Persiapan pernikahan merupakan sebuah momen di mana calon pengantin akan merasakan perasaan yang campur aduk. Mulai dari rasa bahagia, deg-degan, khawatir, hingga banyak juga yang merasakan stres karena banyaknya hal yang harus diurus. Apalagi, jika harus mengurus sendiri karena pasangan terlalu sibuk atau bahkan kondisi yang terpisah jarak dan kota.
Wajar saja rasa khawatir itu muncul karena di momen yang hanya terjadi satu kali ini, pasti kita ingin memilih yang terbaik untuk semua elemen pernikahan. Namun, rasa khawatir yang muncul ini perlu dikendalikan agar tidak berlebihan. Jika kecemasan yang muncul sudah melewati batas, bukan tak mungkin calon pengantin akan mengalami bridezilla.
Apakah itu bridezilla? Jika mengalami beberapa ciri-ciri ini, kamu mungkin sedang mengalaminya juga. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini, yuk!
Apa itu bridezilla?
Bridezilla adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seorang wanita yang menjadi sangat obsesif atau terlalu detail dalam perencanaan pernikahan sendiri. Istilah ini adalah gabungan dari kata "bride" (pengantin wanita) dan "zilla," yang diambil dari monster fiksi Godzilla. Jadi, "Bridezilla" mengacu pada seorang calon pengantin wanita yang mungkin menjadi sangat perfeksionis, dominan, atau sulit berkompromi dalam proses perencanaan pernikahan, hingga membuat stres pasangan, keluarga, atau tim perencana pernikahan.
Istilah ini sering digunakan dengan nada humor untuk menggambarkan seseorang yang sangat terfokus pada pernikahan mereka, mungkin sampai pada tingkat yang ekstrem. Namun, penting untuk diingat bahwa persiapan pernikahan bisa menjadi momen yang sangat penting dalam hidup seseorang, pun setiap individu memiliki preferensi dan ekspektasi yang berbeda. Oleh karena itu, istilah ini sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan tidak dipakai untuk merendahkan seseorang.
Ciri-ciri bridezilla
Sering kali bridezilla diidentikan dengan mereka yang memiliki obsesi sehingga dirasa terlalu perfeksionis saat menyiapkan pernikahan dan berakhir stres. Berikut ini ciri-ciri lain dari kondisi bridezilla.
1. Kontrol yang berlebihan
Bridezilla cenderung mengontrol setiap aspek pernikahan, bahkan yang terkecil sekalipun, tanpa memberikan banyak kebebasan pada pasangan atau pihak lain untuk terlibat dalam perencanaan. Semua hal harus berjalan sesuai dengan apa yang sudah ia ekspektasikan.
2. Memiliki daftar panjang permintaan
Setiap orang memiliki pernikahan impian masing-masing dan berusaha mewujudkannya dengan memecah keinginan tersebut ke detail yang lebih kecil. Namun, saat mengalami bridezilla, mereka sering memiliki daftar permintaan yang sangat panjang dan spesifik, termasuk hal-hal yang mungkin dianggap tidak penting oleh orang lain.
3. Terlalu perfeksionis
Ini adalah salah satu ciri utama dari bridezilla. Mereka mengejar tingkat kesempurnaan yang hampir tidak mungkin dicapai. Jika ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan rencana, mereka akan frustasi karenanya.
4. Sikap tidak sabar
Selain menginginkan segalanya sesuai dengan keinginan, bridezilla juga memiliki tingkat kesabaran yang lebih tipis dari biasanya. Bukan hanya terhadap vendor yang terlibat dalam pernikahan, tapi juga pada pasangan dan keluarga.
5. Mengkritik terus-menerus
Saking fokusnya terhadap detail yang kecil, mereka cenderung mengkritik segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka untuk pernikahan. Kritik ini tak hanya ditujukan ke hal-hal yang besar saja, tapi juga terhadap detail kecil sekalipun. Ia juga cenderung tidak mendengarkan jika ada yang memberikan masukan, bahkan jika itu adalah ide atau saran yang baik.
6. Mengubah rencana dengan sering
Bridezilla mungkin sering mengubah rencana pernikahan yang dapat membuat semua orang merasa bingung dan ikut stres. Jika di tengah jalan ia menemukan sesuatu yang dianggap lebih baik, bukan tak mungkin ia akan mengubah hal yang tadinya sudah disetujui bersama.
7. Menuntut perhatian terus-menerus
Akibat sering frustasi yang disebabkan banyaknya hal yang dipikirkan, seseorang yang terkena sindrom bridezilla akan mungkin mengharapkan perhatian yang konstan dari semua orang di sekitarnya.
8. Melakukan kontak yang terlalu sering
Komunikasi adalah salah satu hal sangat penting dilakukan terutama saat dalam masa mempersiapkan pernikahan. Namun, komunikasi ini tentunya hanya perlu dilakukan ketika penting saja. Mereka yang terkena bridezilla akan menghubungi vendor pernikahan, keluarga, dan teman-teman dengan pertanyaan atau permintaan yang terlalu sering.
