Pilih Kategori Artikel

Mengenal 6 Jenis Kebaya Tradisional Klasik Indonesia yang Makin Eksis di Kalangan Anak Muda
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Salah satu busana yang menjadi ciri khas wanita Indonesia adalah baju kebaya. Jika dahulu baju kebaya tradisional digunakan sebagai busana sehari-hari, zaman sekarang kebaya lebih diperuntukan pada acara-acara formal seperti Hari Kemerdekaan, Hari Kartini ataupun pesta pernikahan. Meskipun sangat lekat dengan kesan tradisional, beberapa dekade terakhir model kebaya semakin berkembang ke arah yang lebih modern. Penggunaan berbagai bahan juga turut memberi warna aneka kebaya nusantara yang masih tetap eksis hingga saat ini. Sebut saja, kebaya brokat, lace, katun, organza dan berbagai pilihan bahan lainnya yang juga nyaman untuk dikenakan. 

Desain kebaya modern pun juga turut mengalami berbagai modifikasi di berbagai sisi sehingga tampil lebih modis dan trendy. Busana yang dapat dipadupadankan dengan batik, songket maupun kain tradisional lainnya ini, punya keindahan tersendiri yang dapat membuat setiap wanita menjadi semakin anggun dan elegan ketika mengenakannya. Ada berbagai kebaya tradisional yang ada di nusantara, masing-masing kebaya klasik tersebut memiliki keunikan dan karakternya tersendiri. Beberapa diantaranya yakni, kebaya Jawa, kebaya encim dan kebaya Bali. Namun, tahukah kamu dari mana kebaya berasal dan apa saja jenis kebaya tradisional yang ada di Indonesia? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak ulasannya berikut ini.  

Sejarah 

Jika dilihat dari asal katanya, kebaya berasal dari bahasa Arab ‘Abaya’, yang artinya ‘jubah’ atau ‘pakaian longgar’. Berdasarkan penelusuran sejarah, kebaya sudah menjadi pakaian wanita sejak zaman Kerajaan Majapahit. Konon bentuk awal baju tradisional ini hanya berupa kemben dan kain yang menutupi bagian dada, bukan seperti kebaya modern saat ini. Barulah pada abad ke-5 seiring dengan masuk ajaran agama Islam ke Indonesia, bentuk kebaya mulai mengalami perubahan. Kebaya dibuat lebih tertutup seperti blus luaran yang menutupi lengan, bahu dan punggung penggunanya. 

Kebaya yang awalnya bersifat eksklusif hanya dipakai oleh wanita dari kalangan istana atau para priyayi, lama-kelamaan mulai merambah ke masyarakat umum. Hingga pada masa itu, kebaya bisa dipakai sebagai pakaian sehari-hari oleh siapapun dari semua kalangan baik tua maupun muda, terutama di Pulau Jawa. Namun saat ini, baju kebaya khusus dipakai di hari-hari besar Nasional, pernikahan atau pesta adat.

Jenis-jenis Kebaya Tradisional Klasik dari Berbagai Daerah

Hingga hari ini model dan desain kebaya terus mengalami perkembangan. Berbagai modifikasi pun dilakukan sehingga kebaya tradisional pun bisa menampilkan nuansa yang lebih modern. Kebaya semakin digemari tak hanya oleh orang tua melainkan juga para generasi muda, millenials maupun gen Z. Pakaian tradisional Indonesia ini banyak dipilih untuk mempercantik tampilan para wanita dalam berbagai acara formal maupun pesta pernikahan. Dari sekian banyak model kebaya yang berkembang di masyarakat, tahukah kamu model pakem kebaya tradisional klasik apa saja yang ada di Indonesia? Mari kita kupas satu per satu!

