Kekayaan setiap suku daerah dapat dilihat dari tradisi pernikahan yang mereka adakan. Karena, di dalam pernikahan, pasti terdapat prosesi yang sarat akan makna dan menggambarkan bagaimana budaya dari suku tersebut. Salah satu suku di Jawa Barat yang cukup terkenal adalah Sunda.
Kamu pasti sering melihat pasangan yang memilih konsep adat Sunda untuk memeriahkan acara pernikahannya. Mungkin, pernikahan menggunakan konsep Sunda menjadi salah satu favorit banyak pasangan.
Sebenarnya, bagaimana prosesi pernikahan adat Sunda itu? Apakah kamu sudah mengetahuinya? Yuk, mengenal prosesi pernikahan adat Sunda secara lengkap yang sarat akan makna dan memiliki filosofi mendalam. Khusus kamu yang ingin mengadakan pernikahan adat Sunda wajib mengetahui bagaimana prosesi pernikahan nantinya!
Rangkaian prosesi pernikahan adat Sunda
Beberapa hari sebelum pernikahan, ada enam rangkaian kegiatan yang akan kamu lalui bersama pasangan. Berikut prosesi sebelum pernikahan dilaksanakan:
Neundeun omong (menyimpan janji)
Prosesi pertama sebelum dilangsungkannya pernikahan adalah neundeun omong atau dikenal dengan menyimpan janji. Neundeun omong dilakukan untuk memastikan calon mempelai wanita belum menerima lamaran dari siapapun. Keluarga calon mempelai pria akan menemui kedua orang tua wanitanya untuk menanyakan hal tersebut.
Prosesi ini dilakukan karena zaman dulu sempat terjadi beberapa kasus seorang anak tidak mengetahui perihal pernikahannya sendiri.
Narosan atau nyeureuhan (lamaran)
Setelah calon mempelai pria memastikan pernikahan dengan wanitanya, dilanjutkan proses lamaran atau narosan. Pada prosesi ini, keluarga pria akan memberikan sirih lengkap bersama dengan uang pengikatnya.
Pemberian ini sebagai tanda bahwa pihak pria bersedia ikut membiayai pernikahan mereka nantinya. Selain itu, calon mempelai wanita akan mendapatkan cincin meneng atau belah rotan sebagai tanda untuk mengikat.
Nyandakeun (seserahan)
Sama seperti prosesi sebelum pernikahan pada umumnya, pihak pria memberikan seserahan berupa pakaian, peralatan rumah tangga, uang, makanan, atau barang-barang lainnya kepada calon pengantin wanita.
Pada prosesi pernikahan adat Sunda, pihak wanita juga akan memberikan seserahan sebagai tanda balas. Biasanya, proses nyandakeun ini akan dilakukan satu atau tujuh hari sebelum pernikahan.
Ngeyeuk seureuh
Pengeuyeuk akan memimpin prosesi ngeyeuk seureuh berlangsung. Proses ini dilakukan untuk mempersilahkan kedua calon pengantin memohon izin restu pada orang tua mereka dengan diiringi lagu kidung. Keduanya akan disawer dengan beras sebagai doa agar kehidupan mereka nantinya berlangsung dengan sejahtera.
Kemudian, dikeprak dengan sapu lidi sambil diberi nasihat dan kemudian kain putih penutup pengeuyeuk akan dibuka. Setelah dibuka, pembelahan mayang jambe atau buah pinang oleh calon mempelai pria akan dilakukan. Prosesi ini diakhiri dengan menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali.
Membuat lungkun
Pernah mendengar proses membuat lungkun dalam pernikahan adat Sunda? Membuat lungkun mendoakan kedua calon mempelai mendapatkan rezeki dan dapat dibagikan ke sanak saudaranya.
Nantinya, kamu dan pasangan akan dihadapkan dengan dua lembar sirih bertangkai yang akan digulung memanjang menjadi satu. Kemudian, sirih akan diikat dengan benang kanteh, diikuti oleh kedua orang tua dan kerabat dekat.
Proses membuat lungkun hanya boleh dihadiri oleh kedua orang tua dan keluarga terdekat saja.
Berebut uang
Rangkaian acara berebut uang akan dilaksanakan di bawah tikar sambil disawer. Berebut uang memiliki makna mendalam. Setiap orang akan berlomba-lomba dalam mencari rezeki.
Ngebakan atau siraman dalam pernikahan adat Sunda
Setelah semua proses persiapan sebelum pernikahan sudah selesai, calon mempelai wanita akan menjalani acara ngebakan atau siraman. Ngebakan dilakukan untuk menyucikan calon pengantin wanita secara lahir dan batin.
Dalam prosesi siraman ini, calon mempelai wanita akan melalui lima rangkaian kegiatan, diantanya:
Ngacekeun aisan
Proses siraman dimulai dengan melihat calon mempelai wanita keluar dari kamarnya. Ia akan digendong secara simbolis oleh sang ibu. Ayahnya akan ikut berjalan didepan dengan membawa lilin menuju tempat sungkeman.
Ngaras
Sebelum dimandikan, calon pengantin wanita akan memohon izin oleh kedua orang tuanya dengan melakukan sungkem dan mencuci kaki keduanya.
Pencampuran air siraman
Kembang tujuh rupa akan dicampurkan ke dalam air siraman, diantaranya kelopak mawar putih dan merah, magnolia alba (cempaka putih), cananga odorata (kenanga), polianthes tuberosa (sedap malam), michelia champaca (cempaka), jasminum officinale (melati biasa/melati gambir), dan melati.
