Pilih Kategori Artikel

8 Rekomendasi Kue Hantaran Lamaran Unik Khas Bugis-Makassar yang Manis dan Legit
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Setiap daerah di Indonesia memiliki beragam panganan tradisional dengan citarasa yang khas. Tak jarang, disertai pula dengan nilai-nilai filosofi yang membuatnya semakin istimewa. Karena cita rasa yang nikmat dan filosofinya tersebut, tak heran kue tradisional sering hadir dalam momen-momen penting masyarakat, contohnya sebagai kue hantaran lamaran.

Salah satu daerah yang memiliki ragam kue tradisional unik dengan rasa yang khas yakni Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis, Makassar. Beragam jajanan kue tradisional yang lembut dan manis dari daerah ini sangat cocok untuk mengisi baki hantaran lamaran atau seserahan pernikahan. Berikut ini beberapa diantaranya:  

1. Kue Nona Manis atau Kue Cantik Manis Pandan

wm_article_img
Foto: Youtube/Bersama Stfyani

Kue tradisional khas Sulawesi Selatan yang satu ini memiliki nama yang unik, 'kue cantik manis' atau sering juga disebut 'kue nona manis'. Sesuai dengan namanya, tampilan kue berbahan dasar tepung terigu, maizena, gula, telur, santan, dan pandan ini memang terlihat cantik dan menggugah selera. Bentuknya seperti mangkok, berwarna hijau dengan tengahnya putih. 

Aroma pandan yang harum, tekstur lembut, kenyal, dengan rasa manis dan gurih dari kue nona manis ini sangat pas di lidah. Tak heran, kue yang satu ini seringkali dijumpai dalam hantaran lamaran serta di berbagai acara dan momen penting masyarakat Bugis. Konon, kue ini dinamakan kue nona manis karena terinspirasi dari kecantikan wanita Indonesia, loh!

2. Kue Kembang Seruni

wm_article_img
Foto: Batih Rintasih

Berbentuk seperti kuntum bunga seruni atau bunga krisan, kue kembang seruni adalah salah satu jajanan istimewa di Makassar, Sulawesi Selatan. Bahan dasar pembuatannya adalah tepung ketan, gula pasir dan santan, dengan isian manis yang terbuat dari kentang dan gula pasir. Disajikan bersama saus santan kental, kue tradisional yang cantik ini sangat nikmat disantap.  

Kue yang dibuat menggunakan pasta berwarna-warni ini biasanya hanya muncul di acara-acara tertentu saja, seperti pernikahan. Kue kembang seruni ini disajikan dalam bosara, yakni piring saji tertutup. Kamu pun juga bisa menjadikannya sebagai kue hantaran lamaran unik untuk menambah warna pada hantaran pernikahanmu.

3. Kue Barongko

wm_article_img
Foto: Septiana Elsi

Barongko, kudapan tradisional berbalut daun pisang ini merupakan kue yang istimewa bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Dahulu, kue barongko hanya disajikan bagi raja-raja atau kaum bangsawan kerajaan Bugis pada acara-acara tertentu, seperti upacara adat, keagamaan ataupun pernikahan. Pembuatannya pun tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, lantaran untuk menjaga cita rasanya agar tetap otentik. 

Kata barongko sendiri berasal dari singkatan "barangku mua udoko" yang dalam bahasa Bugis-Makassar berarti "barangku sendiri yang kubungkus". Masyarakat Bugis-Makassar memberikan nilai yang sangat penting pada konsep "siri" atau harga diri. Oleh karena itu, menjaga harga diri dianggap sebagai sebuah tindakan yang menerapkan budaya "siri" untuk mempertahankan martabat dan kehormatan.

Tak hanya itu, daun pisang yang digunakan untuk membungkus bahan isian pisang ternyata memiliki filosofi kejujuran, yaitu bahwa apa yang terlihat dari luar seharusnya sesuai dengan isi di dalamnya. Hal ini mewakili pentingnya konsistensi antara perasaan, pemikiran, serta tindakan. Dalam konteks pernikahan atau kehidupan berumah tangga, prinsip tersebut menjadi fondasi utama dalam membangun keluarga yang harmonis.

