Kini banyak anak muda yang ingin menikah dengan konsep intimate wedding yang lebih hangat dan akrab. Intimate wedding adalah pernikahan dengan skala kecil di mana jumlah tamu biasanya kurang dari 100 orang dengan kondisi yang sakral. Namun, banyak anak muda yang harus terhalang keinginan orang tua saat ingin menggelar konsep yang satu ini karena biasanya orang tua menginginkan pernikahan dengan konsep tradisional yang memiliki banyak upacara dan pakem yang selama ini dipercaya.
Tenang saja, jika kamu mengalami permasalahan tersebut, kamu tetap bisa kok menyatukan kedua konsep ini dalam sebuah pernikahan. Kamu bisa menggelar intimate wedding, tapi tetap memasukkan elemen tradisional ke dalamnya. Berikut ini beberapa strategi yang bisa kamu gunakan. Simak sampai habis, ya!
Apakah bisa menyisipkan pernikahan tradisional ke intimate wedding?
Sebelum masuk ke dalam trik untuk melakukannya, kita jawab dulu pertanyaan yang satu ini. Jawabannya adalah bisa. Menyisipkan upacara tradisi ke dalam intimate wedding akan menjadi cara yang indah untuk menggabungkan nilai-nilai budaya dan kekayaan warisan tradisi ke dalam perayaan pernikahan yang lebih personal. Meskipun intimate wedding biasanya melibatkan jumlah tamu yang lebih sedikit dan suasana yang lebih sederhana, elemen tradisional seperti upacara adat bisa menjadi inti dari acara tersebut.
Sebagai contoh dalam pernikahan adat Jawa, prosesi sungkeman di mana pengantin meminta restu dan memohon maaf kepada orang tua dapat dilakukan dengan sangat khidmat dalam suasana yang lebih intim sehingga momen tersebut terasa lebih pribadi dan emosional.
Selain itu, dengan tamu yang lebih terbatas, pasangan pengantin dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna kepada setiap orang yang hadir. Para tamu lebih benar-benar memahami dan merasakan keindahan tradisi yang dijalankan.
Cara memadukan pernikahan tradisional dengan intimate wedding
Mungkin kamu sudah memiliki gambaran kasarnya, tapi berikut ini ada beberapa trik yang lebih detail yang bisa kamu lakukan untuk memadukan kedua konsep tersebut.
Pilih tradisi yang bermakna
Dalam intimate wedding, setiap acara demi acara akan memiliki bobot besar yang harus dipertimbangkan matang-matang. Di lain sisi, pernikahan dengan konsep tradisional biasanya memiliki rangkaian upacara yang panjang. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya kamu memilih upacara tradisi yang paling bermakna bagi kedua pasangan. Misalnya, jika ada rangkaian acara yang panjang dan memiliki satu puncak acara tertentu yang paling bermakna, maka kamu bisa memasukkan bagian ini saja. Cukup fokus dengan ritual yang memiliki arti khusus sehingga kehadirannya tidak hanya menjadi seremonial, tetapi juga memberikan pesan dan makna kepada semua tamu yang hadir. Waktu pun bisa lebih dihemat.
Sesuaikan dengan skala upacara
Karena intimate wedding mengundang jumlah tamu yang lebih sedikit, skala dari upacara tradisi juga bisa disesuaikan. Misalnya, prosesi adat yang biasanya melibatkan banyak orang dapat diadaptasi menjadi lebih kecil, tapi tetap khidmat.
Sebagai contoh dalam adat Jawa, prosesi sungkeman bisa dilakukan hanya dengan kehadiran keluarga inti, menciptakan momen yang lebih emosional dan personal. Menyesuaikan skala upacara ini membantu menjaga atmosfer intim yang diinginkan.
Pilih lokasi yang tepat
Lokasi selalu menjadi salah satu hal yang paling penting untuk dipertimbangkan ketika akan menggelar pernikahan intimate–atau pernikahan pada umumnya. Biasanya pemilihan lokasi untuk pernikahan yang satu ini hanya berhenti di ciri-ciri yang intim dan kecil saja. Namun, jika kamu ingin pernikahan dengan sentuhan tradisional, ada beberapa hal lain yang harus kamu pertimbangkan saat memilih venue. Misalnya, kamu bisa memilih venue dengan joglo kecil untuk pernikahan dengan adat tradisi Jawa.
