Ada satu pemandangan di pernikahan adat Indonesia yang rasanya langsung bikin hati adem. Sosok seorang mempelai wanita yang berjalan anggun, wajahnya berbingkai riasan lembut, dan di atas kepalanya bertengger sebuah mahkota perak atau emas yang bentuknya begitu unik, megah, namun sama sekali tidak terlihat angkuh. Mahkota itu adalah Siger Sunda.
Inilah "tanda tangan" dari keanggunan Parahyangan. Saat kita berbicara tentang baju adat Sunda, kita berbicara tentang sebuah filosofi yang utuh. Filosofi "geulis" (cantik) yang bukan cuma soal rupa. "Geulis" dalam pandangan orang Sunda adalah perpaduan antara keindahan fisik, kecerdasan (utek), dan budi pekerti (budi). Dan semua filosofi itu terwujud dalam satu paket busana pengantin yang luar biasa.
Berbeda dengan "saudaranya" dari Jawa (Solo dan Jogja) yang kental dengan aura sakral, mistis, dan riasan paes yang "berat", pengantin Sunda memancarkan aura yang berbeda. Auranya adalah cahaya, kelembutan, dan kesederhanaan yang mewah. Semuanya serba putih, bersih, dan bercahaya.
Artikel ini bakal ngajak kamu buat "ngabedah" (membedah) setiap jengkal keindahan busana ini. Kita akan kenalan lebih dekat sama Siger yang ikonik itu, nyari tau kenapa alisnya harus seperti burung, dan kenapa melatinya punya "jaring" yang cantik. Yuk, kita selami bareng pesona Neng Geulis dan Kang Kasep di hari bahagia mereka.
Sang Neng Geulis: Perwujudan Kesucian dan Keanggunan
Fokus utama dari baju adat Sunda ada pada sang mempelai wanita (Neng Geulis). Dandanan ini secara keseluruhan disebut Sunda Siger, yang merujuk pada mahkota yang dikenakannya. Filosofi utamanya adalah "Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh", yaitu saling mengasihi, saling mengasah (memintarkan), dan saling mengasuh (membimbing).
1. Mahkota Siger: Jantung Keindahan Parahyangan
Ini dia sang bintang utama. Siger adalah mahkota logam yang bentuknya khas, melengkung di dahi dan menjulang di sisinya.
a. Warna: Bisa perak, atau emas.
b. Bentuk & Filosofi: Siger itu bukan sekadar hiasan. Setiap lekuknya adalah doa.
- Bentuk Dasar: Dipercaya terinspirasi dari bentuk burung Merak yang anggun dan indah.
- Maknanya Dalam Banget: Siger adalah simbol kebijaksanaan, kehormatan, dan kearifan. Yang paling penting, Siger adalah simbol rasa hormat dan cinta seorang anak kepada orang tua dan leluhurnya.
- Beratnya Siger: Secara fisik, Siger itu lumayan berat (bisa 1,5 - 2 kg!). Tapi ini juga ada makna filosofisnya. Ini adalah pengingat buat si istri, bahwa kelak ia akan memikul tanggung jawab yang berat sebagai istri dan ibu. Ia harus tegar, kuat, dan sabar.
2. Hiasan Kepala Lainnya: Pelengkap Kemegahan
Siger pada baju adat Sunda tidak sendirian. Dia "dikawal" oleh aksesori lain yang bikin tampilannya makin sempurna.
a. Kembang Goyang
Ini adalah tusuk konde yang dipasang di belakang Siger dan akan bergoyang-goyang (mentul-mentul) saat si pengantin bergerak. Biasanya berjumlah lima (5) buah. Jumlah ini melambangkan Rukun Islam (bagi yang Muslim) atau Pancasila.
b. Ronce Melati
Untaian bunga melati adalah wajib. Di adat Sunda, untaian ini punya nama dan bentuk yang khas:
- Mangkuta (Jaring Melati): Ini beda banget dari adat lain. Melati dirangkai seperti "jaring" yang menutupi sanggul (cepol) di belakang. Ini simbol kesucian dan keanggunan yang "terjaga".
- Mayang Sari: Ini adalah untaian melati yang menjuntai di sisi kiri dan kanan, terkadang dibiarkan panjang sampai ke pinggang. Ini adalah simbol kelembutan hati.
3. Riasan Wajah: Jalak Ngore dan Pesona Lembut
Tidak hanya baju adat Sunda, riasan pengantin Sunda itu punya karakter yang beda banget sama Jawa. Kalo Jawa klasik identik dengan paes hitam dan bibir merah merona, riasan Sunda itu vibe-nya lembut, bersih, dan bercahaya.
- Tanpa Paes: Pengantin Sunda tidak memakai paes hitam di dahi. Dahinya dibiarkan bersih, "diserahkan" sepenuhnya pada kemegahan Siger.
- Alis Jalak Ngore: Ini dia ciri khasnya! Alisnya dibentuk melengkung tipis menyerupai burung Jalak yang lagi hinggap atau menukik (ngore). Filosofinya adalah agar si pengantin punya sifat seperti burung Jalak: cerdas, lincah, dan selalu membawa keceriaan.
