Pilih Kategori Artikel

Kamu Harus Tahu, Ada 9 Tahapan Kehidupan Setelah Menikah yang Akan Dilalui!
Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang adalah ketika ia sepakat untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama orang tercinta. Menikah bukan hanya menyatukan dua insan saja, tetapi lebih dari itu.

Dua orang yang telah yakin mempersatukan cintanya dalam sebuah pernikahan harus melalui banyak hal. Setelah mengucap janji suci sehidup semati, setiap pasangan akan melalui 9 tahapan setelah pernikahan.

Disari dari berbagai sumber, kami sudah merangkum 9 tahap kehidupan rumah tangga. Simak sampai habis, apalagi buat kamu yang sudah memutuskan untuk menyelami kehidupan rumah tangga.

1. Tahap pengharapan

wm_article_img

Di tahap ini, rasa cinta kedua pasangan masih berapi-api. Apalagi momen ini akan dimulai dengan bulan madu dan menikmati waktu berdua. Hari-hari menjadi suami istri akan terasa indah karena baru pertama kali dirasakan.

Di tahap ini pula, kedua pasangan saling menaruh harapan dan angan-angan tentang bagaimana indahnya kehidupan mereka. Di fase awal, kehidupan rumah tangga akan terasa sangat indah, belum ada masalah dan beban yang harus dirasakan.

Masa itulah yang membuat harapan terus muncul. Agar tahap pengharapan berhasil, setiap pasangan harus mempertahankan gairah, keintiman, dan komitmen. Biasanya di awal pernikahan, masing-masing dari kamu akan terkejut melihat hal baru pasangannya.

Pasti ada saja sikap dan sifat yang baru diketahui setelah resmi menikah. Disinilah ketiga hal tersebut diperlukan. Ketika kamu dan pasangan berkomitmen serta kompak untuk melewati semuanya bersama, tahap pengharapan ini akan mudah dilewati.

2. Kesempurnaan pasangan

wm_article_img

Disinilah kamu mungkin akan merasakan, harapan tidak akan selalu sesuai dengan kenyataan. Pasangan mulai memperlihatkan bagaimana dirinya dan mungkin saja hal tersebut tidak sesuai dengan kita.

Kamu suka kerapian, pasangan selalu terburu-buru dan menyebabkan semua berantakan. Kamu lebih memilih beristirahat di dalam rumah saat hari libur, dia penginnya healing di pinggir pantai. Kamu suka makan sayur, dianya harus dipaksa. 

Perbedaan sekecil apapun akan membuatmu merasa lelah dan jenuh. Kamu akan merasa bahwa pernikahan ternyata tidak sebahagia itu. Namun, ini hal yang sangat wajar. Bahkan, ketika pacaran dulu, kamu pasti menemukan hal baru darinya setiap hari dan kamu menerimanya.

Kunci penerimaan tersebut ada di komunikasi. Kamu harus menerima bahwa setelah menikah, mau tidak mau kamu dan pasangan harus menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Komunikasikan apapun yang membuatmu tidak bahagia. Jangan pernah memendam apapun dan menunggu semua masalah menumpuk jadi satu. Utamakan komunikasi yang tepat sasaran dan tidak saling memaksakan kehendak.

Fokus pada tujuan awal pernikahan. Selama ketidaksempurnaannya bisa kamu sempurnakan, pernikahan akan selalu bahagia. Karena, pernikahan adalah cara menyempurnakan satu sama lain, bukan?

3. Tahap menyandang peran baru, sebagai orang tua

wm_article_img

Setelah kamu dan pasangan saling menerima satu sama lain, satu persatu impian mulai terwujud. Dimulai dengan memiliki keturunan dan menyandang status baru menjadi orang tua.

Di fase ini, akan banyak sekali perubahan yang kamu alami. Apalagi sang ibu, biasanya akan merasa kehilangan fokus dan ketertarikan kepada pasangan karena perhatian beralih pada anak.

Bahkan, seorang Ibu biasanya sering lupa mengurus dirinya sendiri hingga menciptakan jarang pada pasangan. Untuk itu, sebagai seorang Ibu, dukungan dari pasangan sangatlah dibutuhkan.

