Pilih Kategori Artikel

Kriteria Pasangan Ideal Nggak Cuma dari Fisik, Kenali Juga Tipe Marah si Dia!
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Ketika membicarakan kriteria pasangan, biasanya orang akan lebih fokus dengan penampilan fisik, keuangan, atau pekerjaan. Namun, ada hal dasar lain yang sebenarnya harus dipastikan, lo. Hal ini adalah cara ia melampiaskan emosi ketika marah. Tentu saja setiap orang akan mengalami masa-masa sulit yang membuatnya stres. Namun, bagaimana ia bereaksi terhadap situasi ini merupakan hal yang penting. Pasalnya, tak jarang karena kemampuan mengontrol emosi yang rendah, pasangan dan anak malah menjadi korban. Bayangkan jika hal ini terjadi dalam jangka panjang.

Nah, untuk menghindari hal tersebut supaya tidak terjadi padamu, coba mulai sekarang amati bagaimana cara pasanganmu marah. Berikut ini beberapa tipe marah seseorang dan cara mengatasinya. Simak sampai habis, ya!

Jenis-jenis marah seseorang ternyata ada banyak, loh!

wm_article_img

Jika sekarang kamu sedang menjalin hubungan dengan kekasihmu, coba mulai identifikasi caranya untuk marah dan bagaimana mengatasinya.

1. Marah yang ekspresif

Tipe marah yang satu ini merupakan tipe marah yang paling sering ditemui, di mana seseorang akan secara langsung menunjukkan kemarahannya melalui kata-kata atau tindakan. Ia akan berbicara menggunakan nada yang tinggi atau menunjukkan sikap agresif, tapi tanpa melukai. 

Jika memiliki tipe pasangan seperti ini, kamu bisa memberikan ruang untuknya mengungkapkan kemarahan. Usahakan untuk menjawab dengan rasa tenang dan menghindari membalas kemarahannya. Jika sudah tenang, kalian bisa mulai mendiskusikan masalah apa yang terjadi dan mencari solusi bersama-sama.

2. Marah dengan diam

Pasangan yang senang marah dengan diam atau pasif agresif saat ini lebih dikenal sebagai seseorang yang gemar melakukan silent treatment. Ia mungkin tidak mengungkapkan kemarahannya, tetapi menunjukkan kemarahan melalui tindakan seperti dengan mendiamkan, menyindir, atau menunjukkan sikap tidak acuh.

Untuk mengatasi marah jenis ini, kamu bisa menanyakan dengan lembut mengenai apa yang mengganggunya ketika sudah menunjukkan indikasi bahwa ia marah. Orang tipe seperti ini juga biasanya akan membutuhkan waktu untuk menunjukkan perasaannya sehingga beri waktu dan bersabarlah. Tunjukkan bahwa kamu peduli dan siap mendengarkan ketika ia sudah siap untuk berbicara.

3. Marah yang meledak-ledak

Kemarahan ini dipicu oleh hal-hal kecil dan tiba-tiba muncul dengan intensitas yang tinggi. Jenis marah yang satu ini merupakan sebuah alarm untukmu. Untuk mengatasinya, jangan sampai ikut terbawa emosi. Berbicaralah dengan tenang, tapi tetap tegas. Jika kemarahannya terlalu intens, hal pertama yang harus kamu pastikan adalah keselamatanmu. Usahakan untuk membiarkan situasi mereda, baru mendiskusikan masalahnya dan mencari solusi bersama. 

4. Marah yang terpendam

Pasanganmu mungkin jarang menunjukkan kemarahan. Namun, kemarahan yang dipendam ini pada suatu waktu akan meledak dan sangat intens. Untuk mengatasinya, ajak pasangan supaya bisa rutin mengungkapkan perasaannya agar tidak ada yang terpendam. Ciptakan suasana yang aman dan nyaman untuknya berbicara. Caranya adalah dengan mendengarkan sambil berempati. Untuk mengantisipasi, kamu juga bisa mempelajari tanda-tanda awal ketika ia mulai merasa terganggu sehingga bisa diatasi sebelum menjadi lebih besar.

5. Marah yang manipulatif

Jenis marah yang satu ini cukup berbahaya. Pasangan akan menggunakan kemarahan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau untuk mengendalikan situasi. Untuk mengatasi hal ini, kamu perlu mengkomunikasikan bahwa manipulasi tidak dapat diterima dalam hubungan dan menjelaskan bagaimana perlakuan ini memengaruhimu. Jika manipulasi terus berlanjut, artinya kamu perlu mempertimbangkan ulang bagaimana jika kamu akan menghabiskan waktu bersamanya nantinya.

Tipe marah yang sebaiknya dihindari

wm_article_img

Jika kamu sudah mengetahui gambaran umum mengenai jenis marah-marah, ada detail yang lebih spesifik yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk dihindari. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Marah yang agresif dan menggunakan fisik

Saat pasangan menunjukkan kekerasan fisik ketika marah, seperti memukul, merusak barang, atau mengancam kekerasan sebaiknya kamu menghindarinya untuk dijadikan pasangan seumur hidup. Alasannya, hal ini bukan hanya akan membuatmu lelah secara emosional, tapi juga membahayakan keselamatanmu karena menciptakan lingkungan yang tidak aman. Hal ini akan semakin berbahaya apabila kalian memiliki anak-anak.