9. Sering menangis atau marah
Adanya terlalu banyak hal yang dipikirkan membuat bridezilla cenderung merasa emosional dan marah jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Apalagi jika ia merasa tidak ada seseorang yang memperhatikannya.
10. Sulit bekerja sama
Bridezilla menjadi seseorang yang terlalu terobsesi dengan pernikahan dan ingin semua ekspektasinya dipenuhi. Hal ini menyebabkan mereka menjadi lebih sulit bekerja sama dengan pasangan atau vendor karena tidak mau mendengarkan saran atau masukan dari orang lain.
Cara mengatasi bridezilla
Jika kamu menyadari hal ini terjadi padamu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang selama ini kamu rasakan. Berikut beberapa di antaranya.
1. Latihan relaksasi
Lakukan latihan relaksasi seperti meditasi, yoga, atau terapi pijat untuk meredakan stres yang kamu rasakan. Kamu juga bisa melakukan latihan pernapasan untuk lebih rileks. Jangan lupa juga untuk meluangkan waktu untuk bersantai atau me time bila memungkinkan.
2. Usahakan untuk mempersiapkan dalam waktu yang cukup
Mempersiapkan pernikahan secara terburu-buru akan membuat kekhawatiran semakin menjadi-jadi karena banyaknya hal yang harus diurus. Ada baiknya untuk memberikan jarak yang cukup untuk mengurus pernikahan sehingga akan ada jeda waktu untuk mengurus satu hal ke yang lainnya.
3. Berbagi peran
Jangan lupa bahwa pernikahan ini bukan hanya acaramu saja, tapi ada juga pasangan dan keluarga. Jangan menganggap bahwa kamulah satu-satunya yang peduli dengan acara ini. Tak ada salahnya berbagi peran dengan pasangan dan mengkomunikasikannya bersama.
4. Ingat bahwa tidak akan ada yang sempurna
Mengkhawatirkan sesuatu adalah hal yang wajar. Namun, kekhawatiran ini bisa kamu kontrol dengan mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Seberapapun kamu mencoba untuk memperhatikan detail, ada kemungkinan hal tersebut tidak sesuai dengan keinginanmu. Namun, bukan berarti hal tersebut akan menjadi buruk. Bisa saja hal ini sebenarnya sudah baik.
5. Cari dukungan
Jika situasinya sangat sulit hingga menyebabkan konflik dengan pasangan, kamu bisa juga mencari dukungan dari seorang konselor atau terapis pernikahan yang dapat membantu kamu dan pasangan mengatasi masalah yang dihadapi.
Membantu mengatasi bridezilla
Ketika seseorang sedang mengalami bridezilla, ia mungkin tidak menyadari hal ini sehingga orang sekitar juga perlu melakukan sesuatu untuk membuat situasi menjadi lebih terkontrol. Berikut ini beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi bridezilla.
1. Melakukan komunikasi secara terbuka
Penting untuk memiliki komunikasi terbuka dengan pasangan. Dengarkan dengan cermat keinginan, kekhawatiran, dan keperluannya. Cobalah untuk memahami perspektifnya dan berbicaralah tentang apa yang kamu rasakan juga.
2. Buat prioritas bersama
Diskusikan bersama apa yang paling penting dalam pernikahan. Apa saja yang tidak boleh dikompromikan dan mana saja yang bisa lebih fleksibel. Hal ini akan membantu mencegah konflik yang tak perlu.
3. Bantu dengan perencanaan
Tawarkan bantuan dalam perencanaan pernikahan, terutama jika ia yang terkena bridezilla merasa terlalu tertekan. Bisa jadi dia merasa harus mengurus semuanya sendiri. Dengan memberikan bantuan, kamu juga dapat membantu mengurangi beban yang ditanggungnya.
4. Minta bantuan dari profesional
Jika situasinya benar-benar sulit dan stres, pertimbangkan untuk menyewa perencana pernikahan profesional. Mereka dapat membantu mengkoordinasikan detail-detail dan mengambil beberapa keputusan sulit.
5. Buat batasan yang jelas
Diskusikan batasan-batasan dan harapan bersama-sama. Penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dapat diharapkan dari masing-masing pihak.
6. Ingatkan tentang tujuan
Ingatkan pasangan yang sedang mengalami bridezilla tentang tujuan akhir dari pernikahan, yaitu perayaan cinta dan komitmen kalian berdua. Bantu dia untuk tidak terlalu fokus pada detail-detail kecil.
7. Berbicara dengan keluarga dan teman
Jika kamu adalah anggota keluarga atau teman dari ia yang mengalami bridezilla, bisa jadi kamu juga memiliki peran penting dalam membantu mengatasi stresnya. Berbicaralah dengan lembut dan bersabar dengannya. Kamu juga bisa membagi pengalaman yang sudah pernah dialami tanpa menghakimi atau membandingkan.
Masa-masa persiapan pernikahan memang menjadi sebuah masa yang penuh tantangan. Namun, memiliki support system yang baik akan membuat semua tantangan ini terlewati dengan baik pula. Semangat, ya!
Cover | Foto: iStock