Siraman
Calon mempelai wanita berjalan menuju tempat siraman dengan menginjak tujuh helai kain serta diiringi musik kecapi dan suling. Jumlah siraman harus berjumlah ganjil antara tujuh, sembilan, sampai sebelas orang. Siraman akan dimulai dengan ayah, ibu, dan dilanjutkan oleh para sesepuh keluarga.
Ngerik atau potong rambut
Sebagai simbol mempercantik diri lahir dan batin, calon mempelai wanita akan mengadakan prosesi potong rambut serta mencukur bulu-bulu halus di wajah.
Prosesi pernikahan adat Sunda
Proses siraman biasanya dilangsungkan sehari sebelum pernikahan. Setelah itu, kamu dan pasangan akan melalui 11 prosesi pernikahan adat Sunda lainnya. Berikut adalah rangkaian acara yang akan dilewati oleh kedua pengantin:
Penjemputan mempelai pria
Di dalam adat Sunda, pihak mempelai wanita akan menjemput calon suaminya untuk hadir di tempat pernikahan.
Ngabageakeun
Begitu sampai di tempat pernikahan, mempelai pria akan disambut dengan mengalungkan bunga melati oleh ibu dari calon istrinya. Setelah itu, calon mempelai wanita akan berjalan bersama kedua orang tua menuju tempat pernikahan.
Akad nikah
Setelah keduanya duduk di tempat mereka nantinya mengadakan janji suci pernikahan, prosesi yang ditunggu-tunggupun akan dilangsungkan. Keduanya akan melaksanakan akad nikah untuk meresmikan hubungan.
Sungkeman
Kedua mempelai sudah resmi menjadi suami istri dan mereka akan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua. Sungkeman dilakukan untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat sebagai seorang anak.
Saweran
Kedua orang tua memberikan nasihat sambil melempar uang logam, beras, kunyit, dan permen kepada pengantin yang duduk di bawah sebuah payung. Pemberian nasihat akan diiringi oleh kidung. Pelemparan uang logam dan beras sebagai simbol kemakmuran, kunyit merupakan tanda kejayaan, dan permen sebagai doa agar rumah tangga berjalan dengan manis.
Meuleum haruput
Rangkaian ini dilakukan dengan prosesi kedua pengantin saling menyalakan dan mematikan api secara bergantian. Media api menggunakan lidi (tulang rusuk daun kelapa) berjumlah tujuh dengan panjang 20 cm.
Meuleum haruput bukan dilakukan tanpa makna apapun. Dengan mematikan dan menyalakan api secara bergantian, kedua pengantin didoakan agar bisa menyelesaikan segala masalah rumah tangganya bersama-sama.
Nincak endog (menginjak telur)
Mempelai pria akan menginjak telur dan kemudian kotorannya dibersihkan oleh sang istri. Prosesi ini dilakukan sebagai lambang bahwa mempelai wanita masih seorang gadis dan pengantin prianya mampu memberikan keturunan. Istri yang membersihkan kotoran di kaki suami sebagai simbol pengabdiannya.
Ngaleupas japati
Pernahkah kamu melihat proses kedua orang tua pengantinnya melepaskan burung merpati bersama-sama? Proses tersebut bernama ngaleupas japati. Ritual ini sebagai tanda telah selesainya tanggung jawab kedua orang tua dan mereka mempersilahkan pasangan pengantin tersebut untuk hidup mandiri.
Muka panto (buka pintu)
Kedua mempelai akan dipisahkan sementara, pengantin pria di dalam dan wanitanya di luar pintu. Prosesi muka panto akan dimulai dengan mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Kemudian, keduanya akan saling berbalas pantun dari posisi masing-masing.
Huap lingkup
Setelah kedua orang tua melepaskan tanggung jawabnya, mereka akan memberi makan anak-anaknya di prosesi huap lingkup. Memberikan suapan kepada anak sebagai lambang asuhan terakhir mereka sebelum benar-benar melihat keduanya hidup mandiri tanpa orang tua. Huap lingkup juga menandakan kasih sayang orang tua terhadap anak dan menantu tidak ada bedanya.
Pabetot bakakak hayam
Akhirnya, kedua mempelai sampai di prosesi pernikahan adat Sunda terakhir. Kedua pengantin akan saling tarik-menarik ayam utuh. Siapapun yang mendapatkan bagian paling besar, harus berbagi pada pasangannya. Pabetot bakakak ayam memiliki makna mendalam, di dalam rumah tangga rezeki yang nantinya akan diterima harus dinikmati bersama-sama.
Prosesi pernikahan adat Sunda dan suku-suku lainnya memang memakan waktu lama. Selain itu, persiapan pernikahan juga memerlukan tenaga ekstra. Sebelum kamu dan pasangan memutuskan akan melangsungkan pernikahan adat, lengkapi terlebih dahulu informasi tentang bagaimana rangkaian tersebut akan berjalan.
Meskipun memerlukan waktu lama dan tenaga ekstra, melakukan pernikahan dengan konsep adat akan memberi kesan lebih sakral. Kamu dan pasangan sudah menjalankan salah satu tugas utama kita untuk melestarikan budaya dan tradisi Indonesia.
Kamu juga bisa mendapatkan diskon dan penawaran terbaik untuk mewujudkan pernikahan impian dengan menghadiri pameran pernikahan WeddingMarket Festival pada 18-19 Februari 2023 di The Krakatau Grand Ballroom. Dapatkan juga grand prizes senilai ratusan juta rupiah! Pesan Tiket Masuk Gratis dengan klik di tautan ini.