Kebaya Jawa 

wm_article_img

Kebaya Jawa dengan Sentuhan Modern via id.pinterest.com  

Kebaya Jawa merupakan salah satu model kebaya yang paling umum dijumpai baik yang masih tradisional maupun telah mendapatkan aksen modern. Kebaya Jawa bisa dibilang berkiblat dari busana tradisional yang dikenakan oleh para bangsawan Keraton Yogyakarta, Solo dan Surakarta.  Ciri khasnya yakni memiliki bagian kerah yang dibuat vertikal dan umumnya tidak punya lipatan kain. Potongan lehernya dibuat berbentuk V dengan bagian kancing depan yang terlihat mengunci rapat serta bawahnya meruncing. Model kebaya klasik ini bersiluet panjang, sampai di bawah panggul bahkan ada yang sampai ke lutut.

Kebaya Jawa umumnya menggunakan bahan-bahan yang halus dan lembut seperti sutera, brokat, beludru atau nilon. Kebaya tradisional elegan ini juga memiliki detail dengan motif yang sederhana, yakni berupa bordiran pita emas yang mengelilingi lengan, leher, depan dada, hingga ke bawah baju. Kebaya Jawa sering pula disebut dengan kebaya Jogja, karena bahannya sangat tipis baju kebaya klasik ini digunakan bersama kemben. Para wanita Jawa umumnya juga mengenakan stagen yang disebut kain tapih pijung (jarik) bermotif batik. Pakem penggunaan kebaya Jawa dipadukan dengan batik atau kain wiru panjang dari pinggang hingga ke mata kaki dengan menampakkan bagian warna putih yang tidak dibatik saat dilipat.

wm_article_imgKebaya Jawa via instagram/therealdisastr 

Sedikit berbeda dengan kebaya Jawa secara umum, kebaya Solo, desainnya tidak ada aksen motif pita emas, modelnya jahitannya pun tidak dibuat mengerucut pada bagian bawah depannya ketika kebaya dikancingkan. Kebaya Solo juga hanya  berwarna hitam, cokelat, dan kuning dengan motif bunga-bunga di seluruh baju, serta kain wiru yang digunakan pun tidak boleh ada yang berwarna putih. 

Kebaya Kartini

wm_article_imgKebaya Kartini Modern via The Leonardi Studio

Kebaya tradisional selanjutnya disebut dengan Kebaya Kartini yaitu baju yang dipakai oleh RA Kartini semasa hidupnya. Kebaya Kartini memiliki ciri khas pada bagian kerahnya yang punya lipatan vertikal mencapai bagian dada. Kebaya klasik ini juga memiliki bentuk potongan yang panjang, sehingga bisa membuatmu terlihat lebih ramping ketika mengenakannya. Umumnya panjang kebaya Kartini bisa sampai bagian bokong atau panggul.

Kebaya Bali

wm_article_imgKebaya Bali Modern via Ide Kebaya Bali

Selanjutnya ada kebaya Bali yang merupakan pakaian tradisional masyarakat Bali. Kebaya klasik ini masih digunakan para wanita Bali hingga saat ini untuk berbagai kegiatan adat, seperti sembahyang di Pura atau pesta adat. Kebaya tradisional Bali punya keunikannya sendiri, dimana menggunakan sabuk prada, semacam selendang yang melilit di bagian perut. Lilitan selendang ini bukannya asal sebagai aksen, melainkan memiliki sebuah filosofi, untuk melindungi rahim para wanita Bali  dari hal-hal negatif yang dapat menimbulkan keburukan.

Selain itu, yang juga khas dari kebaya Bali adalah warna-warninya yang cerah, seperti merah, kuning, hijau atau putih. Untuk upacara keagamaan biasanya warna putih cenderung dipilih,  jarang sekali ada kebaya Bali yang menggunakan warna-warna gelap. Bagian bawah sebagai roknya menggunakan kain yang disebut dengan kamen dengan motif persegi dengan berbagai macam corak.