Seiring berjalannya waktu, kue tradisional berbahan dasar pisang raja, telur, santan dan gula pasir ini, kian populer dan sudah dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Namun keberadaannya tetap memiliki keistimewaan, karena filosofinya yang begitu dalam bagi masyarakat Bugis-Makassar. Meski sekilas tampak sederhana, kue barongko memiliki rasa manis dan lembut yang dapat membuat ketagihan. Nah, cocok sekali untuk dijadikan kue hantaran lamaran pernikahan, bukan?!

4. Kue Katirisala

wm_article_img
Foto: Erni Yusnita Achmad

Ada lagi katirisala, yakni kue yang terbuat dari beras ketan dan santan yang bercita rasa gurih dengan lapisan manis lembut dari adonan telur, santan dan gula merah. Kue katrisala juga kerap disajikan pada acara-acara besar masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan, termasuk pada momen pernikahan. 

Asal-usul kata "katirisala" berasal dari penggabungan kata "tiri" yang berarti "mengalir" atau "menetes" dan "sala" yang merujuk pada "salah" atau "kesalahan". Secara harfiah, kata ini dapat diartikan sebagai "salah tetes". Istilah ini mengacu pada proses pembuatan dan penyajiannya yang berbeda dengan kue lain. 

Dalam proses normal pembuatan kue ini, ketan akan ditambahkan terlebih dahulu sebelum gula merah. Namun, pada kue katirisala, proses ini dibalik karena gula merah yang mengalir ke bawah dan menempel pada ketan, sehingga penyajiannya membalikkan posisi ketan dan gula merah, dengan gula merah di atas dan ketan di bawah. 

Kue tradisional yang memiliki rasa manis ini memiliki makna filosofis yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Gula yang rasanya manis melambangkan kesenangan dan keakraban, sehingga ketika kue ini disajikan diharapkan dapat mempererat hubungan dan meningkatkan kebahagiaan serta kesejahteraan dalam kehidupan mereka yang menikmatinya.

Selain itu, ketan yang menjadi lapisan pada kue katrisala ini juga melambangkan kekuatan dan daya tahan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan dengan mengonsumsi kue katirisala yang terbuat dari ketan dan gula merah, masyarakat Bugis berharap agar kehidupan mereka senantiasa berjalan dengan baik dan penuh kekuatan.

Dengan demikian, makanan ini dianggap sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi masyarakat Bugis. Kue tradisional yang sering mengisi baki hantaran pernikahan ini pun sudah ditetapkan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Republik Indonesia  sebagai salah satu warisan budaya tak benda.  

5. Kue Sikaporo

wm_article_img
Foto: athiyyahcake.com

Sikaporo adalah salah satu jenis kue tradisional yang populer di Makassar. Kue cantik yang berbentuk seperti bunga ini terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan telur. kue ini memiliki warna kuning-hijau serta rasa yang manis.

Tampilan sikaporo terlihat seperti puding karena warnanya yang cerah. Meskipun demikian, kue ini memiliki rasa yang tidak terlalu manis karena hanya menggunakan sedikit gula pasir sebagai bahan tambahannya. Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat kue ini adalah putih telur, tepung beras, santan kental, pasta pandan, dan agar-agar. Saat dikunyah, kue ini terasa lembut di dalam mulut.

Namun, sikaporo memiliki makna filosofi sebagai harapan bahwa pasangan suami-istri yang stabil dalam membina rumah tangga akan bersikap lembut satu sama lain. Orang Makassar percaya bahwa kelembutan dan kasih sayang menjadi dasar utama untuk membangun keluarga yang harmonis.

Sebelumnya, kue ini hanya tersedia untuk kalangan bangsawan, namun seiring dengan perkembangan zaman, sekarang sudah bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Biasanya kue ini disajikan pada acara pernikahan atau sebagai hidangan penyambutan tamu.

