Your Smart Wedding Platform

Menikah dengan seorang Workaholic? Siap-Siap dengan Hal ini ya!

02 Oct 2025 | By Intan Vandini Wedding Market | 44
Menikah dengan seorang Workaholic? Siap-Siap dengan Hal ini ya!

Menikah dengan orang yang sibuk bekerja atau workaholic memang punya tantangan sendiri. Jika pasangan termasuk tipe workaholic, waktunya sering lebih banyak dihabiskan untuk pekerjaan dibandingkan hal lain. Sebenarnya, bekerja keras itu baik karena bisa jadi semangat untuk membangun masa depan. Tapi kalau pekerjaan terlalu mendominasi, hubungan bisa terganggu, misalnya komunikasi jadi berkurang, muncul rasa kesepian, atau sering terjadi salah paham.

Karena itu, penting untuk sadar sejak awal bahwa punya pasangan yang workaholic tidak selalu mudah. Ada penyesuaian yang perlu dilakukan, baik secara mental maupun dalam membiasakan diri dengan rutinitas pasangan. Dengan cara ini, pernikahan tetap bisa berjalan harmonis tanpa merasa diabaikan. Artikel ini akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan supaya rumah tangga tetap hangat walau pasangan super sibuk bekerja.

Bagaimana Ciri-Ciri Seorang Workaholic?

Foto: pexels/ Mikhail Nilov

Menikah dengan pasangan yang termasuk workaholic bukan hal yang jarang terjadi, tapi bisa menimbulkan tantangan tersendiri dalam rumah tangga. Pasangan yang terlalu fokus pada pekerjaan kadang membuat waktu kebersamaan terasa terbatas, komunikasi menurun, dan perhatian terhadap pasangan berkurang. Penting untuk mengenali ciri-cirinya supaya kamu lebih siap menghadapi dinamika ini dan bisa menjaga keharmonisan rumah tangga.

1. Waktu Kerja yang Panjang dan Sulit Dilepas

Pasangan yang workaholic biasanya menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja, baik di kantor maupun di rumah. Bahkan ketika sudah waktunya libur, atau saat ada acara penting bersama keluarga, pikirannya tetap terikat dengan urusan pekerjaan. Tak jarang ponsel dan laptop menjadi teman yang tidak bisa dilepaskan, sehingga suasana kebersamaan pun terasa terganggu.

2. Perfeksionis dan Selalu Mengejar Hasil Maksimal

Orang dengan kecenderungan workaholic biasanya memiliki standar yang sangat tinggi terhadap pekerjaan. Mereka sulit merasa puas dengan hasil yang sudah dicapai, sehingga terus bekerja sampai setiap detail terlihat sempurna. Akibatnya, mereka sulit berhenti meskipun waktu sudah larut malam atau sebenarnya pekerjaan bisa ditunda.

3. Kurang Hadir Secara Emosional

Meski secara fisik ada di rumah, pasangan yang workaholic sering tidak sepenuhnya hadir secara emosional. Saat diajak berbicara atau berinteraksi, perhatian mereka masih terbagi dengan pekerjaan yang belum selesai. Hal ini membuat pasangan atau keluarga merasa kurang mendapat perhatian dan kedekatan emosional.

4. Mengorbankan Kesehatan dan Waktu Pribadi

Foto via spanisheyeclinic

Fokus yang berlebihan pada pekerjaan juga membuat mereka sering mengabaikan kesehatan tubuh, waktu tidur, maupun kesempatan untuk beristirahat. Kelelahan fisik, stres, hingga mudah sakit menjadi risiko yang bisa saja muncul karena keseimbangan hidup yang tidak terjaga.

5. Identitas dan Harga Diri Sangat Terkait Pekerjaan

Bagi sebagian workaholic, pekerjaan bukan hanya rutinitas, tapi juga tentang harga diri dan identitas. Mereka merasa keberhasilan hidup diukur dari pencapaian profesional. Hal ini membuat pekerjaan selalu berada di posisi paling penting, bahkan lebih tinggi daripada kebutuhan pribadi atau hubungan keluarga.

Mengenali ciri-ciri ini sejak awal bisa membantu kamu lebih memahami pola hidup workaholic dan mencari cara untuk menyesuaikan diri. Dengan kesadaran dan komunikasi yang baik, rumah tangga kalian bisa tetap bisa harmonis meski pasangan sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Dampak Workaholic pada Pernikahan

Foto via goodmenproject

Walaupun tujuannya baik, seperti mencari nafkah atau mengejar karier, kebiasaan workaholic ini bisa mengganggu komunikasi, mengurangi kedekatan, dan mempengaruhi kebahagiaan dalam pernikahan. Karena itu, penting untuk menyadari dampaknya supaya hubungan tetap berjalan harmonis.

