Pilih Kategori Artikel

Sejarah Cheongsam: Dari Pakaian Tradisional Menjadi Trend Fashion Modern
Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Jika kamu berasal dari etnis Tionghoa, mungkin kamu sudah tidak asing dengan pakaian cheongsam. Cheongsam sendiri merupakan sebutan untuk pakaian tradisional wanita yang berasal dari Tiongkok. Pakaian tradisional ini memiliki bentuk gaun panjang yang melekuk dengan tubuh  dan dihiasi dengan berbagai motif serta diikuti oleh bentuk kerah yang berdiri.

Untuk kamu yang penasaran dengan sejarah pakaian tradisional cheongsam ini, WeddingMarket telah merangkumnya pada informasi di bawah ini. Yuk cari tahu!

Apa Itu Cheongsam

wm_article_img

Cheongsam atau qipao dalam bahasa Mandarin adalah sebuah gaya berpakaian yang dikenakan oleh mayoritas perempuan Tionghoa.  Pada periode antara akhir 1920-an hingga 1960-an, cheongsam mencapai tingkat popularitas tertinggi. Pada masa itu, cheongsam menjadi pilihan utama busana bagi wanita Tionghoa yang tinggal di berbagai kota metropolitan seperti Tiongkok, Hongkong, Taiwan, dan Singapura.

Pada masa tersebut menjadi simbol elegansi dan keanggunan seorang wanita Tionghoa dalam berbusana. Pakaian ini juga menandai sebuah era di mana cheongsam menjadi simbol dari identitas budaya dan kebanggan bagi perempuan Tionghoa yang bukan hanya berada pada Tiongkok tapi perempuan etnis Tionghoa di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, pakaian cheongsam tidak hanya memperlihatkan keindahannya, tetapi juga bertransformasi sesuai dengan tren zaman, tetapi keberadaannya tetap mempertahankan warisan budaya yang kuat dan menarik.

Sejarah Pakaian Cheongsam

wm_article_img

Sejarah pakaian tradisional ini dimulai pada era Dinasti Qing tahun 1644-1911. Awalnya cheongsam hanyalah sebuah jubah panjang biasa yang digunakan oleh wanita Manchu. Manchu sendiri merupakan sebuah suku bangsa yang berasal dari Manchuria yang saat ini merupakan wilayah timur laut Tiongkok. Suku Manchu mendirikan Dinasti Qing pada tahun 1616 dan memerintah Tiongkok hingga tahun 1912.

Pada saat itu jubah panjang yang dikenakan oleh para wanita Manchu tersebut dipotong menjadi satu bagian yang menjuntai lurus ke mata kaki sehingga terdapat celah di kedua sisi jubah tersebut, namun pakaian lain yang dikenakan di bawahnya membuat kakinya tidak terlihat.

Cheongsam awalnya bukan menjadi pilihan utama, wanita Tionghoa pada saat masa itu lebih sering menggunakan pakaian yang terdiri dari atasan dan bawahan terpisah. Biasanya mereka menggunakan blus yang akan dipadukan dengan rok atau celana. Penyebab cheongsam belum menjadi pilihan utama karena bentuk busana ini dianggap mirip dengan pakaian tradisional pria yang dikenal dengan nama changshan (kemeja panjang) atau changpao (jubah panjang). 

Pada tahun 1912, sekelompok mahasiswi di Shanghai memperkenalkan cheongsam ke dalam dunia fashion Tiongkok. Motif utama di balik penggunaan cheongsam adalah untuk mengekspresikan semangat kesetaraan gender. Para mahasiswi ini mengadopsi cheongsam sebagai variasi dari jubah panjang yang umumnya dikenakan oleh para pria Tionghoa pada saat itu. 

Cheongsam awalnya dibuat dari bahan katun dan memiliki desain yang sederhana dengan lengan yang lebar dan longgar. Gaya pakaian ini kemudian menarik perhatian wanita lain di sekitar mereka, dan dengan cepat menjadi tren dalam dunia fashion Tionghoa.

Pada akhir tahun 1920-an, popularitas baju cheongsam mulai meluas di Shanghai. Dari sana, tren ini mulai menyebar ke kota-kota lain dengan komunitas Tionghoa yang besar, seperti Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Poster-poster kalender dari Shanghai yang menampilkan wanita mengenakan cheongsam juga ikut berperan dalam meningkatkan kepopuleran gaun tersebut di kalangan penduduk.

Cheongsam tidak hanya menjadi simbol gaya, tetapi juga merupakan simbol dari semangat perubahan sosial dan kesetaraan gender di Tiongkok pada saat itu. Pengenalan dan penyebaran cheongsam tidak hanya mengubah panorama fashion Tionghoa, tetapi juga memberikan suara kepada wanita untuk mengekspresikan diri mereka melalui busana yang mereka kenakan.

