meninggalkan kesan mewah dan elegan sesuai ciri khas baju pengantin adat Bugis itu sendiri.

Itu dia ulasan lengkap mengenai baju pengantin dalam pernikahan adat Bugis yang dikenakan oleh pria maupun wanita. Semoga menambah wawasan kamu, ya!