Musik menjadi bagian sakral dari sebuah acara pernikahan. Terlebih bagi pernikahan di Indonesia yang kebanyakan bertemakan adat tradisional dari daerah asal kedua mempelai. Salah satunya adalah pernikahan adat Jawa yang tiap elemen pernikahannya memiliki makna yang sakral bagi kedua mempelai termasuk musik yang dipakai dalam acara.
Musik yang mengalun mengiringi prosesi demi prosesi dalam pernikahan tradisional Jawa dikenal dengan nama gending. Merupakan sebuah komposisi musik dari alat musik tradisional Jawa terutama gamelan. Alat musik yang menjadi bagian gending selain gamelan antara lain kendang, bonang, saron, kenong, dan gong.
Nah, taukah kamu, selain gending ini menjadi bagian dari musik pengiring pernikahan Adat Jawa, ternyata juga ada makna sakral dalam setiap jenisnya. Di artikel kali ini akan kita bahas selengkapnya!
Gending Sebagai Musik Jawa dan Maknanya
Acara pernikahan Jawa memiliki banyak prosesi pada momen resepsi atau akad nikah, mulai dari ritual panggih, sungkeman, hingga kirab pengantin. Setiap prosesi memiliki makna sakral tersendiri, termasuk gending yang mengiringi prosesi tersebut.
Jika disimak dengan seksama, iringan musik dari setiap ritual demi ritual pada prosesi pernikahan adat Jawa terdapat perbedaan. Pasalnya, alat musik gending Jawa yang dimainkan pun terdiri dari bermacam-macam jenis yang memiliki maknanya tersendiri dalam sebuah pernikahan adat tradisional Jawa. Mari kita bahas satu per satu.
1. Lancaran Kebo Giro dan Ladrang Wilujeng
Pertama, ada Gending Lancaran Kebo Giro dan Ladrang Wilujeng yang dimainkan dalam pembukaan acara pernikahan. Gending ini bermakna sebuah doa dan pujian agar acara pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Irama dalam gending jenis ini cenderung cepat dan gembira, sehingga selaras dengan pembukaan acara pernikahan yang disambut suka cita.
2. Ketawang puspawarna
Selanjutnya ada Ketawang Puspawarna merupakan gending yang dimainkan dalam proses adat panggih. Proses adat panggih merupakan proses pertemuan antara pengantin wanita dan pengantin pria. Prosesi ini dilakukan setelah akad berlangsung atau sebelum dilaksanakannya resepsi pernikahan.
Ritme gending Ketawang Puspawarna bertempo lambat dengan diiringi musik Gong, memberikan nuansa pertemuan mempelai menjadi begitu sakral. Makna dari gending ini merupakan watak yang harus dimiliki pengantin saat dipertemukan yaitu jujur, amanah, dan tidak sombong.
3. Ketawang Ibu Pertiwi
Pada prosesi sungkeman dalam pernikahan adat Jawa, gending yang digunakan adalah gending Ketawang Ibu Pertiwi. Sesuai dengan proses sungkeman yang merupakan proses kedua pengantin meminta restu pernikahan kepada kedua orang tua, gending ini memiliki makna pengantin harus berbakti kepada kedua orang tua dan juga pada Tuhan. Dengan tempat musik yang lambat, gending ini mewakili rasa cinta dan hormat yang khidmat.
4. Ketawang Langen Gito
Inilah proses yang paling spesial dalam proses pernikahan adat Jawa yaitu prosesi kirab, di mana kedua pengantin diarak menuju pelaminan oleh para tamu undangan yang hadir. Dalam prosesi ini, gending yang mengiringi adalah Ketawang Langen Gito yang memiliki makna keikhlasan, kesetiaan, dan kesabaran kedua pengantin dalam mengarungi bahtera pernikahan. Gamelan yang diiringi alat musik gong merupakan komposisi dari Gending Ketawang Langen Gito
5. Ladrang Boyong
Ladrang Boyong adalah gending yang mengiringi prosesi boyongan, yaitu proses dimana sanak keluarga pengantin membawa berbagai peralatan yang akan digunakan pengantin dalam berumah tangga. Makna yang tersirat dalam gending Ladrang Boyong yaitu bentuk pengantin dalam beribadah dengan khidmat kepada Tuhan dalam sebuah pernikahan. Dengan nuansa musik yang agung, Ladrang Boyong membuat prosesi ini harmoni yang mendalam.
6. Lelagon, Langgam, Lancaran, dan Ladrang Ketawang
Resepsi merupakan momen utama dalam sebuah acara pernikahan. Dalam pernikahan adat Jawa, acara resepsi diiringi oleh lelagon, langgam, lancaran, dan ladrang ketawang. Keempat gending ini biasa disebut Manasuka yang merupakan gending penghibur para tamu undangan yang hadir dalam pesta pernikahan. Musik yang megah dalam gending ini menemani keagungan acara resepsi pernikahan.
7. Ayak-Ayak Umbul Donga
Tidak hanya dalam pembukaan acara pernikahan saja, pada proses penutupan acara pernikahan pun juga diiringi musik gending. Ayak-Ayak Umbul Donga merupakan gending yang dimainkan saat prosesi penutupan rangkaian acara pernikahan adat Jawa. Sesuai arti namanya “umbul” yaitu “naik” dan “donga” artinya “doa”, gending ini berisikan doa agar pengantin dapat mendapatkan pernikahan yang harmonis. Irama yang dinamis memberikan nuansa spiritual pada gending ini.
Prosesi pernikahan adat terutama adat Jawa memang begitu sakral dan khidmat. Oleh sebab itu, gending Jawa sebagai musik pernikahan yang mengiringi rangkaian prosesinya sangat berperan untuk menciptakan suasana yang sakral. Bermacam-macam irama gending tidak hanya menghibur para tamu undangan yang datang di pernikahan namun juga membawa makna mendalam bagi kedua pengantin.
Pernikahan adat Jawa yang penuh dengan berbagai prosesi termasuk musik pernikahannya membuat persiapan pernikahan harus disiapkan dengan matang. Mencari vendor pernikahan menjadi salah satu bentuk persiapannya. Agar lebih mudah dan fleksibel, WeddingMarket hadir membantu para calon pengantin mempersiapkan hari pernikahan yang dinanti. Temukan berbagai vendor berkualitas, mulai dari catering, busana pengantin, termasuk musik pernikahan.
Foto cover via Aryagati Decoration