6. Kue Umba-umba

wm_article_img
Foto: youtube/Han Cooking

Satu lagi makanan tradisional yang wajib ada dalam berbagai ritual atau acara syukuran masyarakat Bugis-Makassar yaitu umba-umba atau dikenal juga sebagai onde-onde di daerah lain, kue ini sudah ada sejak abad ke-13 hingga ke-14.

Kue tradisional ini mempunyai rasa yang enak. Gula merah serutannya yang meleleh memberikan rasa manis legit yang khas, sedangkan adonan tepung beras dan parutan kelapa menambah cita rasa gurih yang tipis. Perpaduan rasa ini cukup memanjakan lidah.

Meskipun demikian, keberadaan kue umba-umba pada ritual syukuran masyarakat Bugis-Makassar bukan hanya karena rasa enaknya. Kue ini juga menyimpan berbagai harapan dan doa. 

Umba-umba dibuat dari tiga bahan utama yang memiliki makna simbolik bagi masyarakat Bugis-Makassar yaitu gula merah, tepung beras, dan kelapa. Ketiga bahan ini dianggap sebagai bahan pokok dalam pembuatan makanan tradisional Bugis-Makassar. Gula merah melambangkan kesukaan, tepung beras melambangkan kekuatan, dan kelapa melambangkan kenikmatan. 

7. Kue Toloba Bakar

wm_article_img
Foto: arrahmah_cake

Kue khas Bugis-Makassar yang satu ini bernama Taloba dengan ciri khas warna kuning telurnya yang mencolok. Resep kue cantik dan lezat ini diciptakan oleh Mane'ne Karengta Ballasari, permaisuri Raja Bone ke-32 pada sekitar tahun 1930-an. Konon katanya, permaisuri selalu memantau secara langsung dalam pengolahan kue ini bahkan terkadang beliau turun tangan sendiri untuk memastikan takaran dan rasa yang pas.

Pada masa lalu, kue cantik nan legit ini hanya tersedia pada acara-acara tertentu untuk kalangan kerajaan saja. Hal ini tidak mengherankan karena bahan baku untuk membuat kue ini pada saat itu sulit diperoleh. Misalnya, mentega yang digunakan dalam pembuatan kue ini bukanlah jenis margarin umum, melainkan mentega krim yang merupakan barang mewah dan langka dengan harga yang mahal.

Meskipun tak ditemukan filosofi yang khusus, kue toloba tetap dianggap kue yang istimewa sehingga seringkali dihidangkan dalam berbagai acara-acara spesial masyarakat Bugis-Makassar, seperti untuk kue hantaran lamaran pernikahan.

8. Kue Bolu Cukke

wm_article_img
Foto: menukuliner.net

Kue bolu seringkali dijadikan panganan dalam hantaran lamaran. Di Sulawesi Selatan pun demikian, ada tradisional yang memiliki cita rasa yang khas, yakni bolu cukke. Sekilas terlihat mirip dengan bolu pada umumnya, tetapi kue bolu cukke memiliki tekstur yang lebih kering dibandingkan kue lainnya karena dibuat dengan dipanggang di atas cetakan dari tanah liat dan dibakar dengan kayu bakar secara tradisional.

Kue khas masyarakat Bugis yang terbuat dari bahan utama tepung beras dan gula merah ini memiliki cita rasa yang manis dan nikmat, dengan taburan gula putih di atasnya semakin menjadikannya menggugah selera. Tentu, bolu cukke pun dapat menjadi opsi kue hantaran lamaran yang unik. 

Itulah beberapa rekomendasi kue tradisional khas Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan yang bisa kamu jadikan opsi untuk mengisi baki kue hantaran lamaran pernikahan. Tentunya, kue-kue tersebut memiliki citarasa yang tak hanya lezat tetapi juga unik, serta mengandung filosofi yang mendalam dan lekat dengan kehidupan. Semoga ulasan di atas dapat menginspirasimu, ya! Tertarik untuk mencobanya? 


Cover: instagram/jajanan_pasar_atikah

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...