Banyak orang yang membagikan kehidupan bahagia setelah menikah. Namun, sangat sedikit yang membagikan sisi gelap yang mungkin terjadi. Salah satu hal yang mungkin terjadi adalah KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Tentu saja kita semua tidak ada yang ingin hal ini terjadi dan berusaha untuk berpasangan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat ini. Namun, nyatanya ada yang baru menunjukkan kecenderungan melakukan kekerasan setelah menikah.
Melihat kehidupan setelah nikah yang tak selalu nikah, beberapa jenis KDRT dan cara untuk keluar dari jeratan ini mungkin akan berguna untukmu maupun orang terdekat. Simak yuk penjelasan selengkapnya berikut ini!
Macam-macam KDRT
KDRT yang selama ini kita ketahui biasanya berhubungan dengan kekerasan fisik. Namun, ternyata ada berbagai jenis kekerasan lain yang mungkin saja bisa terjadi. Beberapa di antaranya adalah berikut ini.
1. Kekerasan fisik
Kekerasan ini yang biasanya dibicarakan karena memiliki dampak yang terlihat, biasanya berupa luka pada bagian tubuh. Kekerasan ini memiliki bentuk pukulan, tendangan, gigitan, atau tindakan fisik lainnya yang bisa menyebabkan luka fisik atau cedera pada korban.
2. Kekerasan emosional
Selain luka yang bisa langsung terlihat, ada juga kekerasan emosional yang dampaknya akan melukai sisi psikis seseorang. Meskipun begitu, hal ini justru akan memberikan dampak yang membekas dalam waktu lama hingga menyebabkan trauma. Seseorang yang menjadi korban akan ketakutan, kehilangan rasa percaya diri, tidak bisa bertindak, hingga merasa tidak berdaya.
3. Kekerasan seksual
Kekerasan seksual juga tetap bisa terjadi dalam lingkup rumah tangga walaupun status kedua orang sudah menjadi suami istri. Ada dua jenis kekerasan yang mungkin bisa terjadi, yaitu pemaksaan hubungan seksual terhadap seseorang yang berada dalam pernikahan dan pemaksaan hubungan seksual untuk kepentingan komersial atau tujuan tertentu lainnya.
4. Penelantaran rumah tangga
Ketika seseorang menikah artinya keduanya berjanji untuk saling menjaga, mencintai, dan memiliki tanggung jawab masing-masing. Penelantaran merupakan salah satu bentuk dari KDRT. Penelantaran ini memiliki beberapa bentuk, termasuk membuat pasangan tergantung secara ekonomi dan melarang memiliki penghasilan sendiri sehingga ia bisa dikendalikan.
5. Kekerasan ekonomi
Kekerasan juga bisa terjadi pada ekonomi. Beberapa bentuknya, meliputi pengendalian keuangan, penolakan untuk memberikan dukungan finansial, mengambil keputusan keuangan sepihak, menutup akses keuangan bersama, memaksa pasangan bekerja atau tidak mengizinkan pasangan memiliki penghasilan sendiri, hingga menggunakan nama pasangan untuk kepentingan pribadi.
6. Kekerasan verbal
Kekerasan verbal merupakan kekerasan yang akan menyakiti sisi emosional seseorang dengan menggunakan kata-kata kasar tanpa menyentuh. Kekerasan ini meliputi penghinaan, ancaman, dan komunikasi verbal lainnya yang bisa menyebabkan kerugian secara emosional.
Selain beberapa jenis kekerasan tersebut, KDRT juga tidak hanya dilakukan kepada pasangan, tapi juga ke anggota keluarga lainnya. Kekerasan bisa terjadi pada anak hingga orang tua.
Tanda-tanda pasangan berpotensi melakukan kekerasan
Mengenali tanda-tanda pasangan berpotensi melakukan kekerasan bisa menyelamatkanmu di masa depan. Meskipun belum tentu menjamin untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar akan melakukan kekerasan, tanda-tanda ini bisa memberikan sedikit petunjuk.
1. Kontrol dan dominasi
Pasangan cenderung sering melakukan pengendalian pada setiap aspek kehidupan termasuk dalam hubungan sosial, keuangan, hingga keputusan-keputusan yang seharusnya bersifat pribadi.
2. Perubahan emosional yang tiba-tiba
Perubahan emosi yang terjadi pada seseorang merupakan hal yang wajar. Namun, jika perubahan emosi terjadi secara terlalu drastis dan meluap-luap, hal ini perlu diwaspadai. Misalnya, ketika pasangan mulai marah-marah dan bertindak kasar.
3. Adanya riwayat kekerasan dalam hubungan sebelumnya
Setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukan perubahan menuju hal yang lebih baik dalam dirinya. Namun, perubahan tabiat tertentu akan memerlukan waktu dan harus dilakukan dengan keinginan kuat dari diri sendiri. Oleh sebab itu, jika ada riwayat seseorang melakukan kekerasan pada hubungan sebelumnya, hal ini bisa menjadi sebuah peringatan.
4. Muncul perasaan tidak aman
Alih-alih merasa disayangi dan aman dalam sebuah hubungan, kamu malah lebih sering merasa takut dan terancam dalam hubungan yang sedang kamu jalani. Rasa takut ini lebih sering muncul ketika pasangan sedang marah.