Kebaya Encim

wm_article_imgKebaya Encim oleh Rumah Kebaya Vielga

Masyarakat Betawi punya kebaya Encim sebagai pakaian tradisionalnya. Kebaya klasik yang satu ini memiliki ciri khas perpaduan antara baju Melayu dan Shanghai,  yang merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan Tionghoa. Terbuat dari kain katun atau organza, kebaya encim memiliki hiasan bordir bermotif flora dan fauna di bagian kerah, ujung lengan dan bagian depan.  Tau nggak? Baju kebaya encim umurnya cukup tua, loh! Konon katanya kebaya tradisional yang memiliki warna-warna cerah, seperti pink, biru langit, kuning, toska, ini sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. 

Kata ‘encim’ berarti ‘bibi’, dalam bahasa Hokkien, salah satu etnis Tionghoa yang banyak tinggal di Jakarta. Jadi, dahulunya kebaya encim ini hanya dikenakan oleh kalangan menengah atas  entah itu masyarakat pribumi, keturunan Tionghoa, atau orang Eropa yang tinggal di Batavia pada saat itu. Namun, sekarang semua golongan bisa mengenakannya.

Satu hal lagi yang menarik dari kebaya encim, yakni ada makna yang terkandung dalam setiap warna yang digunakan. Karena banyaknya etnis yang tinggal di Batavia pada saat itu, maka perbedaan pun terjadi di beberapa kalangan. Misalnya, kebaya warna putih dan biru, bagi masyarakat Tionghoa warna ini menyimbolkan duka atau sedang berkabung. Sementara itu, di lain sisi etnis Eropa seperti noni-noni Belanda pada saat itu sangat menyukai warna putih dengan aksen renda. 

Kebaya Kutu Baru

wm_article_imgKebaya Kutubaru oleh Didiet Maulana

Jika ditanya kebaya jenis apa yang paling populer belakangan ini? Jawabnya tentu adalah kebaya kutu baru. Model kebaya kutubaru diyakini berasal dari daerah Jawa Tengah. Kebaya ini memiliki ciri khas sisi kiri dan kanannya dihubungkan oleh sepotong kain sebagai penutup yang disebut bef. Tak hanya itu, umumnya kebaya kutu baru juga memiliki lipatan pada bagian sisi kiri dan kanan dada yang semakin menambah elegan bentuknya. Penambahan bros di sisi dada juga semakin mempermanis tampilan kebaya kutubaru. 

wm_article_img

Kebaya kutu baru tak hanya populer dikenakan oleh wanita paruh baya, kaum millennials pun tak mau kalah menjadikannya tren sebagai baju bridesmaid, kebaya pesta ataupun kebaya wisuda. Termasuk pula artis muda multitalenta Maudy Ayunda yang senantiasa mengenakan kebaya dalam berbagai momen penting seperti wisuda S2-nya di Stanford University.

Kebaya Jumputan

wm_article_imgKebaya Jumputan via Desya Rahayu

Kebaya jumputan adalah kebaya tradisional yang terbuat dari bahan kain batik jumputan, yakni bahan kain yang dibuat dengan teknik celup ikat. Teknik tie dye tradisional ini dipercaya berasal dari Tiongkok dan berkembang hingga India dan wilayah-wilayah di Nusantara. Beberapa daerah di Indonesia yang banyak terdapat Batik Jumputan antara lain, Palembang, Kalimantan Selatan, Bali dan Jawa (Solo, Yogyakarta dan Pekalongan). Model kebaya jumputan umumnya menggunakan desain kebaya kutubaru, tapi ada juga yang membuatnya model kebaya Jawa dan kebaya Kartini. Warna kebaya jumputan yang cerah sangat cocok digunakan oleh berbagai usia dan memberikan kesan modern dan trendy. Gak heran deh banyak kalangan millenials yang menjadikannya sebagai kebaya pesta, bridesmaid ataupun kebaya wisuda. 

Nah, itulah beberapa jenis kebaya tradisional nusantara yang populer saat ini sebagai kebaya pengantin maupun bridesmaid. Baik kebaya tradisional ataupun modern, dua-duanya sangat anggun dan elegan apalagi jika dikenakan dengan sanggul tradisional. Yuk, kenakan kebaya untuk membantu melestarikan kebudayaan Indonesia!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...