2. Marah yang meledak-ledak tanpa kontrol

Jika pasanganmu tiba-tiba marah dan ia sulit mengendalikan diri, lalu muncul teriakan, menghina, atau melakukan tindakan yang impulsif, saatnya untuk mempertimbangkan ulang keputusan menjadikannya pasangan seumur hidup. Kemarahan yang tanpa kontrol seperti ini akan menyakitimu apalagi jika jika terus-terusan dilakukan.  

3. Ia terus-terusan memanipulasi kemarahannya

Pasangan yang menggunakan kemarahannya untuk memanipulasimu akan melakukan berbagai cara, seperti meremehkan, membuatmu merasa bersalah, dan membuatmu melakukan apa yang ia inginkan. Manipulasi melalui kemarahan adalah bentuk kontrol emosional yang tidak sehat. Hal ini akan merusakmu dalam jangka panjang. Kamu jadi mulai mempertanyakan diri hingga kehilangan kepercayaan diri yang selama ini dimiliki karena menganggap apa yang dikatakan pasangan adalah sebuah hal yang benar. 

4. Kemarahan terjadi secara terus-menerus

Orang biasanya akan marah ketika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan kepada dirinya. Namun, jika kemarahan terus terjadi, hal ini menjadi sebuah red flag yang sebaiknya lekas kamu hindari. Ciri-cirinya adalah pasangan sering marah tanpa alasan yang jelas atau secara tidak logis terhadap berbagai situasi. Ia akan terus-terusan mencari kesalahan atau mengkritik apa yang kamu lakukan tanpa alasan yang jelas. Jika terus-terusan menerima hal ini, kamu akan kehilangan kepercayaan diri dan kebahagiaan.

5. Pendendam

Walaupun mungkin dampaknya tidak langsung muncul saat itu juga, menikah dengan seseorang yang memiliki sifat pendendam merupakan sebuah hal yang berisiko. Ciri-ciri dari pasangan ini adalah ia tidak melupakan kesalahan dan akan menyimpan rasa dendam yang akan menggunakan masa lalu sebagai senjata utama dalam setiap argumen. Menyimpan dendam dan mengungkit-ungkit masa lalu menghalangi penyelesaian konflik yang sehat dan membangun hubungan yang damai dan harmonis.

6. Terus-terusan bersifat pasif agresif

Meskipun ia sering diam ketika marah, hal ini akan membuatmu makan hati jika terjadi terus-terusan. Menunjukkan kemarahan dengan tindakan mendiamkan atau menyindir akan merusak cara berkomunikasi. Hal ini juga akan menyebabkan frustasi serta ketidakpahaman dalam sebuah hubungan.

Marah yang sehat

wm_article_img

Kemarahan adalah sebuah emosi yang dirasakan oleh semua orang. Namun, cara menyalurkannya yang berbeda-beda. Ada juga tipe marah yang sehat. Jika ia melakukan beberapa hal ini, kamu bisa mempertimbangkannya untuk dijadikan pasangan ke jenjang yang lebih serius.

1. Menyatakan permasalahan secara jujur

Saat ada sesuatu yang tidak ia senangi terhadap sesuatu yang terjadi di luar maupun yang kamu lakukan, ia akan menyatakan permasalahan secara jujur dan langsung. Ia akan menunjukkan bagian mana yang membuatnya marah dan tidak menyembunyikan perasaannya.

2. Tidak menyerang personal

Ketika marah, biasanya seseorang akan menyerempet ke banyak hal lain dan jadi tidak fokus pada permasalahan utama. Saat kemarahan terjadi karena pasangan, hal yang sering dibahas adalah mengenai hal personal yang tidak ada kaitannya dengan konflik. Ia yang marah dengan sehat tidak akan melakukan hal yang tidak relevan ini.

3. Mampu mengendalikan diri

Pengendalian diri adalah sebuah hal yang sangat penting ketika seseorang marah. Orang yang marah dengan sehat akan menghindari berteriak, menghina, melempar barang, atau bahkan melakukan kekerasan yang akan melukai pihak lainnya, baik fisik maupun emosional.

4. Fokus pada penyelesaian masalah

Hal ini adalah sebuah ciri utama seseorang mampu berpikir secara dewasa dan bisa marah dengan cara yang sehat. Tujuan utama dari mengungkapkan kemarahan seharusnya adalah untuk memperbaiki situasi dan mencari solusi bersama sehingga hal inilah yang seharusnya menjadi fokus utama.

5. Mengakui kesalahan dan minta maaf

Tak semua kemarahan bersumber dari pasangan. Namun, sebagai satu-satunya orang yang mungkin ada di situasi tersebut saat itu, sering kali pasangan menjadi samsak emosi dan terkena dampak kemarahan. Jika ia menyadari bahwa kemarahan mereka tidak berdasar atau berlebihan, ia mau mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Mulai sekarang, selain berfokus pada kriteria pasangan dari fisik dan kondisi finansial, coba lebih peka juga mengamati bagaimana pasanganmu saat marah, apakah tipe yang meledak-ledak atau justru si silent treatment? Selain mengetahui tipe marah pasangan, kamu juga harus mengidentifikasi tipe marahmu supaya bisa mengatasinya dan berubah menjadi sosok yang lebih baik, bukan hanya untuk pasangan, tapi juga diri sendiri.

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...