- Sirih Ngembang (Pipit Konéng): Ini adalah blush on atau rona pipi. Warnanya soft pink atau peach lembut, dibubuhkan tipis-tipis aja buat ngasih kesan "tersipu malu" yang alami.
- Bibir: Biasanya warnanya soft dan natural, seperti pink atau nude, supaya tidak "bertengkar" sama Siger yang udah megah.
4. Busana: Kebaya Putih Simbol Kesucian
Untuk acara Akad Nikah, pakem busana pengantin Sunda adalah putih.
- Kebaya: Model kebaya brokat panjang berwarna putih bersih. Putih adalah simbol kesucian, ketulusan, dan lembaran baru kehidupan yang bersih.
- Kain Bawahan: Memakai kain batik (sinjang) dengan corak khas Sunda. Salah satu yang paling populer adalah Lereng Eneng, motif geometris miring yang mirip parang tapi lebih lembut.
- Beubeur (Ikat Pinggang): Memakai ikat pinggang yang disebut beubeur (dibaca: be-ber), biasanya warnanya disamakan dengan Siger (emas atau perak), sebagai simbol bahwa si istri siap "mengikatkan diri" pada suaminya.
Sang Kang Kasep: Wibawa Pendamping Sang Putri
Meskipun fokusnya ada di si Neng Geulis, pengantin pria (Kang Kasep) juga tampil gagah dan serasi dalam balutan baju adat Sunda.
1. Penutup Kepala:
Pria Sunda tidak memakai blangkon seperti Jawa. Mereka memakai Bendo. Bedanya apa? Bendo itu desainnya lebih simpel, kainnya dilipat kaku, dan tidak ada "benjolan" (mondolan) di belakang seperti blangkon Jogja.
2. Busana:
- Beskap: Sama seperti Jawa, pria Sunda juga pakai beskap. Untuk akad, warnanya putih bersih supaya serasi sama si wanita. Modelnya bisa Beskap Langenharjan (kancing miring) atau beskap modern.
- Kain Samping: Ini adalah kain batik yang dipakai sebagai bawahan.
3. Aksesori:
- Boro Sarangka (Keris): Menyelipkan keris di pinggang belakang. Ini bukan buat gagah-gagahan, tapi simbol tanggung jawab seorang suami sebagai pelindung keluarga.
- Ronce Melati: Kalung melati dikalungkan di leher sebagai simbol kesucian niat.
Sunda Siger Hijab: Evolusi yang Makin Dicintai
"Kak, aku kan pake hijab. Bisa tidak pake Siger?" Jawabannya: Bisa banget! Sama seperti pengantin Jawa, Sunda Siger Hijab adalah salah satu look paling populer di Indonesia, bahkan dipakai juga sama pengantin yang bukan orang Sunda saking cantiknya.
Caranya Gimana?
- Fondasi: Hijab (biasanya bahan spandex atau jersey yang nempel) dipakai dulu dengan style yang clean dan nutup leher.
- Siger Dipasang di Luar: Siger dipasang di atas hijab. Butuh keahlian khusus dan banyak jarum pentul/peniti sembunyi supaya kokoh.
- Kembang Goyang & Melati: Aksesori ini dipasang di atas hijab, di belakang Siger. Mangkuta (jaring melati) dibentuk indah menutupi bagian belakang hijab.
Hasilnya? Luar biasa anggun. Kesakralan Siger-nya dapet, syar'i-nya juga dapet. Perpaduan ini bener-bener "menang banyak".
Tren Modern: Warna-warni di Hari Resepsi
Kalau Akad Nikah identik dengan warna putih yang sakral, beda ceritanya pas Resepsi. Di sinilah para pengantin Sunda modern "bermain" warna termasuk pada baju adat Sunda-nya. Kebaya Sunda Siger buat resepsi sekarang hadir dalam berbagai warna:
- Warna Soft atau Pastel: Rose gold, champagne, sage green, baby blue. Ini ngasih kesan yang lembut dan modern banget.
- Warna Bold : Tidak jarang juga yang pakai warna bold seperti maroon atau navy blue buat ngasih kesan megah dan "mewah".
Tapi satu yang tidak berubah: Siger-nya tetap jadi bintang utama yang menyatukan semua tampilan itu.
Pesona "Geulis" yang Tak Lekang Waktu
Baju adat Sunda pengantin adalah sebuah paket komplit. Dia adalah perwujudan dari geulis yang sesungguhnya. Ada keindahan di Siger dan kebayanya. Ada kecerdasan di filosofi alis Jalak Ngore. Dan ada budi pekerti di simbol melati putih dan kebaya yang suci. Tidak heran kalo look ini jadi salah satu favorit sepanjang masa. Pesonanya itu ringan, bercahaya, dan adem banget dilihat. Sebuah perpaduan sempurna antara kemegahan seorang ratu dan kerendahan hati seorang istri yang anggun.
Sudah siap tampil geulis pisan di hari H? Langsung jelajahi vendor busana dan rias adat Sunda di WeddingMarket—semuanya tinggal klik!
Cover | Foto via Alyssa Daguise