1. Kurangnya Waktu Berkualitas Bersama Pasangan

Pasangan yang workaholic biasanya begitu tenggelam dalam pekerjaannya, baik saat di kantor maupun di rumah. Akibatnya, waktu untuk sekedar berbincang hangat, bercanda, atau melakukan aktivitas sederhana bersama pasangan jadi semakin berkurang.

Padahal, momen kecil inilah yang bisa memperkuat ikatan emosional. Jika terus berlanjut, pasangan bisa merasa kurang diperhatikan, bahkan merasa cintanya tidak dihargai, yang kemudian memunculkan jarak dalam hubungan.

2. Komunikasi Tidak Efektif

Ketika pikiran lebih banyak tersita untuk pekerjaan, komunikasi dengan pasangan bisanya hanya sebatas hal-hal kecil, misalnya tentang kebutuhan rumah tangga atau urusan sehari-hari. Jarang ada ruang untuk percakapan yang lebih dalam, seperti berbagi perasaan, harapan, atau kekhawatiran. Kurangnya komunikasi emosional ini bisa membuat pasangan merasa kesepian, seolah tidak punya tempat untuk berbagi hati, yang pada akhirnya memunculkan rasa frustasi.

3. Tingkat Stres yang Tinggi

Workaholic hidup dalam tekanan kerja yang tinggi dan sering kesulitan memisahkan antara urusan kantor dengan kehidupan pribadi. Tekanan tersebut biasanya ikut terbawa pulang, membuat suasana rumah jadi tidak nyaman. Pasangan yang sedang stres mudah lelah, cepat marah, dan kurang sabar. Kondisi ini tentu rentan memicu pertengkaran kecil yang berulang, hingga akhirnya bisa berkembang menjadi konflik besar.

4. Keseimbangan Rumah Tangga yang Terganggu

Pekerjaan yang selalu dijadikan prioritas utama membuat pasangan workaholic sering menunda atau bahkan mengabaikan tanggung jawab di rumah. Hal-hal sederhana seperti menemani anak, hadir di acara keluarga, atau membantu mengurus rumah bisa terlewat begitu saja. Lama-kelamaan, hal ini menimbulkan perasaan tidak adil dan membuat pasangan merasa sendirian dalam menjalani pernikahan, yang jelas bisa mengurangi keharmonisan rumah tangga.

5. Muncul Rasa Kesepian Emosional

Ketika pasangan terus-menerus sibuk bekerja, wajar jika muncul rasa diabaikan. Meski secara fisik ada di rumah, tapi secara emosional bisa terasa jauh. Pasangan bisa merasa kesepian, tidak diprioritaskan, dan kehilangan keintiman yang seharusnya menjadi inti dalam pernikahan. Jika dibiarkan, hal ini bisa menurunkan rasa percaya, menumbuhkan ketidakpuasan, dan membuat pernikahan terasa hambar.

Dengan komunikasi yang baik, manajemen waktu yang bijak, serta perhatian terhadap kebutuhan emosional masing-masing, pasangan tetap bisa menjaga kedekatan dan keharmonisan rumah tangga. Kunci utamanya adalah saling memahami, menghargai, dan menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Tips Menjalani Pernikahan dengan si Workaholic

Foto via Forbes

Menjalani pernikahan dengan pasangan yang workaholic memang tidak mudah. Waktu bersama sering terbatas, komunikasi bisa terhambat, dan rasa kesepian kadang muncul. Tapi, dengan sikap saling memahami dan strategi yang tepat, hubungan kalian tetap bisa dijaga supaya tetap harmonis dan penuh kasih sayang.

1. Bangun Komunikasi yang Jujur dan Terbuka

Komunikasi menjadi pondasi utama dalam menghadapi pasangan yang terlalu sibuk bekerja. Jangan pendam rasa kecewa atau kesepian, tapi sampaikan dengan jujur apa yang kamu rasakan. Pilih kata-kata yang penuh empati agar pasangan tidak merasa disalahkan.

Misalnya, lebih baik mengatakan, “Aku kangen ngobrol sama kamu setelah seharian sibuk,” daripada langsung menyudutkan dengan ucapan “Kamu selalu sibuk kerja!” Cara ini akan membuat pasangan lebih mudah memahami kebutuhan emosional kamu tanpa merasa terpojok.