Gabungkan elemen tradisi ke dalam dekorasi
Selain pemilihan venue, elemen-elemen tradisi juga bisa dimasukkan ke dalam dekorasi. Misalnya, jika kamu ingin menggelar pernikahan dengan konsep Minangkabau, kamu bisa menambahkan motif songket pada dekorasi meja. Kamu juga bisa menggunakan background kain-kain tradisional sebagai backdrop kuade pernikahan.
Bunga-bunga lokal yang biasa digunakan untuk pernikahan tradisional, seperti heliconia, melati, dan mawar merah juga akan menjadi aksen dekoratif yang cocok. Elemen-elemen ini bukan hanya akan memperindah lokasi pernikahan, tapi juga menunjukkan kekayaan budaya kepada para tamu.
Cerita di balik tradisi
Salah satu hal yang membuat pernikahan berkonsep intimate terasa lebih akrab adalah adanya beberapa bagian untuk story telling tentang kisah pengantin maupun hal yang lainnya. Salah satu hal yang bisa diceritakan adalah mengenai prosesi, lengkap dengan sejarah dan makna di baliknya. Hal ini bisa disampaikan oleh pembawa acara. Dengan memahami latar belakang tradisi, tamu akan lebih menghargai dan terlibat secara emosional dalam prosesi yang sedang berlangsung. Mereka yang selama ini hanya melihat, kini juga mendapatkan pengetahuan baru.
Sesuaikan pakaian pengantin dengan tradisi
Pakaian pengantin juga menjadi salah satu hal yang paling mungkin untuk dijadikan sarana dalam menunjukkan tradisi. Kamu tetap bisa mengenakan pakaian tradisional lengkap dengan berbagai aksesorinya walaupun pernikahan digelar dengan konsep yang intimate dengan jumlah tamu yang lebih sedikit. Namun, jika kamu ingin mengenakan pakaian yang lebih modern dan simpel, kamu bisa mengenakan gaun atau kain dengan gaya kontemporer, tapi tetap menambahkan beberapa aksesori tradisional seperti hairpiece atau hiasan lainnya pada baju.
Dalam intimate wedding, detail-detail ini akan lebih terlihat dan dapat menjadi fokus perhatian. Pernikahan pun akan terasa lebih kaya akan sentuhan budaya.
Musik tradisional
Musik memainkan peran penting dalam menciptakan suasana. Memasukkan musik tradisional yang sesuai dengan upacara dapat menambah keaslian dan kedalaman budaya pada intimate wedding. Misalnya, jika mengikuti adat Bali, gamelan bisa dimainkan saat prosesi berlangsung. Musik ini tidak hanya memperkuat suasana, tetapi juga menambah dimensi baru pada pengalaman tamu.
Libatkan keluarga dan teman dekat
Dalam intimate wedding, setiap tamu memiliki peran yang lebih besar. Libatkan keluarga dan teman dekat dalam pelaksanaan upacara tradisi. Misalnya, salah satu acara yang khas di Indonesia adalah sungkeman. Kamu bisa melibatkan kedua orang tua untuk melakukan prosesi yang satu ini. Jika ada prosesi lainnya, kamu juga bisa melibatkan mereka yang datang karena kebanyakan tamu adalah orang terdekat.
Dokumentasikan dengan sentuhan tradisi
Dokumentasi adalah sebuah hal yang bisa menangkap acara pernikahan dan menyimpannya dalam waktu yang lama. Jika ingin membuat pernikahanmu memiliki kesan tradisional yang cukup kuat, pastikan fotografer dan videografer yang terlibat mengerti cara untuk menangkap momen-momen penting seperti prosesi adat, pakaian tradisional, dan ekspresi emosional yang khas dari upacara tersebut. Hasil dokumentasi ini akan menjadi kenangan-kenangan dalam jangka panjang dan sarana untuk mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya.
Memasukkan elemen tradisional ke dalam intimate wedding sebenarnya adalah suatu hal yang sangat mungkin untuk dilakukan karena pernikahan ini sendiri memiliki kesan yang akrab dan sakral. Kamu juga tetap bisa memadukan elemen ini dengan konsep kontemporer yang lebih modern, asal lebih pintar untuk mengkolaborasikan keduanya.
Fotografi: Amor Photoworks