Baik itu berupa kata maupun tindakan. Bantu si Ibu agar ia tidak kehilangan jadi diri dalam hubungan dan perannya sebagai orang tua. Sebagai seorang Ibu, libatkan dan minta bantuan si Ayah untuk mengurus anak agar tidak hilang fokus kepada diri sendiri.

4. Menghadapi dua mimpi

wm_article_img

Di usia pernikahan 9-10 tahun, finansial dan cara mendidik anak akan membuatmu ingin menjaga jarak dengan pasangan dan mengambil jeda untuk diri sendiri. Masalah ini memang umum terjadi. Agar kamu bisa melewatinya, disarankan untuk menurunkan standar kepada pasangan masing-masing. Hal ini akan mengurangi ekspektasi dan kekecewaan kamu terhadap pasangan. Dengan begitu, kehidupan mengurus anak dan rumah tangga akan lebih mudah.

5. Merasa berjarak

wm_article_img

Di usia pernikahan yang semakin tua, anak menjadi lebih dewasa dan memiliki kesibukannya masing-masing. Di fase ini, biasanya sang Ibu akan merasa kesepian dan ingin bekerja untuk mengisi kekosongan serta mungkin bisa menambah penghasilan.

Di masa-masa inilah, quality time bersama pasangan sangat diperlukan. Kamu bisa mengulang kembali momen-momen saat pacaran atau pertama kali menikah dulu. Pergi berdua ke tempat-tempat penuh kenangan atau sekadar makan malam bersama dan deep talk setelahnya.

6. Perceraian

wm_article_img

Inilah akibat jika kamu dan pasangan tidak bisa melewati fase-fase sebelumnya. Kamu dan pasangan akan mulai pernikahan semakin jenuh setelah puluhan tahun bersama. Meskipun tidak selalu, biasanya perceraian di fase ini disebabkan oleh faktor perselingkuhan.

Perasaan tidak puas muncul dan keinginan untuk kembali merasakan masa-masa ‘lajang’ semakin kuat. Jangan terburu-buru memutuskan perceraian. Jika memungkinkan, kamu bisa membawa masalah ke konselor pernikahan untuk mendapatkan pandangan lain.

7. Tahap penyelesaian

wm_article_img

Selamat, jika kamu sudah sampai di tahap ini, berarti kamu dan pasangan sudah berhasil menemukan kembali tujuan pernikahan yang telah hilang. Kamu dan pasangan sudah menyadari bahwa kalian tidak mau hidup sendiri dan jauh dari pasangan.

Kamu sudah bertanya pada diri sendiri dan menemukan jawaban bahwa pernikahan ini adalah hal yang kamu impi-impikan. Komitmen awal pernikahan semakin kuat dan gairah asmara akan muncul kembali.

8. Keseimbangan

wm_article_img

Kamu dan pasangan sudah menemukan keseimbangan di usia pernikahan yang sudah ‘sama’ tuanya dengan umur. Setelah mencapai tahap penyelesaian, kedua sejoli sudah menerima pasangannya dengan baik.

Apalagi ketika sudah memiliki cucu, keseimbangan hidup berumah tangga akan semakin terasa. Rasa bahagia menjadi kakek dan nenek muncul di fase ini. Di fase ini, keinginan untuk berpisah sudah semakin jauh. Karena, kamu dan pasanganmu sudah sibuk main sama cucu serta berusaha menjadi kakek nenek terbaik.

9. Fase kebersamaan penuh makna

wm_article_img

Ikatan cinta dan komitmen untuk bersama sampai tua hingga maut memisahkan semakin kuat. Masing-masing istri dan suami saling paham serta menghormati dasar-dasar pernikahan.

Fase panjang yang harus kamu lalui bersama pasangan merupakan perjalanan seumur hidup. Jika dijalani bersama-sama, setiap fasenya akan terasa ringan. Tiap fase tersebut juga akan menjadi kenangan berharga.

Di tahap terakhir, kamu dan pasangan akan kembali mengenang bagaimana cobaan pernikahan dan kebahagiaan apa yang telah kalian dapatkan setelah menikah selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap karena anak dan cucu yang hadir. Adapun semua kebahagiaan itu akan sempurna jika pernikahan didasari dengan komitmen, rasa menghargai, dan selalu menciptakan ruang untuk cinta serta pengertian. Jadi, semangat untuk kamu yang sudah berkomitmen untuk menikah. Siap-siap menjalani kehidupan setelahnya!

Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...