5. Manipulatif
Ciri-ciri orang yang melakukan kekerasan berikutnya adalah sifat manipulatif. Ia akan membuatmu merasa bahwa setiap tindakan yang ia lakukan merupakan dampak dari hal yang kamu lakukan. Misalnya, saat ia berlaku kasar, maka ia akan berkata bahwa kamu melakukan kesalahan sehingga ia melakukan kekerasan secara tidak sengaja.
6. Mengisolasi
Apakah kamu merasa memiliki jarak dengan keluarga dan teman-teman setelah menjalin hubungan dengan pasanganmu saat ini? Jika iya, berarti kamu dalam tahap isolasi yang mungkin dilakukan oleh pasanganmu. Hal ini ia lakukan untuk menutup kontakmu dengan orang sekitar sehingga lebih mudah memanipulasi dan membuatmu tidak bisa menghubungi orang lain saat terjadi kekerasan dalam hubungan kalian.
7. Ancaman untuk melakukan kekerasan
Meskipun belum dilakukan, tapi ia mudah sekali untuk mengatakan sesuatu yang berbau ancaman. Misalnya, ia mengatakan bahwa akan memukulmu jika kamu melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.
Yang harus dilakukan saat jadi korban KDRT
Menjadi korban KDRT merupakan sebuah momen yang memukul dan tidak ada yang menginginkannya terjadi. Untuk pulih pun butuh waktu yang relatif lama. Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan saat menjadi korban KDRT.
1. Prioritaskan keselamatan
Kekerasan dalam bentuk apapun merupakan sebuah bahaya sehingga jika sudah mengalami hal ini, memprioritaskan keselamatan adalah langkah pertama dan utama. Saat terjadi hal ini, usahakan untuk langsung pergi ke tempat yang aman, seperti ke rumah keluarga atau teman.
2. Jangan ditutupi
Beberapa orang mengatakan bahwa aib dalam rumah tangga sebaiknya tidak diumbar ke orang lain. Namun, saat keselamatanmu menjadi taruhan, usahakan untuk membicarakan situasi ini. Tidak perlu berbicara melalui media sosial supaya bisa dilihat semua orang jika tidak merasa nyaman, kamu bisa membicarakan hal ini pada orang terdekat yang bisa dipercaya.
3. Buat rencana keamanan
Jika kejadian ini sudah berulang, segera buat rencana keamanan untuk melindungi diri dari situasi-situasi yang berbahaya. Rencana ini bisa mencakup tempat mana saja yang aman, bagaimana cara berkomunikasi untuk mendapatkan keamanan, dan langkah apa yang akan diambil dalam keadaan darurat.
4. Cari dukungan emosional
Menghadapi semua sendiri akan terasa sulit sehingga kamu harus mencari dukungan emosional dari orang sekitar. Orang-orang ini bisa teman, keluarga, atau bahkan kelompok dukungan korban KDRT. Hal ini akan membuatmu merasa lebih didengar dan mendapatkan dukungan.
5. Hubungi layanan darurat
Jangan lupa simpanlah nomor darurat yang dapat dihubungi. Nomor ini bisa orang yang dipercaya maupun nomor layanan darurat, yaitu 112. Pastikan nomor ini mudah diakses dalam keadaan berbahaya.
6. Hubungi organisasi KDRT atau perlindungan perempuan
Saat ini ada banyak organisasi yang mau membantu para perempuan atau siapapun yang menjadi korban KDRT. Di tempat ini, keamananmu akan lebih terjaga. Selain itu, biasanya mereka juga akan membantu dalam memutuskan langkah-langkah apa yang harus diambil setelahnya.
7. Lindungi dokumen penting
Mungkin tidak banyak orang yang memikirkan hal yang satu ini. Namun, salah satu hal penting yang harus disiapkan adalah dokumen-dokumen penting. Dokumen ini meliputi KTP, paspor, surat nikah, hingga dokumen keuangan. Dokumen-dokumen ini juga perlu disimpan di tempat yang mudah diakses agar bisa dibawa setiap saat ketika harus meninggalkan rumah.
8. Hentikan komunikasi
Walaupun sudah berusaha untuk menjauh dan menghindari pasangan, ada kemungkinan ia akan terus mencarimu dan mencoba untuk tetap menjalin komunikasi. Ia akan berusaha untuk memanipulasi agar mau kembali melalui komunikasi ini. Oleh sebab itu, sebaiknya hentikan komunikasi dengan pasangan dan tutup akses agar mereka tidak bisa menghubungi. Jika perlu, gunakan alat keamanan dalam ponsel dan media sosial untuk melindungi diri dari ancaman atau penyadapan yang mungkin dilakukan.
9. Lakukan pelaporan
Jika merasa aman untuk melakukanya, kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan pelaporan pada pihak berwenang. Mereka bisa memberikan perlindungan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Itu dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat menjadi korban KDRT. Perlu kita ketahui bahwa kehidupan setelah nikah kadang tidak selalu berjalan dengan indah. Akan ada hal-hal tak terduga yang bisa dialami oleh siapa saja. Yang terpenting adalah keselamatan diri sendiri terlebih dahulu.