2. Hargai Alasan dan Motivasi Pasangan

Sikap workaholic biasanya lahir dari rasa tanggung jawab yang besar, ambisi untuk maju, atau keinginan memberi kehidupan terbaik bagi keluarga. Alih-alih hanya melihat sisi negatifnya, cobalah untuk memahami niat baik dibalik semua kerja keras pasangan kamu. Dengan begitu, kamu bisa lebih sabar menghadapi situasi, sekaligus memberi dorongan supaya pasangan mau belajar untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga.

3. Buat Kesepakatan tentang Quality Time

Waktu bersama yang konsisten dengan pasangan sangat penting untuk menjaga kehangatan dalam hubungan. Kamu dan pasangan bisa membuat kesepakatan sederhana, misalnya makan malam tanpa gangguan gadget, atau meluangkan satu hari di akhir pekan untuk keluarga. Dengan adanya jadwal khusus ini, ada ruang pasti untuk mempererat kedekatan meski kesibukan pekerjaan tetap menanti.

4. Manfaatkan Waktu Singkat dengan Berkualitas

Foto: pexels/ fauxels

Tidak jarang, waktu bersama pasangan workaholic terasa begitu singkat. Tapi, bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, ya! Fokuslah pada kualitas kebersamaan, bukan sekadar lamanya waktu. Momen kecil seperti sarapan bersama, ngobrol sebentar sebelum tidur, atau perjalanan singkat bisa dimaksimalkan untuk berbagi cerita, memberikan sentuhan penuh kasih, atau mengucapkan kata-kata yang menenangkan. Hal sederhana ini justru bisa menjadi penopang keintiman.

5. Dorong Pasangan untuk Work Life Balance

Kesibukan yang berlebihan sering membuat pasangan rentan stres, mudah lelah, dan mengabaikan kesehatan. Kamu bisa berperan dengan cara-cara sederhana, seperti mengingatkan pasangan kamu  supaya cukup tidur, menyiapkan makanan bergizi, atau mengajaknya berolahraga ringan bersama. Selain bermanfaat untuk kesehatannya, aktivitas ini juga menjadi sarana kebersamaan yang menyenangkan.

6. Bangun Kehidupan Pribadi yang Seimbang

Penting juga untuk tidak terus-menerus memusatkan perhatian pada kekurangan pasangan. Isi waktumu dengan hal-hal positif yang bisa membuatmu tetap bahagia, seperti menjalani hobi, aktif di kegiatan sosial, atau mengembangkan potensi diri. Dengan menjaga kebahagiaan diri, kamu tidak akan merasa sepenuhnya bergantung pada pasangan. Hal ini justru memberi energi positif yang bisa memperkuat pernikahan kalian.

7. Cari Bantuan Profesional Bila Diperlukan

Foto: Pexels/Viktoria Slowikowska

Jika kondisi semakin berat dan mulai mengganggu kesehatan mental maupun keharmonisan pernikahan, jangan ragu mencari bantuan profesional. Konselor atau terapis pernikahan bisa membantu melihat masalah dari sudut pandang yang lebih objektif dan memberikan jalan keluar yang sehat. Ingat ya, langkah ini bukanlah tanda kegagalan, tapi sebuah bentuk usaha untuk menjaga hubungan tetap utuh dan bahagia.

Pada akhirnya, pernikahan yang sehat tidak selalu tentang banyaknya waktu yang dihabiskan bersama, tapi bagaimana kualitas kebersamaan itu dijaga. Dengan komunikasi yang jujur, kesepakatan yang adil, dan perhatian kecil yang konsisten, pernikahan dengan pasangan workaholic pun bisa tetap hangat dan membahagiakan.

Menikah dengan seorang workaholic memang membutuhkan kesabaran dan cara pandang yang lebih bijak. Pekerjaan yang menyita banyak waktu memang bisa menghadirkan tantangan. Tapi, dengan saling memahami, menjaga komunikasi, serta menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga, pernikahan tetap bisa berjalan hangat dan penuh cinta. Kuncinya adalah komitmen bersama untuk saling melengkapi, bukan saling menyalahkan, sehingga hubungan bisa tumbuh kuat meski kesibukan tidak pernah berhenti.

Hubungan yang hangat selalu butuh usaha dari kedua pihak. Yuk, temukan juga panduan, ide, dan inspirasi pernikahan yang bisa membantumu menjaga keharmonisan hanya di WeddingMarket.


Cover | Foto: via Sheknows.com


Artikel Terkait



Artikel Terbaru