Sempat Dilarang Pemerintah

wm_article_img

Dalam sejarahnya, penggunaan pakaian cheongsam sempat menurun karena dilarang oleh pemerintah Tiongkok pada saat itu. Ideologi egaliter yang dianut negara membuat perempuan Tiongkok beralih ke busana yang lebih seragam dengan pria, seperti jaket dan celana panjang. Dengan adanya kebijakan tersebut, hal ini menggambarkan pergeseran dalam preferensi mode yang mencerminkan nilai-nilai kolektivitas dan kesetaraan yang dianut oleh rezim komunis.

Simbolisme tradisional dan femininitas yang terkandung dalam cheongsam mulai redup, digantikan oleh pakaian yang lebih bersifat praktis dan bersifat gender-netral. Perubahan ini mencerminkan dinamika sosial dan politik pada masa itu, di mana penekanan pada kesetaraan gender dan penampilan yang lebih seragam menjadi prioritas atas ekspresi individual melalui mode.

Bentuk Cheongsam

wm_article_img

Pakaian cheongsam memiliki ciri khas berbentuk gaun panjang dengan kerang tinggi yang terdapat pada area leher, belahan pada samping kanan dan kiri, serta bukaan bukaan asimetris di bagian depan yang membentang dari tengah kerah hingga ketiak serta ke samping.  Bagian bukaan ini seringkali dihiasi dengan kancing dan loop yang disebut sebagai hua niu, atau kancing bunga dalam terjemahannya.

Cheongsam dibuat menggunakan bahan seperti satin, sutra, brokat, beludru, renda, dan katun. Penggunaan berbagai bahan ditujukan agar cheongsam dapat disesuaikan dengan kondisi musim cuaca dan acara. 

Cheongsam memiliki dua varian utama, yaitu cocok untuk digunakan sebagai pakaian sehari-hari dan ada juga yang cocok digunakan pada acara-acara yang dilaksanakan pada malam hari, seperti acara pernikahan. Perbedaan yang mendasari dari kedua varian ini adalah cheongsam yang digunakan untuk pakaian sehari-hari cenderung memiliki desain yang lebih sederhana dengan sedikit hiasan, sementara cheongsam untuk pakaian acara-acara malam memiliki desain yang lebih mewah dan rumit sehingga sering ditemukan dengan hiasan  payet dan manik-manik yang mempercantik gaun tersebut.

Jika kamu ingin mengenakan pakaian ini, jangan hanya memperhatikan mengenai desain dan motif tetapi juga perhatikan kualitasnya. Cheongsam yang berkualitas tinggi tidak hanya akan terlihat cantik, tetapi juga nyaman dipakai dan tahan lama.

Makna Pakaian Tradisional Cheongsam

wm_article_img

Sebuah pakaian tradisional tidak lepas dari berbagai makna yang terkandung di dalamnya. Pakaian cheongsam tidak hanya sekadar pakaian, tetapi juga merupakan lambang identitas dan warisan budaya yang kaya. Di kalangan wanita Tionghoa yang lebih tua, cheongsam dianggap sebagai sebuah simbol kehormatan dan keanggunan yang mencerminkan kedalaman nilai-nilai tradisional mereka. Dalam setiap jahitan dan motifnya, cheongsam menceritakan kisah panjang tentang sejarah, budaya, dan identitas Tionghoa.

Trend Fashion Modern

wm_article_img

Pada generasi muda saat ini, pandangan terhadap cheongsam mungkin sedikit berbeda. Mereka melihatnya tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai bagian dari mode kontemporer yang dapat disesuaikan dengan gaya hidup modern mereka. Terinspirasi oleh perkembangan zaman dan tren fashion, mereka lebih condong kepada jenis cheongsam yang telah dimodifikasi dan diadaptasi agar lebih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

Namun, walaupun mungkin terdapat perbedaan dalam perspektif antara generasi yang lebih tua dan lebih muda, penting untuk diakui bahwa cheongsam tetap memegang peran penting dalam merawat identitas etnis dan kekayaan budaya Tionghoa. Baik sebagai pakaian formal yang dipakai dalam acara-acara resmi maupun sebagai pilihan gaya sehari-hari, keindahan dan keanggunan cheongsam tetap memberikan pesan yang kuat tentang kebanggaan akan warisan budaya Tionghoa.

Seiring dengan perubahan zaman, tidak mengherankan jika terdapat penyesuaian dalam cara penggunaan pakaian cheongsam. Tetapi dengan begitu, esensi dan nilai-nilai yang terkandung dalam busana ini tetap ada dan tak ternilai harganya. Sebagai bagian dari sebuah simbol keindahan, keanggunan, dan kekayaan budaya Tionghoa, cheongsam terus hidup dan berkembang, mengikuti jejak perjalanan zaman. Dengan pesona dan keunikannya pakaian tradisional ini menjadi  istimewa bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.

Itulah sejarah pakaian cheongsam dari pakaian tradisional menjadi tren fashion modern yang harus kamu ketahui. Dengan informasi ini, semoga kamu dapat lebih menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya serta memahami evolusi fashion global yang telah memengaruhi perjalanan sejarahnya.

Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...