Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa benar-benar mengenal sifat dan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang, apalagi yang ingin dinikahi. Namun, bagi beberapa orang penting untuk mengenal dalam waktu yang lebih singkat agar tidak membuang-buang waktu yang lama pada orang yang salah. Tentu saja akan ada tantangan tersendiri untuk mengetahui apakah kamu dan dirinya memiliki kepribadian, karakter, dan nilai yang cocok.
Tak perlu khawatir, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk bisa mengetahui apakah dia sosok yang tepat dalam waktu yang relatif singkat. Berikut ini beberapa di antaranya. Simak sampai habis, ya!
1. Perhatikan bagaimana cara dia berinteraksi dengan orang lain
Cara seseorang berperilaku selama kencan adalah indikator yang baik tentang sifat aslinya. Amati apakah dia memperlakukanmu dengan hormat, memperhatikan saat kamu berbicara, dan tertarik mendengar pendapatmu. Pasangan yang peduli biasanya menunjukkan ketertarikan, bukan hanya menunggu giliran berbicara apalagi sampai menyela.
Selain interaksi yang ia lakukan denganmu, perhatikan juga bagaimana ia berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang baik cenderung akan memperlakukan orang lain dengan hormat tanpa memedulikan status maupun profesi mereka. Cara paling mudah untuk melihat hal ini adalah dengan mengamati bagaimana ia berinteraksi dengan pelayan atau orang lain di sekitar. Sikap yang sopan dan ramah adalah tanda bahwa ia orang yang positif.
2. Gali nilai dan tujuan hidupnya
Penting untuk mengetahui apakah kalian memiliki nilai yang sama. Dalam kencan yang singkat, kamu bisa mencoba menanyakan topik-topik ringan tentang kehidupan, seperti pandangannya terhadap keluarga, pekerjaan, atau persahabatan. Jika nilai-nilai dasar kalian berdua mirip, hal ini bisa menjadi pondasi yang kuat untuk hubungan jangka panjang.
Selain nilai sebagai prinsip dasar, rencananya untuk masa depan juga tak kalah penting untuk dibicarakan. Apakah dia memiliki visi atau cita-cita tertentu untuk masa depannya? Diskusikan impian, rencana hidup, dan tujuan jangka panjang masing-masing. Kesamaan tujuan hidup atau setidaknya visi yang sejalan akan memudahkanmu dalam mengira-kira apakah hubungan ini bisa bertahan lama.
3. Amati bagaimana dia menghadapi tantangan atau ketidaknyamanan
Cara seseorang merespons situasi tidak terduga dapat mencerminkan karakter aslinya. Misalnya, jika ada kesalahan pelayanan di restoran atau muncul permasalahan selama kencan, amati bagaimana dia bereaksi. Orang yang sabar cenderung menghadapi tantangan dengan tenang tanpa mudah terpancing emosi.
Selain dengan melihat langsung, tanyakan juga secara ringan tentang pengalaman-pengalaman yang telah dia lalui atau tantangan terbesar yang pernah dihadapinya. Responsnya akan mencerminkan apakah dia tipe yang suka menghindari masalah atau berani menghadapi dan mencari solusinya.
4. Lihat seberapa tulus dia
Pasangan yang baik ingin mengenal kamu lebih dalam, bukan hanya berbicara tentang dirinya sendiri saja. Jika dia bertanya tentang hobi, keluarga, atau pengalaman pribadi, artinya ia menunjukkan ketertarikan. Sebaliknya, jika dia hanya berbicara tentang dirinya tanpa memberikan kesempatan bagimu untuk menceritakan tentangmu, mungkin dia memang lebih berfokus pada dirinya sendiri.
Bahasa tubuh seperti kontak mata, senyuman tulus, atau posisi tubuh yang terbuka menunjukkan ketertarikan dan kenyamanan. Jika dia tampak tegang atau tidak tertarik, bisa jadi dia tidak begitu terbuka untuk melibatkan diri secara emosional.
5. Cari tahu pendapatnya tentang komitmen dan hubungan serius
Coba tanyakan apa yang dia pikirkan tentang hubungan jangka panjang atau pernikahan tanpa membuatnya merasa tertekan. Lakukan dengan mengobrol secara santai. Responsnya akan memberikanmu gambaran apakah dia melihat hubungan ini dengan serius atau hanya untuk bersenang-senang sementara waktu.
Tanyakan dengan penuh kehati-hatian mengenai pengalaman hubungannya di masa lalu.. Jangan sampai terkesan menginterogasi, tanyakan secara halus. Jawabannya bisa memberi gambaran apakah dia adalah tipe orang yang terbuka terhadap komitmen atau justru menghindari hubungan serius.
6. Perhatikan apakah ucapan dan tindakannya sejalan
Pasangan yang baik adalah seseorang yang jujur dan melakukan apa yang dikatakannya. Jika dalam kencan singkat kamu sudah melihat ketidaksesuaian antara apa yang dia katakan dan apa yang dia lakukan, artinya kamu sudah menemukan red flag. Misalnya, jika dia berkata selalu menghargai waktu, tapi datang terlambat tanpa alasan yang jelas, berarti kelakuannya tidak sesuai.
Konsistensi dalam ucapan dan tindakan biasanya menunjukkan bahwa seseorang memiliki prinsip yang kuat dan dapat diandalkan. Amati juga apakah dia bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang sudah dia sampaikan selama kencan.
7. Cari tahu apakah dia bisa menoleransi kelemahanmu
Dalam percakapan, kamu bisa membahas sedikit tentang kelemahan atau sifat kurang baik yang kamu miliki. Amati bagaimana dia menanggapinya. Pasangan yang baik tidak akan menghakimi atau berusaha mengubahmu, tetapi justru bisa menerima kekuranganmu dan bersama-sama memperbaiki hal ini.
Kamu harus merasa nyaman menjadi diri sendiri ketika bersamanya. Jika kamu merasa harus berpura-pura atau mengubah diri agar dia terkesan, hal itu bukan pertanda baik. Pasangan yang cocok adalah yang membuatmu merasa diterima dan nyaman apa adanya.
8. Rasakan seberapa nyaman saat kamu dengannya
Terkadang, intuisimu sendiri adalah petunjuk terbaik. Jika kamu merasa nyaman dan tenang berada di dekatnya serta tidak merasa tegang atau terintimidasi, bisa jadi kalian memang cocok. Pasangan yang baik biasanya tidak membuatmu merasa cemas atau terburu-buru, tetapi justru membuatmu merasa aman dan dihargai.
Jika setelah melakukan kencan, kamu merasa optimis dan senang bisa jadi itu adalah sebuah tanda bahwa kamu sedang bersama dengan seseorang yang tepat.
9. Jangan abaikan red flags
Kamu bisa mengamati hal ini bahkan dari pertama kali berkencan. Perhatikan apakah dia melakukan sesuatu yang kurang menyenangkan, seperti merasa terlalu dominan dalam percakapan. Pasangan yang baik akan menghormati pendapatmu dan tidak merasa harus selalu mengatur atau memimpin.
Contoh lain ketika baru awal berkencan, misalnya jika dia sudah menunjukkan rasa cemburu yang berlebihan atau sikap posesif hanya dalam waktu singkat, ini adalah tanda peringatan. Kecemburuan atau posesif yang tidak sesuai dengan tahap hubungan bisa mengindikasikan masalah emosional.
10. Diskusikan tentang gaya hidup
Gaya hidup yang terlalu berbeda jauh akan sulit dicocokkan dan menjadi tantangan tersendiri ke depannya. Jika dia memiliki gaya hidup yang jauh berbeda darimu, misalnya dalam hal waktu tidur, hobi, atau cara menghabiskan akhir pekan, kamu perlu mempertimbangkan apakah perbedaan ini bisa diatasi.
Saat kalian memiliki banyak minat yang sama, kencan akan berjalan lebih lancar dan menyenangkan. Minat yang sama juga bisa menjadi jembatan untuk hubungan yang lebih kuat. Namun, bukan berarti minat yang berbeda tidak bisa berujung pada kecocokan selama kalian berdua terbuka untuk saling menghargai.
Berapa lama idealnya berpacaran
Meskipun kamu mungkin sudah bisa mendapatkan berbagai informasi dasar mengenai pasangan melalui kencan singkat, ada baiknya hubungan dilakukan dalam jangka waktu yang ideal, apalagi jika ingin memutuskan untuk menikah.
Setidaknya butuh 1 hingga 2 tahun untuk mengenal lebih dalam
Dalam setahun atau dua tahun, biasanya seseorang sudah memperlihatkan sifat aslinya, baik di situasi senang maupun sulit. Waktu ini akan cukup untuk melihat bagaimana pasangan menghadapi tantangan dan apakah kalian cukup kompatibel untuk hubungan jangka panjang.
Di awal hubungan, biasanya ada fase honeymoon di mana semuanya terasa sempurna. Setelah fase ini berlalu, pasangan bisa lebih realistis melihat satu sama lain, termasuk sisi yang mungkin kurang disukai.
Setelah 1-2 tahun, umumnya pasangan sudah membahas berbagai topik serius, seperti rencana karier, tempat tinggal, dan bahkan pandangan tentang keluarga atau anak. Perbedaan pandangan yang signifikan biasanya akan lebih terlihat dalam waktu ini.
Jika pasangan masih dalam masa pendidikan, perlu 3 hingga 4 tahun
Bagi pasangan yang masih menyelesaikan pendidikan atau ingin fokus terlebih dahulu pada karier, durasi pacaran yang lebih lama, seperti 3 sampai 4 tahun bisa memberi ruang untuk mencapai stabilitas pribadi sebelum menikah. Hubungan yang dibangun dengan waktu yang lebih lama juga akan memberi peluang untuk menyesuaikan ekspektasi. Dalam jangka waktu tersebut, pasangan bisa lebih mempersiapkan diri.
1 tahun cukup untuk pasangan yang dewasa dan siap komitmen
Pasangan yang sudah cukup dewasa, misalnya di usia 30-an dan merasa stabil dalam karier serta emosional biasanya tidak memerlukan waktu pacaran terlalu lama. Satu tahun bisa cukup jika keduanya merasa sudah siap dan memiliki visi hidup yang selaras.
Mereka yang lebih dewasa umumnya sudah memiliki pengalaman hidup yang memadai sehingga lebih tahu apa yang mereka inginkan dan bisa berkomunikasi dengan lebih jelas. Pun, berbagai permasalahan yang telah dilewati membuat mereka lebih berpengalaman dalam menghadapi permasalahan hidup.
Kamu bisa mengenal pasangan dalam waktu yang relatif singkat dengan menanyakan prinsip-prinsip dasar dalam hidupnya. Kamu juga harus lebih cermat dalam mengamati tingkah lakunya untuk mengetahui sifat dan sikap yang ia miliki. Yang terpenting, sebenarnya tidak perlu terburu-buru jika ingin menuju ke hubungan yang serius agar tidak salah pilih.
Cover | Foto: pexels/Khoa Võ